skip to main content

KAJIAN PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FUNGSI BANGUNAN SEKITAR PUSAT PERBELANJAAN (MAL) DI KOTA BEKASI

*Yeda Nurul Cahyaningtyas  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Rahayu  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pembangunan pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam segala bidang yang terkait dengan kehidupan manusia. Pembangunan pusat perbelanjaan modern merupakan fenomena yang dapat ditemui baik di kota kecil maupun kota besar di Indonesia, keberadaan dari pusat perbelanjaan berpengaruh terhadap perkembangan suatu kota (Hariyono, 2002). Kota Bekasi merupakan wilayah agraris yang kemudian berubah menjadi kota yang memiliki banyak pusat perbelanjaan dan membuat Kota Bekasi menjadi kota yang modern dan maju, serta memiliki 15 mal bahkan lebih. Mal dapat diartikan sebagai suatu ruang yang memiliki bentuk memanjang yang difungsikan sebagai tempat berbelanja bagi pejalan kaki dan mal ini biasanya terbentuk oleh deretan pertokoan. Fenomena perkembangan mal ini terjadi di Kecamatan Bekasi Selatan khususnya Kelurahan Pekayon Jaya, Kelurahan Marga Jaya, dan Kelurahan Kayuringin  Jaya yang memicu terjadinya perkembangan penggunaan lahan dan fungsi bangunan sekitar mal dan memicu kepada Kelurahan Sepanjang Jaya, karena letak yang berdekatan dengan Kelurahan Marga Jaya dan Kelurahan Pekayon Jaya. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa mal pertama dibangun pada tahun 1993 yaitu Mall Metropolitan. Sedangkan pada tahun 2005 sudah terjadi peningkatan jumlah mal sebanyak 4 mal, dengan pengggunaan lahan sekitar mal didominasi oleh permukiman (33,28%). Hingga tahun 2014 jumlah mal sebanyak 8 mal. Penggunaan lahan pada tahun 2014 lebih didominasi oleh permukiman (31,98 %) serta perdagangan dan jasa (2,44 %). Perkembangan mal tersebut menjadikan daerah disekitar mal tersebut banyak mengalami perubahan jenis penggunaan lahan. Kawasan perdagangan yang lebih mendominasi pada jalur utama. Perubahan jenis penggunaan lahan yang terjadi yaitu dengan berkurangnya lahan terbuka seperti kebun (23,44%), sawah (6.25%), dan tegalan (15,13%), selain itu adanya perubahan penggunaan lahan memicu terjadinya banjir karena dalam pembangunan kurang memperhatikan kondisi drainase. Sedangkan untuk perubahan fungsi bangunan dapat diketahui bahwa pemilik rumah yang menambah fungsi bangunan untuk usaha (laundry, tempat kos, toko sembako, fotokopi) sebesar 74%. Adanya tambahan fungsi bangunan untuk usaha, namun pemilik usaha tidak menyediakan lahan parkir, hal ini dapat memicu terjadinya kemacetan pada wilayah penelitian.

Fulltext View|Download
Keywords: Penggunan Lahan, Pusat Perbelanjaan

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.