slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
STUDI FENOMENOLOGIS DESKRIPTIF TENTANG PENGALAMAN MENJADI PENYANGGA EKONOMI KELUARGA DI USIA REMAJA | Anugari | Jurnal EMPATI skip to main content

STUDI FENOMENOLOGIS DESKRIPTIF TENTANG PENGALAMAN MENJADI PENYANGGA EKONOMI KELUARGA DI USIA REMAJA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 17 Sep 2018; Published: 30 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan memahami pengalaman menjadi penyangga ekonomi dalam keluarga di usia remaja. Masa  remaja (adolescence) adalah periode transisi yang dimulai pada sekitar usia 10-22 tahun (Santrock, 2012). Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif fenomenologis dengan metode analisis eksplikasi data. Partisipan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive. Berjumlah tiga orang yang merupakan anak laki-laki pertama dalam keluarga dan berusia remaja saat ayahnya meninggal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan sebelumnya partisipan diberi informed consent. Hasil penelitian menunjukkan adanya kemampuan resiliensi pada ketiga subjek. Resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi pada kejadian berat atau masalah yang terjadi dalam hidup (Reivich & Shatte, dalam Dewanti dan Veronica, 2014). Kemampuan resiliensi pada ketiga subjek dapat dilihat dari adanya penerimaan diri yang positif tentang diri sendiri maupun keadaan yang membuat ketiganya menjadi penyangga ekonomi dalam keluarga. Dua dari tiga subjek mengaku bahwa penerimaan diri yang muncul dipengaruhi oleh religiusitas, selain itu ketiga subjek juga memiliki faktor protektif dan aspek pembentuk resiliensi yang dimanfaatkan dengan baik sehingga ketiga subjek tidak terpuruk dalam kesedihan pasca kematian ayah. Selain sebagai pencari nafkah, ketiga subjek dalam penelitian ini juga menjalankan peran ayah yang lain yaitu sebagai teladan, pelindung dan pemberi kasih sayang, serta pemberi nasihat bagi adik-adiknya. Ketiga subjek dalam penelitian ini mampu membangun kemampuan resiliensi, yang ditunjukkan tidak hanya dengan penerimaan diri terhadap keadaannya menjadi penyangga ekonomi keluarga, melainkan juga dengan bangkit kembali, mengembangkan kemandirian serta membuat perencanaan dan pengharapan untuk masa depan.

 

Fulltext View|Download
Keywords: keluarga, remaja, bekerja

Article Metrics:

  1. Al Falah, M. D., Muhammad, S. (2014). Studi fenomenologi perempuan miskin kota sebagai tulang punggung keluarga. Character. (2)3, 1-8. Diakses dari http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/data/journals/17/articles/10993/public/10993-14339-1-PB.pdf
  2. Brooks, J. (2012). The process of parenting. Singapore: McGraw-Hill International Edition Ditjen PAUD-DIKMAS. (2014). Kementrian Pendidikan dan kebudayaan anak usia dini dan pendidikan masyarkat. Diakses dari https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/6069.html
  3. Dewanti, P., Veronica, S.(2014). Resiliensi remaja putri terhadap problematika pasca orang tua bercerai. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 3(3), 164-171. Diakses dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jppp07bfc6d486full.pdf
  4. Hutapea, H. T. Y. (2016). Hubungan antara persepsi terhadap peran ayah dengan intensi merokok pada siswa SMP Fransiskus Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro-Skripsi Sarjana
  5. KBBI Online. (2017). Diaksesmelaluikbbi.kata.web.id/tulang-punggung/
  6. Kertamuda, F.E. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika. Kostermans, D. (2008). DW. Diakses dari http://www.dw.com/id/masalah-pengangguran-remaja-eropa/a-3136941
  7. Lestari, S. (2016). Psikologi keluarga: penanaman nilai dan penanganan onflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana
  8. Nasikhah, D., S.U. Psihastuti. (2013). Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku kenakalan remaja pada masa remaja awal. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 2(1). 1-4 Diakses dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Durratun%20Nasikhah_110810029%20(ringkasan%20cdr).pdf
  9. Papalia, D. E., dkk. (2009). Human development (buku 2 edisi 10). Jakarta: Salemba Humanika
  10. Reza, I. F. (2013). Hubungan antara religiusitas dengan moralitas pada remaja di Madrasah Aliyah (MA). Humanitas. (X)2, 45-58. Diakses dari Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=176712&val=5536&title=HUBUNGAN%20ANTARA%20RELIGIUSITAS%20DENGAN%20MORALITAS%20PADA%20REMAJA%20DI%20MADRASAH%20ALIYAH%20(MA)
  11. Ruslan, K. (2015, Maret 21). Kompasiana. Diakses dari https://www.kompasiana.com/kadirsaja/fakta-tentang-pekerja-anak-di-indonesia_552ffc636ea83405778b4737
  12. Santrock, J. W. (2012). Life span development jilid 1. Jakarta: Erlangga
  13. Steinberg, L. (2002). Adolescence sixth edition. New York: McGraw-Hill Taufiqqurahman. (2015). Detiknews. Diakses dari https://tengakarta.wordpress.com/2012/11/07/remaja-yang-bekerja-sekaligus-bersekolah/
  14. Ulina, M. O., Kurniasih, O. I., & Dona E. P. (2013). Hubungan religiusitas dengan penerimaan diri pada masyarakat miskin.Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil). 5, 17-22. Diakses dari http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/download/903/793

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.