skip to main content

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 2 Feb 2016.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km2  merupakan kota berkembang yang padat dari segi penduduk dan sebaran kendaraan bermotor yang mengkonsumsi bahan bakar setiap harinya. Oleh karena itu SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) sebagai agen resmi penyalur BBM juga kian berkembang pesat. Banyaknya pendirian SPBU khususnya di wilayah Semarang tak lepas dari manfaat dan kerugiannya terutama masalah kesesuaian lahannya. Disamping memperhatikan kesesuaian lahannya juga harus ada surat izin tempat usaha yang dikeluarkan baik oleh Pemerintah Daerah/Kota. Dalam hal ini SIG mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan SPBU menggunakan metode Analytical Hierarchy Processing (AHP).

Dari analisis dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) menunjukkan besar bobot untuk masing-masing parameter sebesar 32,29 % untuk kemiringan lahan, 27,48 % untuk kelas jalan, 15,57% untuk jarak dengan SPBU terdekat, 10,21% untuk jumlah kendaraan per kecamatan, 6,79% untuk daerah potensi longsor, 4,67% untuk daerah potensi banjir, dan 3 % untuk jarak dengan permukiman.

Dari hasil overlay peta hasil skoring didapatkan tiga klasifikasi kesesuaian lahan yaitu sangat sesuai, sesuai, dan tidak sesuai. Dari total SPBU di Kota Semarang sebanyak 60 SPBU, didapatkan analisis kesesuaian lahan sebanyak 25 SPBU masuk dalam kategori sangat sesuai, 31 SPBU masuk dalam kategori sesuai, dan 4 SPBU masuk dalam kategori tidak sesuai.

Kata Kunci : SPBU, AHP, SIG

 

 

ABSTRACT

Semarang city with an area of 373.70 km2 is a growing city that is dense in terms of population and distribution of motor vehicles consume fuel every day. Therefore the gas stationas an authorized agent distributor of fuel is also growing rapidly. Number of the establishment, especially in the area of Semarang gas stations could not be separated from the benefits and disadvantages especially issues of land suitability. Besides the suitability of the land must also be a location permit issued either by the local government / municipal. In this case the GIS has benefits that can be used to analyze the suitability of land filling stations using Analytical Hierarchy Processing (AHP).

From the analysis using Analytical Hierarchy Process (AHP) showed large weights for each parameter by 32.29% for the slope of the land, 27.48% for the class of roads, 15.57% for the distance to the nearest gas station, 10.21% for the number of vehicles per sub-district, 6.79% for a potential landslide area, 4.67% for areas of potential flooding, and 3% for the distance to the settlements.

From the resulting overlay maps scoring result obtained three classifications of land suitability is very suitable, appropriate and not appropriate. Of total stations in the city of Semarang as many as 60 gas stations, land suitability analysis found as many as 25 gas stations in the category very fit, 31 gas stations fit into the category, and 4 gas stations do not fit into the category.

Keywords : SPBU, AHP, SIG

 

*) Penulis, Penanggungjawab
Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.