skip to main content

MAKNA TAWURAN STUDI FENOMENOLOGIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 24 Aug 2013.

Citation Format:
Abstract

Tawuran antarmahasiswa di Univeristas Hasanuddin berbeda dengan tawuran antarmahasiswa di perguruan tinggi lainnya. Perbedaannya meliputi tidak memperbolehkan penggunaan senjata tajam, tidak melibatkan perkelahian face to face dan hanya sebatas pelemparan batu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami makna tawuran menurut mahasiswa yang terlibat. Metode penelitian kualitatif fenomenologi dipergunakan dalam penelitian ini mengingat fokus utama penelitian ini adalah makna dari pengalaman subjek. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, materi audio dan dokumentasi. Pengambilan subjek menggunakan teknik snowball sampling. Subjek diperoleh sebanyak empat orang mahasiswa dari angkatan 2006 hingga mahasiswa angkatan 2009.

Hasil penelitian ini menunjukkan makna tawuran dari mahasiswa yang terlibat tawuran antarmahasiswa Universitas Hasanuddin antara lain: solidaritas, kepuasan diri, sebagai sebuah seni, ajang melepas penat, sarana mengasah kebersamaan, menambah teman, dan adanya pride feeling. Komponen personal yang dimiliki subjek meliputi prinsip, kekeluargaan, pembentukan kepribadian, ego pemuda, prasangka dan victim feeling. Komponen sosial yang muncul meliputi pola asuh, hubungan sosial, budaya siri’ na pacce’ dalam aspek tanggung jawab, keberanian dan kepemimpinan.

Fulltext View|Download
Keywords: makna tawuran, budaya siri’ na pacce’, mahasiswa Universitas Hasanuddin

Article Metrics:

  1. Ajzen, I. (2000). Attitudes, Personality, and Behavior. New York. Open University Press
  2. Baron, R. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial: Jilid 2. Jakarta. Erlangga
  3. Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
  4. Bastian, F. (2010). Tawuran Unhas: Sekam yang belum juga Padam. Diakses dari http://februadi.com/tawuran-unhas-sekam-yang-belum-juga-padam/784/. Diakses tanggal 19 Desember 2012
  5. Berkowitz, L. (2003). Agresi 1, Sebab dan Akibatnya. Jakarta. Pustaka. Binaman Pressindo
  6. Chaplin, J. P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada
  7. Haditono, S. R. (1990). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  8. Kahija, H. F. L. (2006). Pengenalan dan Penyusunan Proposal/ Skripsi Penelitian Fenomenologis (Versi Bahasa Informal). Seri Metodologi Penelitian Kualitatif Psikologi Undip
  9. Koeswara, E. (1992). Logoterapi: Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta. Penerbit Kanisius
  10. Mannahao, M. I. (2010). The Secret of Siri’ na Paesse’. Makassar. Pustaka Refleksi
  11. Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
  12. Nuraeni. & Faturochman. (2006). Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Faktor Prasangka Sosial dan Identitas Sosial dalam Perilaku Agresi Pada Konflik Warga (Kasus Konflik Warga Bearland dan Warga Palmeriam Matraman Jakarta Timur). Universitas Gadjah Mada
  13. Santoso, S. (2010). Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung. PT Refika Aditama
  14. Sarwono, S. W. (1999). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta. Balai Pustaka
  15. Sarwono, S. W & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  16. Su, W. & Mrug, S. (2010). Journal of Clinical Child & Adolescent Psychology 39(6). Social Cognitive and Emotional Mediators Link Violence Exposure and Parental Nurturance to Adolescent Aggression. Taylor & Francis Ltd

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.