slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELL-BEING DENGAN AGRESIVITAS | Nidianti | Jurnal EMPATI skip to main content

HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELL-BEING DENGAN AGRESIVITAS

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Jan 2015.

Citation Format:
Abstract
Perilaku remaja dipengaruhi oleh lingkungan yaitu lingkungan pendidikan serta teman sebaya. Sekolah merupakan sebuah konteks yang penting bagi perkembangan moral. School well-being penting untuk diketahui karena dapat digunakan sebagai alat evaluasi bagi kesejahteraan siswa terhadap kehidupan di sekolah. Siswa yang tidak sejahtera terhadap sekolahnya dapat mempengaruhi siswa untuk berperilaku agresif, yaitu keinginan untuk menyerang atau menyakiti orang lain dengan sengaja. Penelitian ini untuk mengkaji hubungan antara school well-being dengan agresivitas pada siswa SMK Negeri 4 di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan cluster random sampling, terhadap 125 siswa. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala School well-being (27 aitem; α = 0,855) dan Skala Agresivitas (30 aitem;, α = 0,839). Hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan korelasi negatif antara school well-being and agresivitas (rxy = -0,529; p < 0,001). Semakin tinggi school well-being maka semakin rendah agresivitasnya, dan sebaliknya. School well-being memberikan sumbangan efektif sebesar 28% terhadap variasi agresivitas yang berarti tingkat konsistensi variabel agresivitas sebesar 28% dapat diprediksi oleh school well-being, sisanya 72% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Fulltext View|Download
Keywords: school well-being; agresivitas; remaja

Article Metrics:

  1. Aji, (2013, 22 Desember). Kasus tawuran pelajar Jakarta terus meningkat. Diakses melalui http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/12/22/kasus-tawuranpelajar-jakarta-terus-meningkat-tahun-ini, pada 1 November 2014
  2. Berkowitz, L. (2003). Emotional behavior. buku kesatu. Terj. Hartatni Woro Susiakti. Jakarta: Penerbit PPM
  3. Cuyvers, K., Weerd, G. D., Dupont, S., Mols, S., & Nuytten, C. (2011). Well being at school: Does insfrastructure matter?. Organization for economic co-operation and development OECD. Diakses dari http://www.oecd.org/education/pdf
  4. Engels, N., Aelterman, A., & Petegem, K. V. (2004). Factors which influence the wellbeing of pupils in Flemish secondary schools. Educational Studies, 30, 127-143
  5. Konu, A. & Rimpela, M. (2002). Well-being in schools: Conceptual model. Health Promotion International, 17, 79–87
  6. Santrock, J. W. (2007). Remaja Jilid 1 & Jilid 2. (edisi kesebelas). Jakarta: Penerbit Erlangga
  7. Sarwono, S. W. (2013). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
  8. Sindonews.com. (2013, 18 September). SMK 4 Kota Semarang diserang. Diakses melalui http://daerah.sindonews.com/read/784763/22/smk-4-kota-semarang-diserang1379510041, pada 1 November 2014

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.