skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 22 Oct 2014.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan intensi perilaku seksual pada siswa SMP Negeri X. Konformitas adalah kesediaan individu untuk mengubah perilakunya yang bersifat negatif sebagai akibat dari tekanan kelompok yang nyata maupun yang dipersepsikan dengan tujuan agar bisa selaras dengan anggota kelompok lainnya.Intensi perilaku seksual adalah keinginan seseorang untuk melakukan tindakan yang didorong oleh hasrat seksual, mulai dari perasaan tertarik sampai perilaku berkencan, bercumbu, dan bersanggama (hubungan seksual) dengan lawan jenisnya. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas 7 dan 8 SMP Negeri X dengan total 597 siswa yang terdiri dari 17 kelas, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 138 siswa yang terdiri dari 4 kelas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu skala konformitas (21 aitem valid, α = 0,851) dan skala intensi perilaku seksual (42 aitem valid, α = 0,936). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ialah korelasi Pearson atau Product Moment Correlation (rxy). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy= 0,352 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara konformitas dengan intensi perilaku seksual. Semakin tinggi konformitas, maka semakin tinggi intensi perilaku seksual, demikian pula sebaliknya semakin rendah konformitas, maka semakin rendah intensi perilaku seksual.
Fulltext View|Download
Keywords: Konformitas,Intensi Perilaku Seksual, Siswa SMP

Article Metrics:

  1. Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior second edition. New York: Open University Press
  2. Aronson, E. (2008). The social animal tenth edition. New York: Worth/Freeman
  3. Brown, B. B., & Prinstein, M. J. (2011). Encyclopedia of adolescence: Interpersonal and sociocultural factors. London: Academic Press
  4. Ciccarelli, S. K., & Meyer, G. E. (2006). Psychology. New Jersey: Pearson Prentice Hall
  5. Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  6. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman R. D. (2009). Human development edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika
  7. Santrock, J. W. (2007). Remaja jilid 1 edisi 11. Jakarta: Erlangga
  8. Santrock, J. W. (2012). A topical approach to life-span development sixth edition. New York: The McGraw-Hill Companies
  9. Sarwono, S. W. (2002). Psikologi sosial: Individu dan teori-teori psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka
  10. Sarwono, S. W. (2012). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers
  11. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  12. Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi edisi 9. Jakarta: Erlangga

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.