skip to main content

PENGARUH PERGERAKAN PEKERJA COMMUTER TERHADAP POLA KONSUMSI DI KECAMATAN KALIWUNGU

*Anindita Indrareni  -  Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Anita Ratnasari Rakhmatulloh  -  Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Kota merupakan suatu kawasan yang terus mengalami perkembangan baik secara fisik maupun non fisik yang mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi kawasan pinggiran di sekitarnya. Kota Semarang merupakan salah satu kawasan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kaliwungu dan memiliki tingkat perekonomian yang lebih baik didalamnya, dibuktikan dengan nilai UMR yang lebih tinggi dari Kecamatan Kaliwungu di Kabupaten Kendal. Hal ini kemudian menimbulkan suatu pergerakan oleh penduduk Kecamatan Kaliwungu yang memilih bekerja di Kota Semarang sehingga terjadilah perjalanan ulang alik (commuting). Terjadinya perjalanan ulang alik ini tentunya mempengaruhi besarnya konsumsi yang dikeluarkan oleh masing-masing pelaku perjalanan ulang alik. Apabila semakin jauh jarak yang ditempuh maka diperkirakan konsumsi yang dikeluarkan pun akan semakin besar. Penelitian ini disusun untuk mengetahui pengaruh pergerakan pekerja commuter terhadap pola konsumsi yang dikeluarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan analisis menggunakan tabulasi silang berdasarkan data hasil survey primer mengenai konsumsi yang dikeluarkan penduduk baik pangan dan non pangan di Kecamatan Kaliwungu. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode sample non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Alasan digunakannya purposive sampling ini didasarkan pertimbangan peneliti yang memfokuskan penelitian ini hanya kepada pekerja commuter di Kecamatan Kaliwungu saja. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan crosstab diketahui berbagai jenis variabel yang mempengaruhi pola konsumsi penduduk. Variabel tersebut terdiri dari pendapatan, waktutempuh, mata pencaharian, modat ransportasi dan jarak. Selain itu, diketahui bahwa Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh pekerja komuter maka konsumsi untuk biaya transportasi akan semakin tinggi pula. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penekanan pada jenis konsumsi lainnya agar seluruh konsumsi masih dapat terpenuhi sesuai dengan kondisi ekonomi pelaku pergerakan. Pelaku pergerakan dengan jarak 10-20 km melakukan penekanan sebesar 3% yang diambil dari konsumsi pangan, sandang, rekreasi dan konsumsi tak terduga. Sedangkan pada pekerja commuter dengan jarak tempuh lebih dari 20 km melakukan penekanan mencapai 10% yang diambil dari konsumsi pangan, sandang, pendidikan, rekreasi dan konsumsi tak terduga. 
Fulltext View|Download
Keywords: konsumsi;pergerakan;commuter

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.