skip to main content

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL DETIK- DETIK CINTA MENYENTUH KARYA ALI SHAHAB SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI TEKS

*AZIZ DWI PRAKOSO  -  Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu mengamati kritik sosial dalamkarya sastra, maka penelitian berhubungan erat dengan nilai-nilai yang ada dalammasyarakat. Karya sastra selalu erat kaitannya dengan faktor sosial, dalam hal inipemahaman mengenai keadaan sosial yang dimiliki oleh pengarang harus tinggi, karenasosiologi sastra harus berdasarkan dari pengamatan, Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kritik sosial yang terkandung dalam novelDetik-Detik Cinta Menyentuh karya Ali Shahab melalui pendekatan sosiologi sastra. Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, Analisis isi diperolehuntuk mengungkap dan mendeskripsikan unsur ekstrinsiknya. Penelitian ini juga bertujuanuntuk menjelaskan unsur-unsur struktur pembangun novel meliputi alur, penokohan, latarserta tema dan amanat Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatanstruktural dan pendekatan sosiologi karena seperti yang telah dipahami bahwa karya sastratidak terlepas dari pengarang, latar belakangnya, lingkungan masyarakatnya, dan kondisisosial pada saat karya tersebut ditulis. Adapun pendekatan sosiologi sastra adalah salah satupendekatan sastra yang memperhatikan keadaan sosial masyarakat dalam menelaah sebuahkarya sastra. Pendekatan struktural dapat menjelaskan unsur-unsur yang membangun maknatotalitas struktur novel Ada tiga kritik sosial yang terkandung dalam novel Detik-detik Cinta MenyentuhKarya Ali Shahab. Kritikan pertama adalah kritik terhadap kekuatan tirani yang menjadipenyebab kemiskinan dan kehancuran rumah tangga. Dalam novel ini, tokoh pemegangkekuasaan dan kekayaan tidak dapat menunjukan sikap bijaksana dan baik budi, bahkansering kali berperilaku sewenang-wenang. Kritikan kedua adalah kritik terhadap sikapotoriter kaum borjuis, kaum borjuis memang sudah lama dikenal karena gaya hidupnya yangmewah dan glamour, mereka selalu berlaku sewenang-wenang karena mereka merasamemiliki otoritas terhadap setiap individu yang berada disekitar mereka. Kritik ketiga adalah kritik terhadap masalah diskriminasi dalam kehidupan seharihari.
Dapat disaksikan keberadaan para orang dengan kecacatan masih menemui berbagaihambatan dalam banyak hal, antara lain disebabkan belum dipahami dan dimengerti olehsebagian warga masyarakat tentang bagaimana kita berperilaku dan bergaul bersama orangdengan kecacatan. Dalam aspek pendidikan, pekerjaan dan aspek lainnya sering kali masihditemui adanya perlakuan-perlakuan diskriminatif terhadap mereka.  

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.