skip to main content

PENGALAMAN NARAPIDANA WANITA PELAKU PEMBUNUHAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KLAS IIA, SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 8 Mar 2019; Published: 25 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman-pengalaman narapidana wanita pelaku pembunuhan berdasarkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being) narapidana wanita. Narapidana wanita adalah terpidana berjenis kelamin perempuan yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan. Subjek berjumlah 3 orang dengan karakteristik wanita berusia 25-35 tahun dan pernah melakukan tindak pembunuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif fenomenologi dikarenakan peneliti ingin mengetahui pengalaman narapidana wanita pelaku pembunuhan dengan lebih mendalam.  Metode analisis data yang digunakan adalah Deskripsi Fenomena Individual (DFI) dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dirasakan oleh ketiga subjek. Dimensi yang sama diperoleh ketiga subjek adalah hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others) dan tujuan hidup (purpose in life). Selain dua dimensi tersebut, ditemukan juga dimensi penguasaan lingkungan (environmental mastery) dan pertumbuhan diri (personal growth) pada subjek pertama, penerimaan diri (self acceptance) pada subjek kedua, dan pertumbuhan diri (personal growth) pada subjek ketiga. Terdapat 2 (dua) jenis  coping stress subjek yang digunakan untuk mengatasi stres karena situasi ataupun permasalahan yang dialami, yaitu coping berfokus emosi dan coping berfokus masalah.

Fulltext View|Download
Keywords: narapidana; wanita; lapas

Article Metrics:

  1. Amawidyati, S.A.G & Utami, M.S. (2006). Religiusitas dan psychological well-being pada korban gempa. Jurnal Psikologi. 34, 2, 164-176
  2. Dewi, K.S. (2012). Buku ajar kesehatan mental. Semarang : Undip Press Semarang
  3. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  4. Hidalgo, T, Lopez J, et al. (2010). Psychological well-being, assessment, and related factors. Journal of Psychologycal Well-Being. 77-113
  5. Paramita, R., & Margaretha. (2013). Pengaruh penerimaan diri terhadap penyesuaian diri penderita lupus. Jurnal Psikologi Undip. 12, 1, 92 - 99
  6. Priyatno, D. (2006). Sistem pelaksanaan pidana penjara di indonesia. Bandung : Refika Aditama
  7. Ryff. C. D (1989). Happiness is everything, or is it? Exploration on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology. 57, 6, 1069-1081
  8. Sari, G. G. & Wirma, W. (2015). Konsep diri pelaku pembunuhan. Mimbar. 31, 1, 135-142
  9. Siswanto. (2007). Kesehatan mental, konsep, cakupan, dan perkembangannya. Yogyakarta : Andi
  10. Siswati, T. I & Abdurrohim. (2009). Masa hukuman dan stres pada narapidana. Jurnal Proyeksi. 4, (2), 95-106. Diunduh dari https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210799003/164408_triana_dan_abdurrohim.pdf&ved=2ahUKEwjYx7zr1ZxdAhX6NI8KHF0LAXSQFjABegQIBBAB&asg=A0VVaw27C0X922555iuLp_840r7P
  11. Subandi. (2009). Psikologi dzikir: Studi fenomenologis pengalaman-pengalaman transformasi religius. Yogyakarta : Graha Ilmu
  12. Sujono, Rahmat. I, & Akhmadi. (2008). Hubungan antara dukungan sosial dengan strategi koping klien epilepsi dewasa. Jurnal Ilmu Keperawatan. 03, 01, 20-27

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.