Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip12821, author = {Muhammad Rahman and Moehammad Awaluddin and Hani'ah Hani'ah}, title = {ANALISIS SPASIAL KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DI KOTA SOLO}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {5}, number = {3}, year = {2016}, keywords = {Ruang Terbuka Hijau, Citra IKONOS, Pertumbuhan Penduduk}, abstract = { ABSTRAK Berdasarkan peraturan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa presentasi Ruang Terbuka Hijau pada wilayah perkotaan minimal sebesar 30% dari luas kota. Penyediaan RTH di wilayah perkotaan sedikit mengalami kesulitan dikarenakan permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan. Hal ini umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis. Dengan demikian perlu adanya analisis untuk mengetahui kondisi RTH di Kota Solo masih sesuai atau tidak. RTH dapat diidentifikasi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan citra satelit. Karena citra satelit mampu menampilkan permukaan bumi secara luas, sehingga bisa digunakan untuk mengidentifikasi tutupan lahan salah satunya yaitu RTH. Sebelum melakukan pemrosesan data menggunakan citra satelit, langkah awal yang dilakukan adalah uji ketelitian citra, karena proses ini sangat penting untuk menentukan kualitas dari citra satelit. Setelah itu dilakukan Registrasi peta, Registrasi peta sendiri merupakan proses transformasi koordinat dari yang belum ada menjadi ada. Baru kemudian dilakukan interpretasi dan digitasi sesuai dengan jenis ruang terbuka hijau sampai dengan penghitungan luasnya. Analisis dengan cara digitasi bertujuan untuk mengetahui ketersediaan, luas, dan lokasi persebaran ruang terbuka hijau. Adapun hasil dari analisis tersebut didapatkan luas Ruang Terbuka Hijau Kota Solo Tahun 2015 sebesar 581,101 Ha atau sekitar 12,458% dari total luas Kota. Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas ruang terbuka hijau belum memenuhi jumlah yang ditentukan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan juga berdasarkan jumlah penduduk dan prediksi pertumbuhan penduduk dari tahun 2014 sampai tahun 2019. Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Citra IKONOS, Pertumbuhan Penduduk ABSTRACT According to the regulations of Law No. 26 Year 2007 on Spatial Planning determines that the presentation of green open space in urban areas of at least 30% of the area of the city. The provision of green space in urban areas little difficulty because demand for land use of the city continue to grow for the construction of various urban facilities. It is generally detrimental to the presence of green space which is often regarded as reserve lands and uneconomical. Thus the need for analysis to determine the condition of the green space in the city of Solo are still appropriate or not. RTH can be identified in several ways, one of which is by using satellite imagery. Because satellite imagery is able to show the earth's surface area, so that it can be used to identify land cover one of them is green space. Before performing the processing of data using satellite images, the first step to do is test the accuracy of the image, because the process is very important to determine the quality of satellite imagery. Once that was done Register maps, maps Registration itself is a coordinate transformation process from which no be no. Only later do the interpretation and digitization accordance with the type of green open space up to the counting extent. Analysis by means of digitization aims to determine availability, spacious, and the location of the distribution of green open space. The results of the analysis obtained vast green open space the city of Solo in 2015 amounted to 581.101 ha, or approximately 12.458% of the total area of the City. It can be concluded that the vast green open space not meet the amount specified in Law No. 26 Year 2007 on Spatial Planning and also based on population and population growth forecasts from 2014 to 2019. Keywords: green open space, IKONOS Imagery, Population Growth *) Penulis Penanggung Jawab }, issn = {2809-9672}, pages = {41--51} doi = {10.14710/jgundip.2016.12821}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/12821} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Berdasarkan peraturan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa presentasi Ruang Terbuka Hijau pada wilayah perkotaan minimal sebesar 30% dari luas kota. Penyediaan RTH di wilayah perkotaan sedikit mengalami kesulitan dikarenakan permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan. Hal ini umumnya merugikan keberadaan RTH yang sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis. Dengan demikian perlu adanya analisis untuk mengetahui kondisi RTH di Kota Solo masih sesuai atau tidak.
RTH dapat diidentifikasi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu dengan menggunakan citra satelit. Karena citra satelit mampu menampilkan permukaan bumi secara luas, sehingga bisa digunakan untuk mengidentifikasi tutupan lahan salah satunya yaitu RTH. Sebelum melakukan pemrosesan data menggunakan citra satelit, langkah awal yang dilakukan adalah uji ketelitian citra, karena proses ini sangat penting untuk menentukan kualitas dari citra satelit. Setelah itu dilakukan Registrasi peta, Registrasi peta sendiri merupakan proses transformasi koordinat dari yang belum ada menjadi ada. Baru kemudian dilakukan interpretasi dan digitasi sesuai dengan jenis ruang terbuka hijau sampai dengan penghitungan luasnya.
Analisis dengan cara digitasi bertujuan untuk mengetahui ketersediaan, luas, dan lokasi persebaran ruang terbuka hijau. Adapun hasil dari analisis tersebut didapatkan luas Ruang Terbuka Hijau Kota Solo Tahun 2015 sebesar 581,101 Ha atau sekitar 12,458% dari total luas Kota. Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas ruang terbuka hijau belum memenuhi jumlah yang ditentukan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan juga berdasarkan jumlah penduduk dan prediksi pertumbuhan penduduk dari tahun 2014 sampai tahun 2019.
Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Citra IKONOS, Pertumbuhan Penduduk
ABSTRACT
According to the regulations of Law No. 26 Year 2007 on Spatial Planning determines that the presentation of green open space in urban areas of at least 30% of the area of the city. The provision of green space in urban areas little difficulty because demand for land use of the city continue to grow for the construction of various urban facilities. It is generally detrimental to the presence of green space which is often regarded as reserve lands and uneconomical. Thus the need for analysis to determine the condition of the green space in the city of Solo are still appropriate or not.
RTH can be identified in several ways, one of which is by using satellite imagery. Because satellite imagery is able to show the earth's surface area, so that it can be used to identify land cover one of them is green space. Before performing the processing of data using satellite images, the first step to do is test the accuracy of the image, because the process is very important to determine the quality of satellite imagery. Once that was done Register maps, maps Registration itself is a coordinate transformation process from which no be no. Only later do the interpretation and digitization accordance with the type of green open space up to the counting extent.
Analysis by means of digitization aims to determine availability, spacious, and the location of the distribution of green open space. The results of the analysis obtained vast green open space the city of Solo in 2015 amounted to 581.101 ha, or approximately 12.458% of the total area of the City. It can be concluded that the vast green open space not meet the amount specified in Law No. 26 Year 2007 on Spatial Planning and also based on population and population growth forecasts from 2014 to 2019.
Keywords: green open space, IKONOS Imagery, Population Growth
*) Penulis Penanggung Jawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro