skip to main content

MENEMBUS BATAS IDEOLOGI Studi Kualitatif Fenomenologi Collective Political Action (CPA) Presiden Mahasiswa

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, major prosodic features dan dokumen. Subjek penelitian berjumlah empat orang dari teknik purposive sampling. Hasil penelitian presiden mahasiswa memaknai statusnya sebagai tanggung jawab dan kesempatan untuk bermanfaat lebih besar. Salah satu rasa tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam collective political action pada aksi nasional 21 Mei 2015. Collective political action presiden mahasiswa sebagai wujud rasa nasionalisme. Presiden mahasiswa mengadvokasikan langsung permasalahan bangsa Indonesia terkait kenaikan harga BBM, UKT, kuliah lima tahun, kasus korupsi, dan perpanjangan kontrak Freeport kepada Presiden Jokowi. Presiden mahasiswa memandang advokasi/negosiasi sebagai salah satu metode efektif. Presiden mahasiswa memaknai gerakan mahasiswa sebagai gerakan besar, masif, dan memiliki pola. Gerakan mahasiswa murni gerakan moral, clear dipisahkan dari gerakan politik praktis. Faktor yang memengaruhi pembentukan collective political action presiden mahasiswa yaitu ideologi presiden mahasiswa, internalisasi nilai-nilai pengasuhan, dan karakteristik kepribadian politik.
Fulltext View|Download
Keywords: presiden mahasiswa; Collective Political Action (CPA), ideologi, kepribadian politik

Article Metrics:

  1. Ahmadi, A. (2009). Ilmu sosial dasar. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Biddix, J. P, Somers, P.A., & Polman, J.L. (2009). Protest reconsidered: Identifying democratic and civic engagement learning outcomes. Innov High Educ, 34, 133-147
  3. Chaplin, J. (2011). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Press
  4. Cottam, Martha L., Beth, D.U., Elena, M., & Thomas, P. (2012). Pengantar psikologi politik (ed. Kedua). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
  5. Djojodibroto, R. (2004). Tradisi kehidupan akademik. Yogyakarta: Galang Press
  6. Gunarsa, Y. S. & Gunarsa, S.D. (2012). Psikologi untuk keluarga. Jakarta: Penerbit Libri
  7. Hendriansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  8. Hidajat, I. (2009). Teori-teori politik. Malang: Setara Press
  9. Houghton, D. P. (2009). Political psychology: Situation, individuals, and cases. Madison, New York: Taylor & Francis Group
  10. Kasamara, V. A. & Sorokina, A. A. (2010). The political consciousness of adolescents: Normal school vs children of the streets. Russian Education and Society, 52(10), 19-42
  11. Klandermans, B & Roggeband, C. (2007). Handbook of social movements across discipline. New York: Springer
  12. Papalia, D. E., Sally, W. E., & Ruth, D. F. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika
  13. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  14. Sears, D. O., Huddy, L., & Jevis, R. (2003). Oxford handbook of political psychology. Madison, New York: Oxford University Press. Santrock, J. W. (2012). Perkembangan sepanjang rentang kehidupan (Life span development) ( ed. kedua). Jakarta: Erlangga
  15. Smith, J. A., Paul, F., dan Michael, L. (2010). Interpretative phenomenological analysis: theory, method, and research. London: Sage Publication
  16. Sztompka, P. (2010). Sosiologi perubahan sosial. Bandung: Prenada Media Grup
  17. Thomas, E. L. (1971). Family correlates of students political activism. Developmental Psychology, 4(2), 205-214
  18. Wirawan. (2013). Kepemimpinan, teori, psikologi, perilaku organisasi, aplikasi dan penelitian: contoh aplikasi untuk kepemimpinan wanita, organisasi bisnis, pendidikan, dan militer. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.