skip to main content

Motivasi Gay Dalam Hubungan Seksual

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia

Published: 2 Jan 2019.

Citation Format:
Abstract

Penyebaran HIV/AIDS di kota Surabaya adalah salah satu yang tertinggi kedua setelah kota Jakarta. Gay merupakan istilah untuk menyebutkan lelaki yang menyukai ketertarikan sesama lelaki sebagai partner seksual, serta memiliki ketertarikan baik secara perasaan atau erotik. Dilihat dari perilaku seksual pada gay yang melakukan hubungan seksual dengan pasangan tetap atau berganti-ganti pasangan akan mendapatkan resiko yang rentan terhadap penularan penyakit HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi gay dalam hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengambilan sampling yang digunakan yaitu snowball sampling. Data diperoleh dengan wawancara mendalam. Teknik analisa data dilakukan dengan model Miles dan Huberman. Jumlah riset partisipan ada 5 orang. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya 4 kategori yang berkaitan dengan motivasi gay dalam hubungan seksual, yaitu gambaran diri dan respon keluarga, riwayat kehidupan sebagai seorang gay, faktor yang mempengaruhi berganti pasangan seksual serta dampak kesehatan. Kehidupan sebagai seorang homoseksual dipicu oleh tiga faktor, yaitu precipating event, conditioning event dan consequence event. Penelitian ini juga menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi gay berganti pasangan seksual, yaitu faktor pergaulan, pilihan pribadi, kepuasan seksual dan media sosial. Dampak kesehatannya, yaitu penularan penyakit HIV/AIDS dan IMS jika melakukan hubungan seksual tidak menggunakan kondom.

Fulltext View|Download
Keywords: gay, faktor, motivasi

Article Metrics:

  1. Anniswah, N. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Berisiko Ims Pada Remaja Pria Di Indonesia. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
  2. Arini, L. (2017). Pengalaman hidup sebagai gay di kota padang tahun 2016. Larasuci Arini, Pengalaman Hidup Sebagai Gay Di Kota Padang Tahun 2016, XI(77), 243–255
  3. Azizah, S. N. (2013). Journal of Non Formal Education and Community Empowerment. Konsep Diri Homoseksual Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Semarang, 2(2), 39–45
  4. Dermawan, A. M. (2011). Sebab, Akibat dan Terapi Pelaku Homoseksual, 1–17
  5. Efrida, E. (2014). Imunopatogenesis Treponema pallidum dan Pemeriksaan Serologi, 3(3), 572–587. Retrieved from http://jurnal.fk.unand.ac.id
  6. Fritantus, Y. (2014). Implementasi Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS di kota surabaya, 175–183
  7. Hening, P., & Fridari, I. G. A. D. (2014). Dinamika Kesetiaan Pada Kaum Gay, 1(2), 363–371
  8. Irawan, A. A. (2014). Aku adalah Gay (Motif Yang Melatarbelakangi Pilihan Sebagai Gay)
  9. Karangora, M. (2012). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup pada Lesbian di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1)
  10. Kusiki, J. (2015). Self Disclosure Gay Terhadap Keluarga Mengenai Orientasi Seksualnya, Vol 4 no 1
  11. Laksana, A. S. D., & Lestari, D. W. D. (2010). Faktor-Faktor Risiko Penularan HIV/AIDS pada Laki-Laki dengan Orientasi Seks Heteroseksual dan Homoseksual di Purwokerto. Mandala of Health, 4(2), 113–123. Retrieved from http://digilib.unisayogya.ac.id/890/
  12. Marthilda, D. (2013). Faktor-faktor pemilihan orientasi seksual (Studi Kasus pada Lesbian). Journal Psycholoc, 1(1), 21–27
  13. Mursal Sidiq, Dahlia, dan M. K. (2012). Makna Hidup Pria Homoseksual di Kota Banda Aceh: Sebuah Studi Kasus. Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kual, 1–11
  14. Nicolosi, J. (2017). What Freud Really Said About Homosexuality - And Why, 24–42. Retrieved from http://www.josephnicolosi.com/collection/what-freud-really-said-about-homosexuality-and-why
  15. Nurefnie. (2015). Sosial Media Among The Gay Community (Case Studies on Social Media Activity The Gay Group Pekanbaru), 2(2), 1–16
  16. Puspita, Y. (2015). The Usage of New Media to Simplify Communication and Transaction of Gay Prostitute. Jurnal Pekommas, 18(3), 203–212
  17. Rahma Asma Wijayanti. (2013). Konstruksi Homoseksual Terhadap Pilihan Pasangan Hidup Studi pada Kalangan Homoseksual Menengah Keatas di Surabaya
  18. Rokhmah, Dewi, Nafikadini, Iken, et. all. (2012). Proses sosialisasi laki-laki suka seks dengan laki-laki (lsl) pada kalangan remaja di kabupaten jember. Ikesma, 8(2), 142–153
  19. Sidjabat, F. N., Setyawan, H., Sofro, M. A. U., & Hadisaputro, S. (2017a). Lelaki Seks Lelaki, HIV/AIDS Dan Perilaku Seksualnya Di Semarang. Jurnal Kesehata Reproduksi, 8(2), 131–142. https://doi.org/10.22435/kespro.v8i2.6753.131-142
  20. Sidjabat, F. N., Setyawan, H., Sofro, M. A. U., & Hadisaputro, S. (2017b). Lelaki Seks Lelaki , Hiv / Aids Dan Perilaku Seksualnya Di Semarang Men Who Have Sex with Men, HIV and Their Sexual Behaviour in Semarang, 8(2), 131–142. https://doi.org/10.22435/kespro.v8i2.6753.131-142
  21. Susanti, E. (2006). Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016, 11–29
  22. Tiraihati, Z. W. (2016). Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. Pengaruh Politik Terhadap Legalisasi “Semu” Kelompok LSL Sebagai Populasi Kunci HIV/AIDS, (Imd), 19–25

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.