skip to main content

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2015.

Citation Format:
Abstract
Peer attachment pada siswa akselerasi memberikan kesempatan kepada remaja untuk belajar melakukan perilaku sosial dan akan berpengaruh terhadap terbentuknya penerimaan diri siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara peer attachment dengan penerimaan diri pada siswa-siswi akselerasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling yaitu sampling jenuh. Jumlah populasi dan sampel pada penelitian ini sebesar 40. Variabel terikat adalah penerimaan diri dan variable bebas adalah peer attachment. Alat pengumpulan data berupa skala psikologis dengan model skala Likert, yaitu skala penerimaan diri dan skala peer attachment. Skala penerimaan diri dengan 28 aitem valid (α = 0,928) dan skala peer attachment dengan 15 aitem valid (α = 0,870). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,363 dengan p = 0,011 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif antara peer attachment dengan penerimaan diri, semakin tinggi peer attachment maka semakin tinggi penerimaan diri siswa akselerasi, demikian pula sebaliknya semakin rendah peer attachment maka semakin rendah penerimaan diri siswa akselerasi. Sumbangan efektif peer attachment terhadap penerimaan diri siswa akselerasi sebesar 13,2% dan sisanya sebesar 86,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
Fulltext View|Download
Keywords: Peer Attachment, Self Acceptance, and Student Acceleration

Article Metrics:

  1. Allen, J.P., McElhaney, K.B.,Land, D.J., Kuperminc, G.P., Moore, C.W., et al. (2003). Secure base in Adolescence: Markers of Attachment Security in the Mother-Adolescent Relationship. Journal of Child Development. Vol.74(1)
  2. Barrocas, A.L. (2009). Adolescent attachment to parents and peers. [Online]. Diambil dari http://www.marial.emory.edu./pdfs/ barrocas%20 thesisfinal. doc. Diakses tanggal 27 Maret 2014
  3. Buss, A.H. (1995). Personality: Temperament, social behavior, and the self. Boston: Allyn and Bacon
  4. Hawadi, R.A. (2004). A-Z informasi program percepatan belajar dan anak berbakat intelektual. [Online]. Diambil dari http://books.google.co.id/ books. Diakses tanggal 7 Maret 2014
  5. Hilman. (2002). Kemandirian remaja yang tinggal di panti asuhan ditinjau dari persepsi pelayanan sosial dan dukungan sosial. Tesis. Universitas Gadjah Mada
  6. Hurlock, E.B. (2006). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
  7. Littauer, F., 1996. Personality Plus. Terjemahan: Adiwiyoto, A. Jakarta: Binarupa Aksara
  8. Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S.R. (2006). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  9. Ristianti, A. (2008). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta. [Online]. Jakarta: Universitas Gunadarma. Diambil dari http://www.gunadarma. ac.id/library/articles/graduate/.../Artikel_10505010.pdf. Diakses pada tanggal 21 Desember 2014
  10. Santrock, J.W. (2002). Life span development: perkembangan masa hidup (terjemahan). Jakarta: Erlangga
  11. Santrock, J.W. (2003). Adolescence: perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga
  12. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan remaja. Edisi 11, Jilid 2. Jakarta: Erlangga
  13. Sari, P.E. (2002). Penerimaan diri pada lansia usia ditinjauu dari kematangan emosi. Jurnal Psikologi No 2, 73-88. Yogyakarta: Universitas gadjah Mada
  14. Wibowo, A. (2009). Penerimaan diri pada individu yang mengalami prekognisi. Jurnal Psikologi. Jakarta: Universitas Gunadarma

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.