BibTex Citation Data :
@article{TPWK3540, author = {Wanti Sitanggang and Sunarti Sunarti}, title = {UPAYA MASYARAKAT DALAM PENANGANAN TEMPAT BERMUKIM DI LINGKUNGAN PESISIR DI KELURAHAN BANDENGAN PEKALONGAN UTARA}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {2}, number = {4}, year = {2013}, keywords = {upaya;tempat bermukim;pesisir}, abstract = { Kelurahan Bandengan di Pekalongan Utara yang berada di wilayah pesisir sudah mengalami masalah rob dan banjir yang merusak tempat bermukim mereka sejak 10 tahun terakhir. Kondisi kerusakan semakin parah karena banyak warga yang sudah kehilangan pekerjaan tidak mampu memperbaiki kerusakan yang ada secara permanen. Menurunnya kualitas ekonomi warga Bandengan disebabkan karena ladang melati yang dulu menjadi mata pencarian sebagian besar warga Kelurahan Bandengan sudah rusak karena rob. Penelitian ini mengkaji upaya yang sudah dilakukan masyarakat terhadap tempat bermukim sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan pesisir dari bencana banjir dan rob.Dari data yang dikumpulkan serta dianalisis secara deskriptif, maka diketahui bahwa tempat bermukim di lingkungan pesisir Kelurahan Bandengan mengalami banjir dan rob setinggi 5-9 cm dengan lama genangan di RW IV dan V selama 12 jam, dan di RW III dan VI selama 1-4 hari. Berdasarkan kondisi tersebut maka warga melakukan bentuk upaya yang berbeda-beda. Upaya penanganan yang sudah dilakukan warga dianalisis menggunakan analisis crosstab untuk mengetahui hubungan antara upaya dengan kondisi yang terjadi saat ini. Upaya tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap bencana yang melanda rob dan banjir yang melanda wilayah pesisir saat ini. Bentuk adaptasi yang sudah dilakukan berupa adaptasi reaktif dan adaptasi proaktif. Adaptasi reaktif yang dilakukan warga Bandengan adalah dengan meninggikan bagian depan rumah saja yang dapat berguna juga sebagai tanggul sementara. Sedangkan adaptasi proaktif yang akan dilakukan adalah pembuatan geotube di sepanjang garis pantai sebagai penghalang ombak atau pasang yang masuk ke daratan. Namun berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan, warga lebih banyak memilih untuk pasrah dan tidak melakukan upaya penanganan apa pun. Hal tersebut disebabkan karena dengan kondisi ekonomi yang rendah dan jenis kerusakan pada atap dan lantai rumah, maka warga lebih memprioritaskan kebutuhan pangan daripada harus memperbaiki tempat bermukim mereka yang sudah rusak. }, issn = {2338-3526}, pages = {905--913} doi = {10.14710/tpwk.2013.3540}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/3540} }
Refworks Citation Data :
Kelurahan Bandengan di Pekalongan Utara yang berada di wilayah pesisir sudah mengalami masalah rob dan banjir yang merusak tempat bermukim mereka sejak 10 tahun terakhir. Kondisi kerusakan semakin parah karena banyak warga yang sudah kehilangan pekerjaan tidak mampu memperbaiki kerusakan yang ada secara permanen. Menurunnya kualitas ekonomi warga Bandengan disebabkan karena ladang melati yang dulu menjadi mata pencarian sebagian besar warga Kelurahan Bandengan sudah rusak karena rob. Penelitian ini mengkaji upaya yang sudah dilakukan masyarakat terhadap tempat bermukim sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan pesisir dari bencana banjir dan rob.Dari data yang dikumpulkan serta dianalisis secara deskriptif, maka diketahui bahwa tempat bermukim di lingkungan pesisir Kelurahan Bandengan mengalami banjir dan rob setinggi 5-9 cm dengan lama genangan di RW IV dan V selama 12 jam, dan di RW III dan VI selama 1-4 hari. Berdasarkan kondisi tersebut maka warga melakukan bentuk upaya yang berbeda-beda. Upaya penanganan yang sudah dilakukan warga dianalisis menggunakan analisis crosstab untuk mengetahui hubungan antara upaya dengan kondisi yang terjadi saat ini. Upaya tersebut merupakan bentuk adaptasi terhadap bencana yang melanda rob dan banjir yang melanda wilayah pesisir saat ini. Bentuk adaptasi yang sudah dilakukan berupa adaptasi reaktif dan adaptasi proaktif. Adaptasi reaktif yang dilakukan warga Bandengan adalah dengan meninggikan bagian depan rumah saja yang dapat berguna juga sebagai tanggul sementara. Sedangkan adaptasi proaktif yang akan dilakukan adalah pembuatan geotube di sepanjang garis pantai sebagai penghalang ombak atau pasang yang masuk ke daratan. Namun berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan, warga lebih banyak memilih untuk pasrah dan tidak melakukan upaya penanganan apa pun. Hal tersebut disebabkan karena dengan kondisi ekonomi yang rendah dan jenis kerusakan pada atap dan lantai rumah, maka warga lebih memprioritaskan kebutuhan pangan daripada harus memperbaiki tempat bermukim mereka yang sudah rusak.
Article Metrics:
Last update: