skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DAN MORALITAS PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 WELERI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 7 Nov 2022; Published: 7 Nov 2022.
Open Access Copyright 2022 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga dan moralitas pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Weleri. Moralitas merupakan seluruh kualitas perbuatan manusia yang dikaitkan dengan nilai baik dan buruk yang mengajarkan bagaimana manusia harus hidup secara baik, serta memiliki pemahaman mengenai norma dan aturan untuk membedakan hal yang baik dan buruk agar dapat berperilaku yang sesuai di masyarakat. Keharmonisan keluarga merupakan keadaan di dalam keluarga yang terdapat kesadaran anggota keluarga (ayah dengan ibu, ibu dengan remaja, dan ayah dengan remaja, remaja dengan saudara kandung) sehingga terjalin hubungan yang baik, saling menghargai, pengertian, keterbukaan, dan diwarnai dengan kasih sayang disertai kegiatan pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan efektif sehingga tercipta rasa aman dan saling melindungi sesama anggota keluarga. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 208 siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Weleri dari keseluruhan sampel 495 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan dua skala alat ukur, yaitu Skala Keharmonisan Keluarga (34 aitem, α=0,894) dan Skala Moralitas (31 aitem, α=0,883). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana diperoleh rxy=0,393 dengan p=0,000 (p>0,05). Artinya, semakin tinggi keharmonisan keluarga maka semakin tinggi pula moralitas yang dimiliki pada remaja, dan sebaliknya. Keharmonisan keluarga memberikan sumbangan efektif sebanyak 15,4% terhadap moralitas pada remaja.
Fulltext View|Download
Keywords: keharmonisan keluarga; moralitas; remaja

Article Metrics:

  1. Asmani. J. M. (2012). Kiat mengatasi kenakalan remaja. Buku Biru
  2. Berns, M. R. (2013). Child, family, school, community socialization and support (6th ed.).Wadsworth Thomson
  3. Chaplin, JP. (2001). Kamus lengkap psikologi. PT. Raja Grafindo Persada
  4. Firmansyah, M. (2018, Oktober 6). KPAI: tawuran pelajar 2018 lebih tinggi dibanding tahun lalu.Tempo.co. https://metro.tempo.co/read/1125876/kpai-tawuran-pelajar-2018-lebih-tinggi-dibanding-tahun-lalu
  5. Gunarsa, S. D., & Gunarsa, S. Y. D. (2004). Psikologi praktis: Anak, remaja, keluarga. Gunung Mulia
  6. Hardy, S.A. & Walker, L.J. (2014). Moral identity as moral ideal self: Links to adolescent outcomes. Developmental Psychology, 50(1), 45-57. https://doi.org/10.1037/a0033598
  7. Hariz, S. A. (2013). Hubungan antara persepsi keharmonisan keluarga dan konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja. Persona, 2(1), 1-7. https://doi.org/10.30996/persona.v2i1.57
  8. Harsanti, I., & Verasari, G. D. (2013). Kenakalan pada remaja yang mengalami perceraian orangtua. Jurnal Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Teknik Sipil)
  9. Haswar, A. M. (2019, September 19). Ditegur agar merapikan baju, siswa sma tampar wajah guru. Kompas. https://regional.kompas.com/read/2019/09/19/13571461/ditegur-agarmerapikan-baju-siswa-sma-tampar-wajah-guru
  10. Hurlock, E.B. (2009). Psikologi perkembangan: Suatu rentang pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Erlangga
  11. Kartono, K. (2007). Psikologi anak. Mandar Maju
  12. Krebs, D. L. (2011). The origins of morality: An evolutionary account. Oxford University Press, Inc
  13. Mighwar, M. (2006). Psikologi remaja. Pustaka Setia
  14. Muniriyanto & Suharnan. (2014). Keharmonisan keluarga, konsep diri dan kenakalan remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 156-164. https://doi.org/10.30996/persona.v3i02.380
  15. Rahman, F. (2010). Hubungan egosentris dengan kompetensi sosial remaja siswa SMP Muhammadiyah 22. [Skripsi, Universitas Setia Budi]. Repository Universitas Setia Budi. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2384/1/FAUZI%20RAHMAN-FPS.pdf
  16. Santrock, W. (2007). Adolescence: Perkembangan remaja. Erlangga
  17. Sunarto, H., Hartono, A (2008). Perkembangan peserta didik. Rineka Cipta
  18. Utama, D. (2018, November 30). 17.000 pelajar jateng terindikasi mengidap HIV/AIDS karena seks sejenis. Merdeka. https://www.merdeka.com/peristiwa/17000-pelajarjateng-terindikasi-mengidap-hivaids-karena-seks-sejenis.html
  19. Walgito, B. (2007). Pengantar psikologi umum. Andi Offset
  20. Waty, A. (2017). Hubungan interaksi sosial dengan perkembangan moral pada remaja di sma uisu medan. Jurnal Psikologi Konseling, 10(1), 11-24. https://doi.org/10.24114/konseling.v10i1.9629
  21. You, D., & Penny, N.H. 2011. Assessing students’ moral reasoning of a values-based Education. Psychology Research, 1(6), 385 – 391. https://doi.org/10.17265/2159-5542/2011.06.002
  22. Yusuf, S. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. PT Remaja Rosada
  23. Zuriah, N. (2008). Pendidikan moral & budi pekerti dalam perspektif perubahan. Bumi Aksara

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.