skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN PEKERJAAN-KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA ANGGOTA KOWAD DI KODAM IV/DIPONEGORO

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2015.

Citation Format:
Abstract
Anggota KOWAD merupakan profesi yang menuntut individu memiliki sikap disiplin, tegas dan patuh. Tugas anggota KOWAD sebagai TNI-AD yaitu mempertahankan NKRI tetap utuh, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai seorang prajurit. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara konflik peran pekerjaan-keluarga dengan kesejahteraan psikologis pada KOWAD di KODAM IV/Diponegoro. Konflik peran pekerjaan-keluarga merupakan konflik peran yang muncul akibat tanggung jawab yang berhubungan dengan pekerjaan mengganggu waktu, ketegangan dan perilaku dalam peran di ranah keluarga. Kesejahteraan psikologis merupakan pencapaian individu dalam menerima kekurangan dan kelebihan dirinya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negative antara konflik peran pekerjaan-keluarga dan kesejahteraan psikologis. Subjek diberikan Skala Konflik Peran Pekerjaan-Keluarga (21 aitem, á = .94) dan Skala Kesejahteraan Psikologis (26 aitem, á = .93). Analisis regresi sederhana menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara konflik peran pekerjaan-keluarga dan kesejahteraan psikologis pada KOWAD di KODAM IV/Diponegoro. (r = -. 68; p < .001). Semakin tinggi konflik peran pekerjaan-keluarga maka kesejahteraan psikologis semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Konflik peran pekerjaan-keluarga memberikan sumbangan efektif 46% terhadap kesejahteraan psikologis. Ketika ingin meningkatkan kesejahteraan psikologis, individu harus meminimalkan konflik peran pekerjaan-keluarga.
Fulltext View|Download
Keywords: work-family conflict, psychological well-being, member of KOWAD.

Article Metrics:

  1. Baltes, M., & Kotrba J. (2010). Antecedents of work-family conflict: A metaanalytic review. Journal of Organizational Behavior, 32, 689-725. doi: 10.1002/job.695
  2. Gunarsa.(2009). Asas-asas psikologi keluarga idaman. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
  3. Gunarsa.(2009). Bunga rampai psikologi perkembangan dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  4. Greenhaus, J. H., & Beutell, N. J. (1985).Sources of conflict between work and family roles.Academy of Management Review, 10, 76-88. doi: 174.57.76.202
  5. Hurlock, B.E.(1990). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentan kehidupan. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga
  6. Kartono, K. (2012). Psikologi wanita. Bandung: CV Mandar maju
  7. Noor, N. M. (2004). Work-family conflict, work-and family-role salience, and women’s wellbeing. Journal of Social Psychology, 144, 389-405
  8. Papalia, D. E., Olds, S.W., & Feldman, R. D. (2009). Human development. Jakarta: Salemba Humanika
  9. Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On happiness and human potentials: a review of research on hedonic and eudoimonic well-being. Departement of Clinical and Sciences in Psychology. University of Rochester, 52, 141-166
  10. Ryff, Carol D. (1989). Happines is everything or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57, 1069- 1081. doi: 0022-3514/89/500.75
  11. Soerjono, S.(2004). Sosiologi keluarga tentang ikhwal keluarga, remaja dan anak. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta
  12. Wells, I.E. (2010).Psychological well-being psychology of emotions, motivations and actions. New York, NY: Nova Science Publisher Inc

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.