skip to main content

PENGALAMAN MENJALANI KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI INDIVIDU YANG MENIKAH DI USIA REMAJA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 5 Mar 2018; Published: 5 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Pengalaman pernikahan pada usia remaja difokuskan pada pengalaman lahiriah dan batiniah yang berkaitan dengan peran remaja pria maupun remaja wanita dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan pengalaman menjalani kehidupan berkeluarga bagi individu yang menikah di usia remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam pada subjek. Data dianalisis menggunakan metode eksplikasi data. Subjek penelitian berjumlah dua orang yaitu satu orang wanita dan satu orang pria yang dipilih menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman menjalani kehidupan berkeluarga bagi kedua subjek yang menikah di usia remaja hampir sama, yaitu: 1) Proses menikah di usia remaja yang dilakukan oleh kedua subjek tidak dipersiapkan dengan matang; 2) Kedua subjek menghadapi konflik hidup berkeluarga yang sulit dipecahkan; 3) Perceraian merupakan pilihan yang ditempuh oleh kedua subjek untuk keluar dari konflik keluarga; 4) Kedua subjek melakukan reorientasi menjalani kehidupan pasca perceraian dengan cara berbeda, yaitu subjek DPJ memilih untuk menunda pernikahan berikutnya apabila sudah siap segalanya. Subjek DAP menikah kembali.

Fulltext View|Download
Keywords: Menikah Di Usia Remaja, Pengalaman, Remaja, Fenomenologi Deskriptif

Article Metrics:

  1. Ali, M., & Asrori. (2014). Psikologi remaja, perkembangan peserta didik, Jakarta: Bumi Aksara
  2. Aisyah, S. (2011). Nasehat perkawinan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
  3. Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional. (2010). Pernikahan dini di kalangan remeja?. Diunduh dari http: //apaidemu.com/posts/97/detail
  4. Carr, A. (2006). The handbook of child and adolescent clinical pychology. New York: Routledge
  5. Ciccarelli, S. K., & Meyer, G. E. (2006). Psychology. New Jersey: Pearson PrenticeHall
  6. Djamarah, S. B. (2014). Pola asuh orang tua dan komunikasi dalam keluarga, upaya membangun citra membentuk pribadi anak. Jakarta: Rineka Cipta
  7. Goleman, D. (2007). Emotional intelligence. Terjemahan Hermaya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
  8. Endarmoko, E. (2006) Tesaurus bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
  9. Fadlyana, E. & Larasaty, S. (2009). Pernikahan usia dini & permasalahannya. Sari Pediatri, 11 (2), 136-140. Di unduh dari http: //saripedriatri.idai.or.id/Abstrak.asp?q=608
  10. Hasanah. (2017). Pandangan masyarakat terhadap keluarga sakinah di Desa Koto Cengar Kecamatan Kuantan mudik Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains dan Humaniora, 3 (1), 123-129. Diunduh dari http:////ejournal.uin.suska.ac.id/Suaraguru/Article/View/3055
  11. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
  12. Idrus, M. (2007). Metode & penelitian ilmu-ilmu sosial pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta: UII Press
  13. Jalaluddin. (2012). Psikologi agama, memahami perilaku dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi. Jakarta: Rajawali Press
  14. Kertamuda, E. F. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika
  15. Kulsum, U., & Jauhar. (2014). Pengantar psikologi sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka
  16. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Jakarta: Prenadamedia Group
  17. Mahardika, D. (2015). Cara-cara mengatasi berbagai masalah keluarga. Yogyakarta: Saufa
  18. Marmi. (2014). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  19. Naibaho, H. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda (studi kasus di Dusun IX Seroja pasar VII Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang). Jurnal Welfate State, 2 (4), 1-12. Diunduh dari http: //jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/Article/View/6227/2640
  20. Romauli, Suryati & Vindari. (2012). Kesehatan reproduksi buat mahasiswa kebidanan. Yogyakarta : Mulia Medika
  21. Sari, W. A. & Yanti. (2016). Faktor penyebab pernikahan dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konowen. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1 (4), 6-10. Diunduh dari http://ejournal.unwir.ac.id/Jurnal.php?detail:Jurnal Afiasi Vol.1.no.4
  22. Sardi, B. (2016). Faktor-faktor pendorong pernikahan dini & dampaknya di Desa Mahak Baru Kecamatan Sungai Boh Kabupaten Malinau. Jurnal Sosiatri Sosiologi, 4 (3), 194-207. Diunduh dari http: //ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id/Site/?p=910
  23. Santrock, J. W. (2007). Psikologi remaja. Jakarta: Erlangga
  24. Smith, J. A. (2009). Dasar-dasar psikologi kualitatif. Pedoman praktis metode penelitian. Bandung: Nusa Media
  25. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung : Penerbit Alfabeta
  26. Syuaisyi, S. H. A. (2014). Kado pernikahan. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar
  27. Sarwono, S W & Eko A. M. (2012). Pengantar psikologi umum. Jakarta : PT Raja Grafindo
  28. Persada
  29. Subandi. (2009). Psikologi dzikir. Yogyakarta : Penerbit Pustakan Belajar
  30. Sarwono, S W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
  31. Sardiman, A. M. (2016). Interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  32. Tsany, F. (2015). Tren penikahan dini di kalangan remaja (Studi Kasus di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta tahun 2009-2012). Jurnal Sosiologi Agama. ISSN: 2548-477X. Diunduh dari http: //ejournal.uin.suka.ac.id/SosiologiAgama/Article/View/1164
  33. Utami, F. T. (2015). Penyesuaian diri remaja putri yang menikah muda. Jurnal Psikologi Islami,
  34. (1), 11-21. Diunduh dari http://jurnal.radenfatah.ac.id/Index.php/Psikis/Article/View/553/491
  35. Undang – Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan & Kompilasi Hukum Islam. 2012. Bandung : Citra Umbara
  36. Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya
  37. Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta : Andi
  38. Wirawan, Sarlito W dan Eko A. M. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
  39. Winkle, W. S. (2015). Psikologi pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi
  40. Wisnuwardhani, D., & Mashoedi, S.F. (2012). Hubungan Interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika
  41. Kompas. (2015). Pernikahan dini memicu masalah. Jakarta : Kompas, Sabtu 20 Juni 2015
  42. Ahmad, Z. (2011). Dampak sosial pernikahan dini studi kasus di desa gunung Sindu – Bogor (Skripsi). Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21872/1/ZULKIFLI%20AHMAD-FDK.pdf
  43. Rahma, Z. F. (2012). Resiko pada remaja akibat pernikahan dini. Jurnal Anak Guru. Diunduh dari http://modalyakin.blogspot.co.id/2012/03/jurnal-resiko-pada-remajaakibat.html
  44. Suhadi. (2012). Pernikahan dini, perceraian dan pernikahan ulang: Sebuah telaah dalam perspektif sosiologi. Jurnal Komunitas. Di unduh dari http://www.researchgate.net/profile/Suhadi_Rembang/publication/237080682_PERNIKAHAN_DINI_PERCERAIAN_DAN_PERNIKAHAN_ULANG_SEBUAH_TELAAH_DALAM_PERSPEKTIF_SOSIOLOGI/links/0c96051b6038ad9ee3000000.pdf,
  45. Desiyanti, I. W. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jurnal Ilmu Kesehatan Muhammadiyah (JIKMU). Diunduh dari http: //file:///C:/Users/USER/Downloads/7443-14634-1-SM%20(1).pdf

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.