skip to main content

PENGALAMAN PERNIKAHAN INDIVIDU DENGAN HAMBATAN FISIK (Studi Kualitatif Fenomenologi dengan Pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Pernikahan merupakan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang diterima secara legal oleh lingkungan social, yang bertujuan untuk membentuk keluarga. Hambatan fisik adalah gangguan fisik yang umumnya dikarenakan gangguan neuromotor dan gangguan ortopedik musculoskeletal sehingga menghambat mobilitas penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman pernikahan individu dengan hambatan fisik yang menikah dengan sesama individu yang memiliki hambatan fisik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif fenomenologi dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysisi (IPA). Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur yang dibantu dengan rekaman audio dan catatan lapangan. Subjek penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposeful sampling dengan karakteristik individu dengan hambatan fisik yang telah menikah, masih tinggal bersama pasangannya, subjek dan pasangan memiliki hambatan fisik, berusia 20-40 tahun, serta bersedia menjadi subjek penelitian. Peneliti menemukan bahwa permasalahan utama yang dihadapi individu dengan hambatan fisik yang menikah dengan sesama individu yang memiliki hambatan fisik adalah permasalahan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari menjadi suatu hal yang cukup sulit karena individu dengan hambatan fisik dalam penelitian ini bekerja sebagai buruh atau pekerja bangunan. Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa individu dengan hambatan fisik mampu merawat dan mengasuh anaknya, walau dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya, misalnya harus menggendong anaknya sambil menggunakan kruk. Selain itu, individu dengan hambatan fisik juga harus berkompromi dengan keterbatasan fisiknya dalam hal berhubungan seksual, misalnya perempuan yang harus mengambil alih peran dominan dalam berhubungan seksual karena memiliki mobilitas fisik yang sedikit lebih baik daripada laki-laki.
Fulltext View|Download
Keywords: pengalaman; pernikahan; hambatan fisik

Article Metrics:

  1. Benokraitis, N. V. (2011). Marriages and families: Changes, choice, and constraints (7th Ed.). New York: Pearson Education, Inc
  2. Berk, L. E. (2009). Exploring lifespan development. New York: Pearson Education, Inc
  3. Brooks, J. B. (2011). The process of parenting. New York: McGraw Hill Companies
  4. Crooks, R., & Baur, K. (2014). Our sexuality 12th Edition. Belmont: Wadsworth Publishing Company
  5. Daymon, C., & Holloway, I. (2008). Metode-metode riset kualitatif dalam public relations dan marketing communications. Yogyakarta: Bentang
  6. Felicia, N. (2010). Sepuluh masalah utama dalam pernikahan. Diunduh pada 1 Maret 2016 http://www.kompas.com/female/read/2010/05/31/2350329/10.masalah.utama.dalam
  7. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta:
  8. Salemba Humanika
  9. Junior, B. E. W., & Kite M. E. (2010). The psychology of prejudice and discrimination (2nd Ed.). Belmont: Wadsworth Publishing Company
  10. Manns, P. J., & Chad, K. E. (2001). Component of quality of life for persons with qualriplegic and paraplegic spina cord injury. SAGE Qualitative Health Research Journal. 11, (6), 795-811
  11. Miller, R. S. 2012.( Intimate relationship). New York: McGraw Hill Companies
  12. Santrock, J. W. (2012). Perkembangan masa hidup Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga
  13. Santrock, J. W. (2012). Perkembangan masa hidup Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga
  14. Smith, J. A. (2009). Psikologi kualitatif: Panduan praktis metode riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.