skip to main content

Mengajar Sembari Belajar: Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis tentang Pengalaman Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 18 Mar 2019; Published: 25 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Gerakan Indonesia Mengajar adalah gerakan sosial yang dilaksanakan selama satu tahun oleh pengajar muda untuk membantu mengisi kekosongan guru di lokasi terpencil, sekaligus mendorong perkembangan daerah di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami pengalaman pengajar muda yang berpartisipasi dalam Gerakan Indonesia Mengajar. Pendekatan kualitatif fenomenologis dengan analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) dipilih sebagai metode penelitian karena kesesuaiannya dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam semi-terstruktur pada tiga orang pengajar muda yang ditempatkan di Banggai, Rote, dan Sangihe. Pada penelitian ini ditemukan tiga tema induk, yaitu (1) Konsep diri, (2) Makna menjadi pengajar muda, dan (3) Makna pendidikan anak, serta ditemukannya dua tema khusus, yaitu (1) Rasa nasionalisme, dan (2) Kelekatan dengan keluarga angkat. Partisipan penelitian ini mengungkapkan keinginannya untuk menjadi pengajar muda yang didasarkan oleh motivasi internal, serta motivasi eksternal. Pada penelitian ini juga ditemukan transformasi diri dan pembentukan konsep diri positif dalam pribadi pengajar muda, dan kemandirian masyarakat lokasi penempatan sebagai perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut dengan kehadiran pengajar muda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah dalam bidang psikologi sosial dan psikologi pendidikan.

Fulltext View|Download
Keywords: belajar; guru

Article Metrics:

  1. Adendorff, M., Mason, M., Modiba, M., Faragher, L., & Kunene, Z. (2010). Being a teacher: Professional challenges & choices. Braamfontein: SAIDE
  2. Bahri, Syamsul. (2011). Faktor yang mempengaruhi kinerja guru SD di Dataran Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Medtek, Vol. 3(2), 1-11
  3. Batson, C. D., Ahmad, N., & Tsang, J.-A. (2002). Four motives for community involvement. Journal of Social Issues, 58(3), 429-445
  4. Boeree, C. G. (2006). Personality theories. Diakses dari http://webspace.ship.edu/cgboer/perscontents.html pada Mei 2018
  5. Burns, R. B. (1993). Konsep diri (Teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku). Jakarta: Arcan
  6. Cannan, C., Berry, L., & Lyons, K. (1992). Social Work and Europe. Hampshire: The Macmillan Press
  7. Fadhilah, U. N. (2017). Persyaratan program SM3T diubah. Diakses dari https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/17/04/16/ooi4w0368-persyaratan-program-sm3t-diubah pada Januari 2018
  8. Flanagan, C. A., Bowes, J. M., Jonsson, B., Csapo, B., & Sheblanova, E. (1998). Ties that bind. Journal of social issues, 54(3), 457-475
  9. Hasbullah. (2013). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta, Indonesia: Rajawali Pers
  10. Hurlock, Elizabeth. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Edisi kelima). Jakarta: Erlangga
  11. Kahana, E., Bhatta, T., Lovegreen, L. D., Kahana, B., & Midlarsky, E. (2013). Altruism, helping, and volunteering: Pathways to well-being in late life. Journal Aging Health, 159-187
  12. Indonesia Mengajar. (n.d.). Diakses dari https://indonesiamengajar.org pada November 2016
  13. McCartney, K., & Dearing, E. (2002). Attachment. Dalam N. J. Salkind, Child Development (pp. 32-37). New York: Macmillan Reference USA
  14. McLeod, S. A. (2009). Attachment. Diakses dari www.simplypsychology.org/attachment.html pada Maret 2018
  15. Musick, M. A., & Wilson, J. (2008). Volunteers: A social profile. Bloomington: Indiana University Press
  16. Pervin, Lawrence A., Daniel, Cervone., & John, Oliver P. (2010). Psikologi kepribadian. Jakarta: Kencana
  17. Petrie, P., Boddy, J., & Cameron, C. (2006). Working with children in care:: European perspectives. McGraw-Hill Education (UK)
  18. Pudjijogyanti. (1995). Konsep diri dalam pendidikan. Jakarta: Arcan
  19. Pureklolon, T. T. (2017). Nasionalisme: Supremasi perpolitikan negara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  20. Putnam, R. D. (2000). Bowling alone. New York: Simon & Schuster
  21. Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The resilience factor: 7 keys to finding your inner strength and overcome life's hurdles. New York: Broadway Books
  22. Rochester, C., Payne, A.E., & Howlett, S. (2010). Volunteering and society in the 21st century. Hampshire: Palgrave Macmillan
  23. Shavelson, R. J., & Bolus, R. (1982). Self Concept: The interplay of theory and methods. Journal of Educational Psychology, 3-17
  24. Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis. London: SAGE
  25. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  26. Sumodiningrat, G., & Wulandari, A. (2016). Membangun Indonesia dari desa. Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo
  27. Thoits, P. A., & Hewitt, L. N. (2001). Volunteer work and well-being. Journal of Health and Social Behavior, 42, 115-131
  28. Wu, H. (2011). Social impact of volunteerism. Points of Light Institute
  29. Yamaguchi, R., Gordon, P., Mulvey, C., Unlu, F., Simpson, L., Jastrzab, J., . . . Jennings, S. (2008). Still serving: Measuring the eight-year impact of AmeriCorps on alumni. Corporation for National and Community Service and Abt. Associates Inc. Corporation for National and Community Service
  30. Zahroh, Aminatul. (2015). Membangun kualitas pembelajaran melalui dimensi profesional guru. Bandung: Yrama Widya

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.