skip to main content

PENGALAMAN AYAH DALAM MENGASUH TUNANETRA: INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS

Fakulas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Dec 2022; Published: 5 Dec 2022.
Open Access Copyright 2022 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract
Peran dalam mengasuh biasanya dilakukan oleh ibu, akan tetapi kehadiran anak berkebutuhan khusus dalam keluarga dapat memunculkan keinginan ayah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami, mengeksplorasi dan mendeskripsikan pengalaman ayah dalam mengasuh tunanetra. Penelitian ini melibatkan tiga orang ayah yang dipilih memakai teknik purposive sampling dengan kriteria, yaitu ayah bekerja dan memiliki anak tunanetra yang mengalami kebutaan total (totally blind) sejak lahir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis dengan teknik analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa dukungan keluarga menjadi penguat ayah dalam menerima ketunanetraan anak. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga terlihat dari cara ayah mengajarkan anak kedisiplinan dan kemandirian serta dukungan terhadap pengembangan bakat anak. Selain itu, muncul perbedaan hubungan antara ayah dengan anak perempuan dan laki-laki terlihat dari aktivitas yang dilakukan bersama. Penelitian ini memunculkan dua tema induk, yaitu (1) dinamika penerimaan, dan (2) dinamika pengasuhan.
Fulltext View|Download
Keywords: kebutaan total; pengalaman ayah; pengasuhan

Article Metrics:

  1. Alfaruqy, M.Z. & Indrawati, E.S. (2021). Keputusan mengakhiri relasi suami-istri: Sebuah studi fenomenologis. Psychopolytan: Jurnal Psikologi, 5(1), 8-19. https://doi.org/10.36341/psi.v5i1.1847
  2. Benjamin, J. (2012). Father and daughter identification with difference: A contribution to gender heterodoxy. Psychoanalytic Dialogues, 1(3), 277-299. https://doi.org/10.1080/10481889109538900
  3. Datta, P. (2014). Self-concept and vision impairment. British Journal of Visual Impairment, 32(3), 200-210. https://doi.org/10.1177/0264619614542661
  4. Desideria, B. (2015, November 12). Hari ayah nasional: Indonesia negara tanpa ayah, benarkah?
  5. Liputan6.com. https://www.liputan6.com/health/read/2364314/hari-ayah-nasionalindonesia-negara tanpa-ayah-benarkah
  6. Dewi, D. S., & Mulyo, M. (2017). Psychological well being pada siswa tunanetra. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 6, 11-23
  7. Faradina, N. (2016). Penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. eJournal Psikologi, 4(4), 18-23. http://doi.org/10.30872/psikoborneo.v4i1.3925
  8. Fitriyah, C., & Rahayu, S. A. (2013). Konsep diri pada remaja tunanetra di Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya. Jurnal Penelitian Psikologi, 4(1), 46-60
  9. Hidayati, F., Kaloeti, D. V. S., & Karyono. (2011). Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal Psikologi Undip, 9(1). https://doi.org/10.14710/jpu.9.1
  10. Indrasari, S. Y., & Affiani, L. (2018). Peran persepsi keterlibatan orang tua dan strategi pengasuhan terhadap parenting self-efficacy. Jurnal Psikologi Sosial, 16(02), 78-85. https://doi.org/10.7454/jps.2018.8
  11. Jackson, L. M. (2010). Where’s my daddy: Effects of fatherlessness on women’s relational communication [Thesis, San Jose State University]. SJSU Scholar Works. https://doi.org/10.31979/etd.xy86-vnm6
  12. Kristiana, I. F., & Widiyanti, C. G. (2016). Buku ajar psikologi anak berkebutuhan khusus. UNDIP Press
  13. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai moral dan penanganan konflik dalam keluarga. Prenadamedia
  14. Mangunsong, F. (2009). Psikologi anak luar biasa. PT. Refika Aditama
  15. Melati, L. (2013). Penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunanetra. Jurnal Psikologi Universitas Esa Unggul, 11(1), 39-49
  16. Muharani, Q. (2009). Kemandirian pada penyandang low vision studi kasus berdasar teori kepribadian Adler [Tesis, Universitas Diponegoro]. Eprints Undip. http://eprints.undip.ac.id/11138/
  17. Munjiat, S. M. (2017). Pengaruh fatherless terhadap karakter anak dalam perspektif islam. AlTarbawi Al Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1)
  18. Palkovitz, R. (2002). Involved fathering and men’s adult development: Provisional balances. Lawrence Erlbaum Associates, Inc
  19. Salsabila, F., & Masykur, A. M. (2018). Ketika anakku “tak sama”: Interpretative phenomenological analysis tentang pengalaman ayah mengasuh anak down syndrome. Jurnal Empati, 7(1), 1-8. https://doi.org/10.14710/empati.2018.20140
  20. Santoso, M. B., Wibhawa, B., & Ishartono. (2018). Penerimaan orang tua terhadap anak dengan retardasi mental. Social work journal, 8(1), 31-38. https://doi.org10.24198/share.v8i1.16111
  21. Santrock, J. W. (2014). Adolescence (15th ed.). McGraw-Hill Education
  22. Septiningsih, D. H. N., & Cahyanti, I. Y. (2014). Psychological well-being ayah tunggal dengan anak penderita cerebral palsy. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 3(1), 50-58
  23. Smith, J. A. (2013). Dasar-dasar psikologi kualitatif: Pedoman praktis metode penelitian. Nusamedia
  24. Somantri, T. S. (2012). Psikologi anak luar biasa. PT. Refika Aditama
  25. Sujito, E. (2017). Dinamika penerimaan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus [Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta]. Eprints. http://eprints.ums.ac.id/58798/
  26. Welch, A. (2017, Mei 25). Study finds striking differences in how dads treat sons and daughters
  27. CBS News. https://www.cbsnews.com/news/study-finds-striking-differences-in-how-dadstreat-sons-daughters/

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.