1Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
2Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
BibTex Citation Data :
@article{Transient24697, author = {Samuel Hutagalung and Imam Santoso and Ajub Zahra}, title = {Analisis Perbandingan Teknologi GPON dan XGS-PON Pada Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home Perumahan Mega Bukit Residence Banyumanik}, journal = {Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro}, volume = {8}, number = {4}, year = {2022}, keywords = {OptiSystem, serat optik, GPON, XGS-PON, rise time budget, link power budget, Q-factor, BER.}, abstract = { Dewasa ini layanan jaringan akses internet telah beralih ke serat optik. Peralihan dari jaringan akses tembaga ke jaringan akses serat optik ini disebabkan oleh karena lebih baiknya layanan maupun keefisienan dalam distribusi pembangunan link optik ke rumah-rumah atau yang disebut Fiber To The Home (FTTH). Untuk mendukung implementasi transmisi menggunakan serat optik, dikembangkan teknologi Next Generation Network yaitu Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) dan 10-Gigabit-capable Symmetric Passive Optical Network (XGS-PON). Teknologi GPON dan XGS-PON memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan layanan narrowband dan broadband . Teknologi GPON mampu menyediakan laju data downstream sebesar 2,5 Gbps sesuai dengan/menurut ITU-T G.984 dan XGS-PON mampu menyediakan laju data secara simetris untuk downstream dan upstream sebesar 10 Gbps sesuai dengan/menurut ITU-T G.9807. Simulasi dari suatu perancangan diperlukan untuk menjadi acuan dari perancangan yang telah sesuai standar dan layak untuk diimplementasikan. Rancangan disimulasikan menggunakan software OptiSystem 7.0. Evaluasi rancangan dilakukan dengan membandingkan parameter kinerja rise time budget , link power budget , Q-factor , dan BER dari simulasi, perhitungan, serta standar yang telah ditetapkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan ITU-T. Hasil simulasi menunjukkan total redaman terbesar untuk rumah terjauh baik dengan GPON adalah 22,867 dB dan XGS-PON adalah 22,85 dB. Hasil simulasi Q-factor untuk GPON adalah 11,4991 dan XGS-PON adalah 5,61271. Hasil simulasi BER untuk GPON adalah 6,66384 x 10 -31 dan XGS-PON adalah 9,95898 x 10 -9 . Hasil simulasi rise time budget untuk GPON adalah 0,1875 ns dan untuk XGS-PON adalah 0,05 ns. Semua hasil simulasi telah memenuhi standar dan syarat untuk masing-masing parameter yang diuji. }, issn = {2685-0206}, pages = {273--281} doi = {10.14710/transient.v8i4.273-281}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/transient/article/view/24697} }
Refworks Citation Data :
Dewasa ini layanan jaringan akses internet telah beralih ke serat optik. Peralihan dari jaringan akses tembaga ke jaringan akses serat optik ini disebabkan oleh karena lebih baiknya layanan maupun keefisienan dalam distribusi pembangunan link optik ke rumah-rumah atau yang disebut Fiber To The Home (FTTH). Untuk mendukung implementasi transmisi menggunakan serat optik, dikembangkan teknologi Next Generation Network yaitu Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) dan 10-Gigabit-capable Symmetric Passive Optical Network (XGS-PON). Teknologi GPON dan XGS-PON memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan layanan narrowband dan broadband. Teknologi GPON mampu menyediakan laju data downstream sebesar 2,5 Gbps sesuai dengan/menurut ITU-T G.984 dan XGS-PON mampu menyediakan laju data secara simetris untuk downstream dan upstream sebesar 10 Gbps sesuai dengan/menurut ITU-T G.9807. Simulasi dari suatu perancangan diperlukan untuk menjadi acuan dari perancangan yang telah sesuai standar dan layak untuk diimplementasikan. Rancangan disimulasikan menggunakan software OptiSystem 7.0. Evaluasi rancangan dilakukan dengan membandingkan parameter kinerja rise time budget, link power budget, Q-factor, dan BER dari simulasi, perhitungan, serta standar yang telah ditetapkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan ITU-T. Hasil simulasi menunjukkan total redaman terbesar untuk rumah terjauh baik dengan GPON adalah 22,867 dB dan XGS-PON adalah 22,85 dB. Hasil simulasi Q-factor untuk GPON adalah 11,4991 dan XGS-PON adalah 5,61271. Hasil simulasi BER untuk GPON adalah 6,66384 x 10-31 dan XGS-PON adalah 9,95898 x 10-9. Hasil simulasi rise time budget untuk GPON adalah 0,1875 ns dan untuk XGS-PON adalah 0,05 ns. Semua hasil simulasi telah memenuhi standar dan syarat untuk masing-masing parameter yang diuji.
Article Metrics:
Last update:
Penulis yang menyerahkan naskah perlu menyetujui bahwa hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro dan Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro sebagai penerbit jurnal. Hak cipta mencakup hak untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya.
TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro dan Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro dan Editor berusaha keras untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan dipublikasikan di jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.
Formulir Transfer Hak Cipta dapat diunduh di sini: [Formulir Transfer Hak Cipta Transient]. Formulir hak cipta harus ditandatangani dan dikirim ke Editor dalam bentuk surat asli, dokumen pindaian atau faks:
Dr. Wahyudi (Ketua Editor)Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, IndonesiaJl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang 50275 IndonesiaTelepon/Facs: 62-24-7460057Email: transient@elektro.undip.ac.id