skip to main content

MAKNA KLIWONAN BAGI TOKOH MASYARAKAT DI BATANG: (Studi Kualitatif Dengan Interpretative Phenomenological Analysis)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengalaman subjek dalam menjalankan tradisi Kliwonan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memahami makna tradisi Kliwonan menurut para tokoh masyarakat di Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Metode tersebut berfokus pada pengalaman yang diperoleh subjek melalui kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yakni tokoh masyarakat di Batang yang terdiri dari kepala Disbudpar, sesepuh adat dan ketua takmir Masjid Agung. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam pengalamannya mengikuti tradisi Kliwonan terdapat tiga hal pokok yaitu: perjalanan melakukan tradisi Kliwonan, pemahaman nilai tradisi, dan konsekuensi positif pasca melakukan tradisi Kliwonan. Keputusan melakukan ritual didorong oleh keinginan dari dalam dirinya dan dukungan dari keluarga. Ritual ini bertujuan untuk tolak balak, mempercepat jodoh dan mendapatkan keberkahan. Subjek melihat adanya perubahan tata cara yang terjadi pada proses ritual antara dahulu dengan yang sekarang, dahulu orang datang selalu melakukan ritual namun sekarang orang yang datang hanya sekedar belanja di pasar malam karena Alun-alun sebagai tempat ritual telah betransformasi menjadi pasar malam. Ritual ini bagi subjek bermakna sebagai penghormatan kepada leluhur dan pengingat supaya lebih mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, oleh karenanya subjek tetap berupaya untuk melestarikan tradisi-tradisi yang telah diwariskan di tengah segala perubahan yang terjadi. Hal positif yang didapatkan subjek dari tradisi Kliwonan ini adalah menjadi lebih aktif membantu orang lain. Subjek merasa bersyukur serta muncul rasa senang dan tentram dalam dirinya saat mampu menolong orang lain di sekitarnya.
Fulltext View|Download
Keywords: Kliwonan; makna Kliwonan; tokoh masyarakat Batang

Article Metrics:

  1. Dipdo, A. P. (2015). Dinamika perdagangan pasar malam kliwonan di Kabupaten Batang Jawa Tengah. Skripsi. Yogyakarta: Sosiologi Universitas Gadjah Mada
  2. Gerungan, W. A. (2004). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama
  3. Kustiani, S. (2005). Dampak tradisi pasar kliwonan terhadap upaya pemberdayaan masyarakat kabupaten batang. Skripsi, dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang
  4. Murniati, A. N. P. (2004). Getar gender. Magelang: Yayasan Indonesia Tera
  5. Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika
  6. Sarwono, S. W. (2002). Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka
  7. Smith, J.A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis-theory, method, and research. London: Sage Publications
  8. Tanudirjo, D. A. (2000). Reposisi arkeologi dalam era global. Buletin cagar budaya, 1, 11-26
  9. Walgito, B. (2010). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: C.V Andi Offset
  10. Wasino, I, R., Setyono, & Pardini. (2008). Penulisan upacara tradisional di Kabupaten Batang. Semarang: seleksi sejarah dan nilai tradisional subdin kebudayaan DISDIKBUD Jawa Tengah
  11. Wibhawa. (2010). Dasar-dasar pekerjaan sosial. Bandung: Widya Padjajaran
  12. Widyatwati, K. (2013). Ritual kliwonan bagi masyarakat Batang. Semarang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.