BibTex Citation Data :
@article{SI70, author = {Ririn Amin}, title = {RELASI SEMANTIS KATA-KATA BERMAKNA DASAR ‘JATUH’ DALAM BAHASA INDONESIA}, journal = {SULUK INDO}, volume = {1}, number = {2}, year = {2012}, keywords = {Relasi Semantis; Makna; Jatuh}, abstract = { Kosakata suatu bahasa dapat terdiri atas sejumlah sistem leksikal yang maknanya dapat ditetapkan berdasarkan perangkat tata hubungan yang dikenal sebagai tata hubunganmakna. Salah satu tata hubungan makna yakni kesinoniman. Skripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasaSkripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasaIndonesia. Kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ mempunyai arti yang hampir sama, tetapi dalampemakaiannya mempunyai daya gabung yang berbeda dan mempunyai perbedaan maknasehingga kata-kata tersebut mempunyai ketepatan pemakaian yang berbeda-beda. Tujuanpenelitian ini adalah mendeskripsikan analisis komponen makna kata-kata yang bermaknadasar ’jatuh’, mendeskripsikan cakupan perubahan makna pada kata-kata yang bermaknadasar ’jatuh’, dan mendeskripsikan relasi semantis kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan tekniklanjutan simak libat cakap, selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka denganteknik catat sebagai teknik lanjutan. Pada tahap analisis data digunakan metode komponenmakna dan metode agih dengan teknik substitusi dan teknik but-test sebagai teknik lanjutan.Metode komponen makna digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan kata-katabermakna dasar ’jatuh’. Kata-kata bermakna dasar ’jatuh’ yang diiventaris, mencakup: rontok, gugur, runtuh,roboh, ambruk, ambrol, amblek, rebah, tumbang, dan longsor. Selain menyatakan maknadasarnya, kata-kata tersebut dapat mengalami perubahan makna akibat digunakan dalamkonteks kalimat yang berbeda. Relasi semantis yang terbentuk ada tiga, yakni relasi persinggungan (contiguity),relasi tumpang tindih (overlapping), dan relasi keberlawanan (complementation). }, pages = {1--9} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/sulukindo/article/view/70} }
Refworks Citation Data :
Kosakata suatu bahasa dapat terdiri atas sejumlah sistem leksikal yang maknanya dapat ditetapkan berdasarkan perangkat tata hubungan yang dikenal sebagai tata hubunganmakna. Salah satu tata hubungan makna yakni kesinoniman. Skripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasaSkripsi ini membahas relasi semantis kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ dalam bahasaIndonesia. Kata-kata bermakna dasar ‘jatuh’ mempunyai arti yang hampir sama, tetapi dalampemakaiannya mempunyai daya gabung yang berbeda dan mempunyai perbedaan maknasehingga kata-kata tersebut mempunyai ketepatan pemakaian yang berbeda-beda. Tujuanpenelitian ini adalah mendeskripsikan analisis komponen makna kata-kata yang bermaknadasar ’jatuh’, mendeskripsikan cakupan perubahan makna pada kata-kata yang bermaknadasar ’jatuh’, dan mendeskripsikan relasi semantis kata-kata yang bermakna dasar ’jatuh’dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan tekniklanjutan simak libat cakap, selain itu penulis juga menggunakan metode studi pustaka denganteknik catat sebagai teknik lanjutan. Pada tahap analisis data digunakan metode komponenmakna dan metode agih dengan teknik substitusi dan teknik but-test sebagai teknik lanjutan.Metode komponen makna digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan kata-katabermakna dasar ’jatuh’. Kata-kata bermakna dasar ’jatuh’ yang diiventaris, mencakup: rontok, gugur, runtuh,roboh, ambruk, ambrol, amblek, rebah, tumbang, dan longsor. Selain menyatakan maknadasarnya, kata-kata tersebut dapat mengalami perubahan makna akibat digunakan dalamkonteks kalimat yang berbeda. Relasi semantis yang terbentuk ada tiga, yakni relasi persinggungan (contiguity),relasi tumpang tindih (overlapping), dan relasi keberlawanan (complementation).
Last update: