BibTex Citation Data :
@article{TPWK9831, author = {Nisakhaira Rahmaningtyas and Jawoto Setyono}, title = {TINGKAT KERENTANAN SOSIAL WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {4}, number = {4}, year = {2015}, keywords = {kerentanan sosial, faktor kerentanan, tingkat kerentanan}, abstract = { Konsep kerentanan pada dasarnya muncul akibat adanya permasalahan kemiskinan. Kerentanan sosial wilayah menggambarkan kerapuhan sosial dari suatu wilayah akibat pengaruh dari adanya bahaya, ancaman dan bencana yang memiliki potensi merusak, mengganggu serta merugikan. Data tahun 2010 menunjukkan bahwa 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah terbagi menjadi 6 klaster tingkat kemiskinan. Klaster yang termiskin yaitu klaster 4 dengan rata-rata persentase keluarga miskin sebesar 51,87% yang kemudian diikuti oleh klaster 3 dengan rata-rata persentase keluarga miskin sebesar 32,36%. Kabupaten Wonogiri termasuk dalam klaster 3 bersama dengan sembilan kabupaten lainnya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial wilayah Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Objek penelitian ini adalah wilayah Kabupaten Wonogiri dengan unit analisis 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Variabel yang diteliti yaitu modal manusia, modal sosial, kondisi geografis, jaringan politik dan pemerintahan, aset alam dan properti serta infrastruktur. Teknik analisis yang dilakukan meliputi analisis faktor dan analisis penskoran. Hasil analisis faktor memberikan gambaran adanya empat faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kerentanan sosial wilayah di Kabupaten Wonogiri. Faktor dominan yang memiliki kontribusi terbesar dalam penentuan tingkat kerentanan yaitu faktor infrastruktur sebesar 30%. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri termasuk dalam Kelas III dan IV yang berarti tingkat kerentanan sosial wilayah rendah dan tinggi. }, issn = {2338-3526}, pages = {653--665} doi = {10.14710/tpwk.2015.9831}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/9831} }
Refworks Citation Data :
Konsep kerentanan pada dasarnya muncul akibat adanya permasalahan kemiskinan. Kerentanan sosial wilayah menggambarkan kerapuhan sosial dari suatu wilayah akibat pengaruh dari adanya bahaya, ancaman dan bencana yang memiliki potensi merusak, mengganggu serta merugikan. Data tahun 2010 menunjukkan bahwa 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah terbagi menjadi 6 klaster tingkat kemiskinan. Klaster yang termiskin yaitu klaster 4 dengan rata-rata persentase keluarga miskin sebesar 51,87% yang kemudian diikuti oleh klaster 3 dengan rata-rata persentase keluarga miskin sebesar 32,36%. Kabupaten Wonogiri termasuk dalam klaster 3 bersama dengan sembilan kabupaten lainnya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial wilayah Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Objek penelitian ini adalah wilayah Kabupaten Wonogiri dengan unit analisis 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Variabel yang diteliti yaitu modal manusia, modal sosial, kondisi geografis, jaringan politik dan pemerintahan, aset alam dan properti serta infrastruktur. Teknik analisis yang dilakukan meliputi analisis faktor dan analisis penskoran. Hasil analisis faktor memberikan gambaran adanya empat faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kerentanan sosial wilayah di Kabupaten Wonogiri. Faktor dominan yang memiliki kontribusi terbesar dalam penentuan tingkat kerentanan yaitu faktor infrastruktur sebesar 30%. Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri termasuk dalam Kelas III dan IV yang berarti tingkat kerentanan sosial wilayah rendah dan tinggi.
Article Metrics:
Last update: