skip to main content

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL BEING DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA REMAJA PUTRI PENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN KHALAFI KABUPATEN DEMAK

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Self-regulated learning merupakan proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan santri untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, dengan melibatkan pengelolaan metakognisi, motivasi, perilaku, dan strategi belajar yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara psychological well being dengan self-regulated learning pada remaja putri penghafal Al-Qur’an di pondok pesantren khalafi Kabupaten Demak. Populasi penelitian adalah remaja putri penghafal Al-Qur’an di pondok pesantren khalafi Kabupaten Demak, yaitu pondok pesantren Al-Ishlah, Subulussalam, Nurul Furqon, As-Shiddiiqiyyah, dan Asy-Syarifah. Populasi berjumlah 235 orang, dan sampel penelitian 140 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur menggunakan Skala Self-regulated Learning (21 aitem, α= 0,858) dan Skala Psychological Well Being (32 aitem, α= 0,908). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Penelitian ini menunjukkan rxy= 0,715; ρ= 0,000 (ρ < 0,001). Hasil analisis data menjelaskan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara psychological well being dengan self-regulated learning. Semakin tinggi psychological well being maka semakin tinggi self-regulated learning. Sebaliknya, semakin rendah psychological well being maka semakin rendah self-regulated learning. Sumbangan efektif psychological well being terhadap self-regulated learning sebesar 51,1% dan sebesar 48,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: self-regulated learning; psychological well being; penghafal Al-Qur’an

Article Metrics:

  1. Ali, M., dkk. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama
  2. Carr, A. (2004). Positive psychology the Science of happiness and human strengths. New York: Brunner-Routledge Taylor & Francis Group. Diunduh dari http://bookzz.org/book/91887/ded0b4 Chairani, L & Subandi. (2010). Psikologi santri penghafal al-qur’an peranan regulasi diri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  3. Ghufron, M. N. & Risnawita, R. (2014). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
  4. Putri, F. O. (2012). Hubungan antara gratitude dan psychological well being. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok. Diunduh dari http://lib.ui.ac.id/detail?id=20357986&lokasi=lokal Qomar, M. (2006). Pesantren dari transformasi metodologi menuju demokrasi institusi. Jakarta: Erlangga
  5. Ryff, C.D., & Singer, B.H. (2008). Know the self and become what you are: A eudaimonic approach to psychological well being. Journal of Happiness Studies, 9, 13-39
  6. Ruppel, F., Liersch, S., & Walter, U. (2015). The influence of psychological well being on academic success. Journal of Public Health, 23, 15-24. doi: 10.1007/s10389-015-0654-y
  7. Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: Perspektif pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  8. Soebahar, A. H. (2013). Kebijakan pendidikan islam dari ordonansi guru sampai uu sisdiknas. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  9. Wells, I.E. (2010). Psychological well being. New York: Nova Science Publishers. Diunduh dari http://bookzz.org/book/956760/6867ed

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.