skip to main content

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TERENCANA KOTA DEPOK

*Laella Nuzullia  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Wisnu Pradoto  -  Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kota Depok sebagai bagian dari  Jakarta Metropolitan Region (JMR) mempunyai perkembangan yang cepat sebagai bentuk dari fenomena Mega-Urbanisasi. Salah satu bentuk perkembangannya dapat dilihat dari perkembangan kawasan permukiman terencana. Namun, seringkali pembangunan kawasan permukiman terencana yang dilakukan oleh pihak swasta/developer hanya berorientasi pada keuntungan  tanpa memperhatikan kesesuaian lahan sehingga menyebabkan perubahan penggunaan lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun khususnya permukiman. Hal ini berdampak pada perkembangan kawasan permukiman terencana yang tidak merata karena mengikuti ketersediaan lahan tidak terbangun. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perkembangan kawasan permukiman terencana dan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Kajian perkembangan kawasan permukiman terencana dilakukan secara time series yaitu pada tahun 1990, 2000, dan 2010. Faktor – faktor yang dikaji dalam penelitian terdiri dari 5 faktor, yaitu Lahan Tidak Terbangun, Jarak dari Jaringan Jalan arteri dan Kolektor, Kondisi Fisik Alam, Faktor Eksternal berupa jarak dari kampus Universitas Indonesia (UI) dan Jaringan Jalan Tol, serta harga lahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah skoring, deskriptif kuantitatif, dan regresi spasial OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis yang telah dilakukan menghasilkan bahwa perkembangan kawasan permukiman terencana lebih cenderung mengarah ke luar pusat kota menuju ke wilayah – wilayah pinggiran Kota Depok. Ada 2 faktor yang memiliki perbandingan lurus terhadap perkembangan kawasan permukiman terencana. yaitu lahan tidak terbangun dengan nilai koefisien +0.010 dan jarak dari kampus Universitas Indonesia (UI) serta  Jaringan Jalan Tol dengan nilai koefisien +3.604. Sedangkan 3 faktor lainnya memiliki perbandingan terbalik terhadap perkembangan kawasan permukiman terencana yaitu Jaringan Jalan Arteri dan Kolektordengan nilai koefisien -0.104, Kondisi Fisik Alamdengan nilai koefisien -0.344, dan Harga Lahandengan nilai koefisien -0.003.

Permukiman Terencana, Peri-urban, Ordinary Least Square (OLS)

Fulltext View|Download
Keywords: Permukiman Terencana, Peri-urban, Ordinary Least Square (OLS)

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.