skip to main content

PENGALAMAN HIDUP LANSIA YANG MENGASUH CUCU: Studi Kualitatif Fenomenologis dengan Interpretative Phenomenological Analysis

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Oct 2015.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami pengalaman hidup lansia yang mengasuh cucu. Penelitian ini didasari adanya fenomena wanita berkarier yang memberikan tanggung jawab mengasuh anak kepada orangtuanya. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis, khususnya IPA, yang bertujuan untuk menjelajahi pemaknaan subjek terhadap kehidupan pribadi dan sosialnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan karakteristik lanjut usia (lansia) yang berjenis kelamin perempuan, berusia 60 tahun keatas,  mengasuh cucu, dan berdomisili di dua kota, yaitu Kota Malang dan Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan keluarga besar (extended family) dapat membantu dalam pengasuhan anak di sebuah keluarga, seperti lansia yang mengasuh cucu. Lansia dalam menyikapi perubahan di usia lanjutnya dapat menerima dengan baik, namun terdapat yang menolak jika diberi penyakit. Keputusan lansia untuk mengasuh cucu,disebabkan oleh anak perempuannya berkarier, situasi kondisi keluarga anak, ketidakpercayaan pengasuhan cucu dilakukan pembantu, sangkar kosong (empty nesting), serta ketiadaan pasangan hidup. Dalam mengasuh cucu terdapat pola asuh yang diterapkan, baik sama dengan yang diterapkan kepada anak, maupun berbeda. Mengasuh cucu juga memberikan dampak bagi lansia, baik secara fisik maupun non fisik, yaitu mengalami kelelahan, kedekatan dengan cucu, dan pemahaman yang lebih akan kebutuhan cucu dibanding orangtuanya. Suka duka dalam membesarkan anak hingga dapat berkarier, dan kerukunan keluarga membawa pengaruh dalam kehidupan lansia. Selain mengasuh cucu, lansia juga dapat bermanfaat bagi sosial, yaitu merawat orangtua dan aktif dalam kegiatan masyarakat. Terdapat pula yang memilih untuk fokus kepada keluarga setelah masa pensiun.
Fulltext View|Download
Keywords: lansia; pengalaman hidup; grandparenting

Article Metrics:

  1. Dariyo, A. (2007). Psikologi anak tiga tahun pertama. Bandung: Refika Aditama
  2. Indriana, Y. (2012) . Gerontologi & progeria. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  3. Kaakinen, J. R., Gedaly-Duff, V., Coehlo, D. P., & Hanson, S. M. H. (2010). Family health care nursing: Theory, practice and research (4th ed.). Philadelphia: F. A. Davis
  4. Kertamuda, F. E. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba humanika
  5. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana
  6. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development: Perkembangan manusia (edisi 10 buku 2). Jakarta: Salemba Humanika
  7. Pujiatni, K., & Kirana, A. (2013). Penjaga nilai-nilai keluarga: Peran kakek dan nenek dalam pengasuhan cucu. Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (Prosiding Seminar Nasional 2013). Diunduh dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3968/A28.pdf?sequence= 1
  8. Santrock. J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup (edisi kelima). Jakarta: Erlangga
  9. Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  10. Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
  11. Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological analysis theory, method, and research. London: Sage Publications
  12. Suardiman, S. P. (2011). Psikologi usia lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  13. Surbakti, E. B. (2013). Menata kehidupan pada usia lanjut. Jakarta: Praninta Aksara

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.