skip to main content

Job Insecurity dan Motivasi Kerja pada Guru Sekolah Dasar (SD) Honorer di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 12 Dec 2021; Published: 12 Dec 2021.
Open Access Copyright 2021 Jurnal EMPATI under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/.

Citation Format:
Abstract

Bekerja menjadi guru honorer merupakan pekerjaan yang cukup berat. Motivasi kerja merupakan upaya individu dalam menyelesaikan pekerjaan. Salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap motivasi kerja adalah job insecurity. Job insecurity merupakan kekhawatiran individu terhadap pekerjaannya. Dengan demikian, perlu melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job insecurity dengan motivasi kerja pada guru sekolah dasar honorer di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 guru sekolah dasar honorer (L=19, P=81). Sampel didapatkan melalui cluster random sampling.  Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Job Insecurity (16 aitem; α=0,844) dan Skala Motivasi Kerja (18 aitem; α=0,854). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara job insecurity dengan motivasi kerja pada guru sekolah dasar honorer di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap, dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,381 p = 0,000 (p<0,05). Artinya semakin tinggi job insecurity, maka semakin rendah motivasi kerja guru sekolah dasar honorer dan sebaliknya semakin rendah job insecurity, maka semakin tinggi motivasi kerja guru sekolah dasar honorer. Job insecurity memberikan sumbangan efektif sebesar 14,5% terhadap motivasi kerja pada guru sekolah dasar honorer di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap.

Fulltext View|Download
Keywords: job insecurity, motivasi kerja, guru sekolah dasar honorer

Article Metrics:

  1. Ajiputra, M. S., & Yuniawan, A. (2016). Analisis pengaruh job insecurity dan kepuasan kompensasi terhadap turnover intention serta dampaknya pada kinerja karyawan (Studi pada PDAM Kabupaten Semarang). Diponegoro Journal of Management, 5(1), 1–15. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
  2. Anugraheni, I. (2017). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar guru-guru Sekolah Dasar. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(2), 205–212. https://doi.org/10.24246/j.jk.2017.v4.i2.p205-212
  3. Ardy, L. P. (2018). Pengaruh job insecurity terhadap perilaku kerja inovatif melalui mediasi work engagement. Fenomena: Jurnal Psikologi, 27(2), 30–49
  4. Ashford, S., Lee, C. & Bobko, P. (1989). Content, causes, and consequences of job insecurity. A theory-based measure and substantive test. Academy of Management Journal, 32 (4), 803-829
  5. Azwar, Saifuddin. (2014). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  6. Azwar, Saifuddin. (2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  7. Azwar, Saifuddin. (2017). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  8. Bonita, R., & Nurtjahjanti, H. (2016). Hubungan antara job insecurity dengan motivasi kerja pada karyawan Pt. Nyonya Meneer Semarang. Jurnal Empati, 5(3), 549–552
  9. Cendhikia, D. B., Utami, H. N., & Prasetya, A. (2016). Pengaruh konflik kerja dan stres kerja terhadap motivasi kerja karyawan dan kinerja karyawan (Studi pada karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Witel Jatim Selatan). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 35(2), 136–145
  10. Chovwen, C., & Invensor, E. (2009). Job insecurity and motivation among women in Nigerian consolidated banks. Gender in Managemen, 5(24), 316-326. https://doi.org/10.1108/17542410910968788
  11. Clayton P, Alderfer. (2011). The Practice of Organizational Diagnosis. New York:Oxford University Press
  12. Damayanti, S. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai tetap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur tahun 2014. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Tingginya, 1(3), 139–149
  13. Dashboard GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Retried From https://referensi.data.kemdikbud.go.id/dashboardgtk/ptk_dash2.php?id=20 20 September 2020
  14. Datalamon, N., Liando, D., & Kumayas, N. (2018). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah (Studi pada kantor satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten Bolaang Mongondow). Eksekutif (Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan), 1(1), 1–12
  15. De Witte, H., Vander Elst, T., & De Cuyper, N. (2015). Job insecurity, health and well-being. In J. Vuori, R. Blonk, & R. H. Price (Eds.), Aligning perspectives on health, safety and well-being. Sustainable working lives: Managing work transitions and health throughout the life course (p. 109–128). Springer Science + Business Media. https://doi.org/10.1007/978-94-017-9798-6_7
  16. Faruqi, D. (2018). Upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa melalui pengelolaan kelas. Evaluasi, 2(1), 294–310
  17. Fouriswadi, A., Willian, S., & Muntari. (2016). Hubungan motivasi dan kepuasan kerja dengan komitmen kinerja guru honorer di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Kediri. Jurnal Praktisi Administrasi Pendidikan (JPAP), 1(1), 112–132
  18. George dan Jones. (2013). Essentials of Contemporary Management. Bandung: Alfabeta
  19. Greenglass, E. R., Burke, R. & Fiksenbaum, L. (2002). “Impact of restructuring, job insecurity and job satisfaction in Hospital Nurses”. Stress News: January, 14 (1):1-7
  20. Greenhalgh, L., & Rosenblatt, Z. (1984). Job insecurity: Toward conceptual clarity. Academy of Management Review. Vol. 9, No. 3, 438-448
  21. Hanafiah, M. (2013). Pengaruh kepuasan kerja dan ketidakamanan kerja (Job insecurity) dengan intensi pindah kerja (Turnover) pada keryawan PT. Buma Desa Suaran Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Jurnal Psikoborneo, 1(3), 178–184. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/3329
  22. Hanifa, Muslihudin, M., & Hartati, S. (2016). Sistem pendukung keputusan menentukan besar gaji untuk guru honorer di Kabupaten Pesawaran menggunakan metode fuzzy saw. Jurnal Teknologi, 9(1), 83–88
  23. Harahap, D. S., & Khair, H. (2019). Pengaruh kepemimpinan dan kompensasi terhadap kepuasan kerja melalui motivasi kerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 69–88. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3404
  24. Hasibuan, Malayu S. P. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
  25. Hasibuan, Malayu S.P. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
  26. Herzberg, Frederick. (2011). Herzberg‟s Motivation-Hygiene Theory and Job Satisfaction in The Malaysian Retail Sector: The Mediating Effect Of Love Money. Sunway University Malaysia: Teck Hang Tan and Amna Waheed
  27. Indrayani, N., & Suwandana, I. G. M. (2020). Peran moderasi status kepegawaian pada hubungan job insecurity dengan komitmen organisasional. E-Jurnal Manajemen, 9(3), 1210–1229
  28. Juhji. (2016). Peran urgen guru dalam pendidikan. Studia Didaktika, 10(1), 52–62
  29. Kinnunen, U., Mauno, S., Natti, J., & Happonen, M. (2000). Organizational antecedents and outcomes of job insecurity: a longitudinal study in three organizations in Finland. Journal of Organizational Behavior, 21(4), 443–459. https://doi.org/https://doi.org/10.1002/(SICI)1099-1379(200006)21:4<443::AID-JOB24>3.0.CO;2-N
  30. Kusuma, Y. B., Swasto S, B., & Musadieq, M. Al. (2015). Pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan (Studi pada karyawan tetap PT. Otsuka Indonesia di Lawang, Malang). Profit, 09(01), 43–56. https://doi.org/10.21776/ub.profit.2015.009.01.5
  31. Laksmi, K. K., & Budiani, M. S. (2015). Psychological well being dan motivasi kerja pada pegawai Dinas Pendidikan. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan, 6(1), 50–53. https://doi.org/10.26740/jptt.v6n1.p50-53
  32. Mangkunegara, A. A. A. P. (2005). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
  33. Mangkunegara, A. A. A. P. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya
  34. Manuaba, I. A. A. M., & Astiti, D. P. (2014). Hubungan ketidakamanan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan kontrak pada PT. Bank Cimb Niaga TBK, Wilayah Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 25–40
  35. Maslow, A. H. (1994). Motivasi dan kepribadian 2: Teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia (Ed. rev.). Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo
  36. McClelland, D. (2008). David McClelland’s Motivational Needs Theory. NetMBA.com. www.google.com/motivation-mcclelland.htm
  37. Nopiando, B. (2012). Hubungan antara job insecurity dengan kesejahteraan psikologis pada karyawan outsourcing. Journal of Social and Industrial Psychology, 1(2), 1–6. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip/article/view/2637
  38. Notoatmodjo, S., (2009). Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka Cipta
  39. Pasewark, W.R., & Strawser, J.R. (2001). The determinants and outcomes associated with job insecurity in a professional accounting environment. Behavioral Research in Accounting, vol 8
  40. Prestiana, N. D. I., & Putri, T. X. A. (2013). Internal locus of control dan job insecurity terhadap burnout pada guru honorer Sekolah Dasar Negeri di Bekasi Selatan. Jurnal Soul, 6(1), 57–76
  41. Robbins, Stephen P., & Judge, Timothy A. (2009). Organizational behavior. 13 ThreeEdition, USA: Pearson International Edition, Prentice -Hall
  42. Robbins, Stephen P., & Judge, Timothy A. (2013). Organizational behavior edition 15. New Jersey: Pearson Education
  43. Riduwan. (2002). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung: Alfabeta
  44. Rowntree, D. (2005). Educational technology in curriculum development. Great Britain: Harper and Row
  45. Sandi, FM. (2014). Analisis pengaruh stress kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap turnoverintention karyawan pada karyawan pabrik PT. Panverta Cakrakencana Pandaan. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Skripsi (Belum Dipublikasi)
  46. Sampurno, D., & Wibowo, A. (2015). Kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan kerja, motivasi kerja, dan kinerja guru di SMK Negeri 4 Pandeglang. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 3(2), 165–180. https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JPEB.003.2.5
  47. Simarmata, R. H. (2014). Upaya peningkatan motivasi kerja guru sekolah dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 2(1), 654–831
  48. Smithson, J., & Lewis, S. (2000). Is job insecurity changing the psychological Contract. Personnel Review 29(6)
  49. Subariyanti, H. (2017). Hubungan motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PTLR Batan. Jurnal Ecodemica, 1(2), 224–232. http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica/article/view/2102/pdf
  50. Sudaryono. (2017). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press
  51. Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  52. Sutrisno, Edy. (2011). Manajemen sumber daya manusia. Penerbit: Jakarta, Kencana
  53. Sverke, M., & Hellgren, J. (2002). The nature of job insecurity: Understanding employment uncertainty on the brink of a new millennium. Applied Psychology, 51(1), 23–42. https://doi.org/10.1111/1464-0597.0077z
  54. Triska, F., & Sukhirman, I. (2013). Hubungan antara job insecurity dan komitmen organisasi pada guru honorer Sekolah Dasar Negeri di Depok. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 20(1), 1–20
  55. Wening, Nur. (2005). Pengaruh ketidakamanan kerja (job insecurity) sebagai dampak rekstruturisasi terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi dan intensi keluar survivor. Empirika, 18(1), 35-48
  56. Winardi, J. (2011). Teori organisai dan pengorganisasian. Jakarta: Rajawali Pers
  57. Winardi, J. (2014). Teori organisasi dan pengorganisasian. Jakarta: Rajawali Press
  58. Winardi, J. (2016). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.