Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{Transient31681, author = {Rizal Abdurrahman and Hermawan Hermawan and Mochammad Facta}, title = {ANALISIS STABILITAS DAN PENENTUAN WAKTU PEMUTUSAN KRITIS PADA GENERATOR - GENERATOR DI PLTP DARAJAT DENGAN MEMPERHITUNGKAN RESPON EKSITASI DAN GOVERNOR}, journal = {Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro}, volume = {10}, number = {3}, year = {2021}, keywords = {waktu pemutusan kritis (CCT); circuit breaker (CB); analisis stabilitas transien; gangguan hubung singkat; one machine to infinite bus (OMIB); ETAP 12.6.}, abstract = { Waktu pemutusan kritis atau critical clearing time (CCT) memiliki peranan penting sebagai acuan dalam penetuan waktu operasi circuit breaker (CB). CB bekerja berdasarkan perintah dari rele yang bekerja sebagai alat perasa (sensing) ketika terjadi gangguan. Jenis gangguan yang sangat berpengaruh pada kestabilan sebuah sistem tenaga listrik merupakan gangguan hubung singkat tertutama gangguan hubung singkat tiga fasa. Hal ini disebabkan gangguan tersebut yang memiliki nilai arus gangguan yang besar disbanding dengan jenis hubung singkat lainnya. Untuk memperoleh CCT maka perlu dilakukan kajian mengenai stabilitas transien terutama stabilitas sudut rotor. Pada penelitian ini dilakukan analisis stabilitas sudut rotor dengan mengamati perubahan sudut rotor ketika terjadi gangguan hubung singkat di saluran transmisi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Darajat memiliki 2 unit generator yaitu generator 2GM dan generator 3GM – G – 101 yang masing masing memiliki kapasistas yang berbeda dan bekerja secara terpisah satu sama lain melainkan terhubung interkoneksi terhadap grid PLN. Hal ini mengakibatkan dalam melakukan analisis stabilitas generator menggunakan pemodelan sistem One Machine Infinite Bus (OMIB). Dari hasil simulasi ETAP 12.6 didapatkan CCT untuk generator 2GM sekitar 0,153 detik hingga 0,168 detik tergantung kondisi dari respon control AVR dan governor. Sedangkan untuk generator 3GM – G -101 didapatkan CCT berkisar antara 0,313 detik hingga 0,898 detik. Hal ini tergantung pada pengkondisian kontrol AVR dan governor. Dapat disimpulkan bahwasannya semakin dekat letak gangguan dengan generator maka CCT akan semakin cepat. Kemudian agar sistem dapat kembali normal setelah terjadi gangguan maka waktu operasi CB harus bekerja sebelum CCT agar sistem dapat kembali normal ketika setalah terjadi gangguan. }, issn = {2685-0206}, pages = {468--477} doi = {10.14710/transient.v10i3.468-477}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/transient/article/view/31681} }
Refworks Citation Data :
Waktu pemutusan kritis atau critical clearing time (CCT) memiliki peranan penting sebagai acuan dalam penetuan waktu operasi circuit breaker (CB). CB bekerja berdasarkan perintah dari rele yang bekerja sebagai alat perasa (sensing) ketika terjadi gangguan. Jenis gangguan yang sangat berpengaruh pada kestabilan sebuah sistem tenaga listrik merupakan gangguan hubung singkat tertutama gangguan hubung singkat tiga fasa. Hal ini disebabkan gangguan tersebut yang memiliki nilai arus gangguan yang besar disbanding dengan jenis hubung singkat lainnya. Untuk memperoleh CCT maka perlu dilakukan kajian mengenai stabilitas transien terutama stabilitas sudut rotor. Pada penelitian ini dilakukan analisis stabilitas sudut rotor dengan mengamati perubahan sudut rotor ketika terjadi gangguan hubung singkat di saluran transmisi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Darajat memiliki 2 unit generator yaitu generator 2GM dan generator 3GM – G – 101 yang masing masing memiliki kapasistas yang berbeda dan bekerja secara terpisah satu sama lain melainkan terhubung interkoneksi terhadap grid PLN. Hal ini mengakibatkan dalam melakukan analisis stabilitas generator menggunakan pemodelan sistem One Machine Infinite Bus (OMIB). Dari hasil simulasi ETAP 12.6 didapatkan CCT untuk generator 2GM sekitar 0,153 detik hingga 0,168 detik tergantung kondisi dari respon control AVR dan governor. Sedangkan untuk generator 3GM – G -101 didapatkan CCT berkisar antara 0,313 detik hingga 0,898 detik. Hal ini tergantung pada pengkondisian kontrol AVR dan governor. Dapat disimpulkan bahwasannya semakin dekat letak gangguan dengan generator maka CCT akan semakin cepat. Kemudian agar sistem dapat kembali normal setelah terjadi gangguan maka waktu operasi CB harus bekerja sebelum CCT agar sistem dapat kembali normal ketika setalah terjadi gangguan.
Article Metrics:
Last update:
Penulis yang menyerahkan naskah perlu menyetujui bahwa hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro dan Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro sebagai penerbit jurnal. Hak cipta mencakup hak untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya.
TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro dan Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro dan Editor berusaha keras untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan dipublikasikan di jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.
Formulir Transfer Hak Cipta dapat diunduh di sini: [Formulir Transfer Hak Cipta Transient]. Formulir hak cipta harus ditandatangani dan dikirim ke Editor dalam bentuk surat asli, dokumen pindaian atau faks:
Dr. Wahyudi (Ketua Editor)Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, IndonesiaJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang 50275 IndonesiaTelepon/Facs: 62-24-7460057Email: transient@elektro.undip.ac.id