slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
KINERJA SISTEM TRANSMISI DVB-T STANDAR ETSI EN 300 744 | Supriyatna | Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro skip to main content

KINERJA SISTEM TRANSMISI DVB-T STANDAR ETSI EN 300 744

Erna Supriyatna1, 2, 3, 4 Imam Santoso1, 2, 3, 4Ajub Ajulian Z1, 2, 3, 4

1Jurusan Teknik Elektro , Indonesia

2Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro, Indonesia

3Jl. Prof. Sudharto, SH – Tembalang, Semarang , Indonesia

4 Jawa Tengah 50275, Indonesia

View all affiliations
Editor(s):

Citation Format:
Abstract

Abstrak

DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial) merupakan sebuah standar teknis dari sistem yang digunakan untuk mentransmisikan siaran TV / video digital hingga sampai ke pengguna akhir dengan menggunakan pemancar terestrial bumi. Pada penelitian ini dibuat simulasi sistem DVB-T berdasarkan standar ETSI (European Telecommunications Standards Institute) yang beroperasi pada bandwidth kanal 6, 7, dan 8 MHz dengan dua pilihan jumlah sub-pembawa OFDM yaitu sebanyak 2048 dan 8192. QPSK, 16-QAM, dan 64-QAM digunakan sebagai teknik modulasinya. Untuk laju pengkodean konvolusi, dipilih laju 1/2, 2/3, dan 3/4. Jenis kanal yang digunakan adalah. Unjuk kerja sistem diamati dengan mengukur laju bit dan membandingkan nilai BER (Bit Error Ratio) terhadap SNR (Signal to Noise Ratio). Hasil pengujian menunjukkan bahwa simulasi dengan besar bandwidth 8 MHz, laju pengkodean konvolusi 3/4 dan modulasi 64-QAM mempunyai laju bit yang paling tinggi sebesar 27.97 Mbps. Sedangkan simulasi dengan besar bandwidth 6 MHz, laju pengkodean konvolusi 1/2 dan modulasi QPSK mempunyai laju bit yang paling rendah sebesar 4.655 Mbps. Pada pengujian pengaruh penggunaan  laju pengkodean konvolusi terhadap nilai BER yang dihasilkan dengan modulasi 64-QAM, BER bernilai nol pada saat SNR menunjukkan nilai 12 dB untuk laju 1/2, 15 dB untuk laju 2/3, dan 17 dB untuk laju 3/4. Dan untuk pengujian pengaruh penggunaan teknik modulasi terhadap nilai BER yang dihasilkan dengan laju pengkodean konvolusi 3/4, BER bernilai nol pada saat SNR menunjukkan nilai 5 dB untuk QPSK, 12 dB untuk 16-QAM, dan 17 dB untuk 64-QAM.

 

Kata kunci: DVB-T, Bandwidth, Modulasi, Laju Pengkodean Konvolusi

Abstract

DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial) is a technical standard of system that used for transmitting Television / digital video broadcast through to the end users using terrestrial transmitter. This research made simulation of DVB-T system based on ETSI (European Telecommunications Standards Institute)standard that could operate in 6, 7, 8 channel bandwidths along with two options of 2048 or 8192 OFDM subcarriers. QPSK, 16-QAM, and 64-QAM were used as modulation techniques. For convolutional code rate options, rate 1/2, 2/3, and 3/4 were choosen. AWGN channel was selected as a noise maker. The system’s performance was examined by measuring bit rate and comparing bit error ratio versus signal to noise ratio (SNR). The test result showed that simulation combined by 8 MHz bandwidth, convolutional code rate 3/4 and 64-QAM modulation possessed the highest bit ratei.e. 27.97 Mbps, and as the opposite, simulation combined by 6 MHz bandwidth, convolutional code rate 1/2 and QPSK modulation possessed the lowest bit rate i.e. 4.655 Mbps. For the BER value that obtained by variying convolutional code rates, the result showed that BER value was zero when the value of SNR was 12 dB for rate 1/2,15 dB for rate 2/3, and 17 dB for rate 3/4. And then for the BER value that obtained by variying modulation schemes, the result showed that BER value was zero when the value of SNR was 5 dB for QPSK,12 dB for 16-QAM, and 17 dB for 64-QAM.

 

Keywords : DVB-T, Bandwidth, Modulation, Convolutional Code Rate
Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.