skip to main content

PENGALAMAN BERKELUARGA PADA WANITA YANG DIJODOHKAN (SEBUAH INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 1 Jul 2020; Published: 17 Jul 2023.
Open Access Copyright 2023 Jurnal EMPATI
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Perjodohan merupakan salah satu metode pernikahan yang masih ada hingga saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman berkeluarga pada wanita yang dijodohkan. Penelitian ini melibatkan dua partisipan yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria wanita yang menikah karena dijodohkan, perjodohan disebabkan penolakan orang tua terhadap hubungan masa lalu partisipan, memiliki usia pernikahan minimal dua tahun, dan bersedia menjadi partisipan penelitian yang dibuktikan dengan pengisian informed consent. Pengumpulan data menggunakan teknik in-depth interview dan analisis dengan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Terdapat tiga tema induk yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) latar belakang perjodohan; (2) dinamika proses penyesuaian pernikahan; dan (3) kepuasan pernikahan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa proses penyesuaian partisipan I memerlukan waktu yang cukup lama dibanding partisipan L. Hal tersebut terjadi karena I menerima perjodohan secara terpaksa, sedangkan L sudah melakukan penerimaan sejak awal. Menurut I, pernikahan karena perjodohan bukan sesuatu yang mengerikan, melainkan proses adaptasi antar pasangan menuju kebahagiaan. Sedangkan menurut L, perjodohan merupakan bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) yang akan menghantarkan pasangan pada kehidupan pernikahan yang direstui dan berakhir bahagia. Masing-masing partisipan merasakan dampak positif perjodohan dan kepuasan pernikahan setelah melakukan berbagai macam penyesuaian.

Fulltext View|Download
Keywords: interpretative phenomenological analysis; kepuasan pernikahan; penyesuaian pernikahan; perjodohan

Article Metrics:

  1. Alfaruqy, M. Z. (2019). Bismillah, saya menikah studi kasus pembentukan keluarga pada pasangan mahasiswa. Al-Qolb Jurnal Psikologi Islam, 10(2), 103-112. https://doi.org/10.15548/alqalb.v10i2.954
  2. Allendorf, K.,& Ghimire, D. (2013). Determinants of marital quality in an arranged marriage society. Social Science Research, 42(1), 59-70. https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2012.09.002
  3. Aman, J., Abbas, J., Nurunnabi, M., & Bano, S. (2019). The relationship of religiosity and marital satisfaction: The role of religious commitment and practices on marital satisfaction among pakistani respondents. Behavioral Sciences, 9(3), 1-13
  4. Bahana, O. N. (2015). Penyesuaian pernikahan dengan pasangan dan makna pernikahan pada perempuan yang dijodohkan [Skripsi, Universitas Sanata Dharma]. Repository USD. https://repository.usd.ac.id/2069/
  5. Bravo, M. P., Martinez, P. A. & Ruiz, I. J. (2014). Arranged marriages: Women for sale. Procedia, 132, 564-569. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.354
  6. Faye, A., Kalra, G., Subramanyam, A., Shah, H., Kamath, R., & Pakhare, A. (2013). Study of marital adjustment, mechanisms of coping and psychopathology in couples seeking divorce in India. Sexual and Relationship Therapy, 28(3), 257-269. https://doi.org/10.1080/14681994.2013.772576
  7. Hary, J. (2019, Februari 22). Pernikahan batal gara-gara calon pengantin wanita menghilang, diduga kabur karena menolak perjodohan. Jogja Tribunnews. https://jogja.tribunnews.com/2019/02/22/pernikahan-batal-gara-gara-calon-pengantin-wanita-kabur-diduga-menolak-dijodohkan-orangtuanya
  8. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Salemba Humanika
  9. Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Erlangga
  10. Kaplan, M., & Maddux, J. E. (2002). Goals and marital satisfaction: Perceived support for personal goals. Journal of Social and Clinical Psychology, 21(2), 157-164. https://doi.org/10.1521/jscp.21.2.157.22513
  11. Kartono, K. (2007). Psikologi wanita. Mandar Maju
  12. Khalatbari, J., Ghorbanshiroudi, S., Azari, K., Bazleh, N., & Safaryazdi,N. (2013). The relationship between marital satisfaction (based on religious criteria) and emotional stability. Social and Behavioral Sciences, 84, 869 – 873. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.06.664
  13. Khandpur, U. (2017). Arranged marriage in village and middle class India. Lewis Honors College Capstone Collection, 29, 1-16
  14. Kumala, A & Dewi, T. (2015). Peran memaafkan dan sabar dalam menciptakan kepuasan perkawinan. Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi, 1, 39-44
  15. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Kencana Prenada Media Group
  16. Mardhatillah, M. (2014). Perempuan Madura sebagai simbol prestise dan pelaku tradisi perjodohan. Musawa: Jurnal Studi Gender dan Islam, 13(2), 167-178. https://doi.org/10.14421/musawa.2014.132.167-178
  17. Nawaz, S., Javeed, S., Haneef, A., Tasaur, B., & Khalid, I. (2014). Perceived social support and martial satisfaction among love and arranged marriage couples. International Journal of Academic Research and Reflection, 2, 41-50
  18. Ningsih, E. Y & Pambudi, H. (2015). Perjodohan pada masyarakat Bakeong Sumenep Madura. Paradigma. 3, 1-5
  19. Novitasari, D. W. (2015). Keterbukaan pada pasangan arranged married mengenai dimensi passion dalam comitted romantic relationships. Commonline Departemen Komunikasi, 4, 134-147
  20. Nurhayati, A. (2011). Pernikahan dalam perspektif Al-Quran. ASAS: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(1), 99-111. https://doi.org/10.24042/asas.v3i1.1651
  21. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R.D. (2014). Menyelami perkembangan manusia: Experience human development. Salemba Humanika
  22. Puspitawati, H., & Tin, H. (2009). Modul mata kuliah pengantar ilmu keluarga: Sistem dan dinamika keluarga. Institut Pertanian Bogor
  23. Putri, L & Nora, S. (2020). Perjodohan dalam masyarakat Jorong Binuang Nagari Sandi Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Perspektif:Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 3(2), 255-261. https://doi.org/10.24036/perspektif.v3i2.241
  24. Raina, P., & Maity, T. (2018). An empirical study on marital satisfaction between arranged and self marriage couples in bangalore. International Journal of Indian Psychology, 6(1), 101-108
  25. Republik Indonesia. (1974). Undang-undang No. 1 Tahun 1974. Republik Indonesia
  26. Rumondor, P. C. B. (2011). Gambaran penyesuaian diadik pada pasangan dewasa muda di awal pernikahan. Humaniora, 2, 468-476
  27. Sarwono, W. S. (2010). Teori-teori psikologi sosial. Rajawali Pers
  28. Wardhani, N. A. K.(2012). Self disclosure dan kepuasan perkawinan pada istri di usia awal pernikahan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1, 1-9

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.