skip to main content

Pengembangan Desa Wisata terhadap Perubahan Spasial di Dusun Butuh, Kabupaten Magelang

*Syafiq Miftahurridho  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Mada Sophianingrum  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Transformasi pedesaan mulai terjadi setelah adanya perkembangan pariwisata pada pertengahan tahun 2000-an. Berkembangnya desa wisata juga memerlukan ketersediaan fasilitas-fasilitas yang memadai sebagai penunjang aktivitas pariwisata Ketersediaan sarana dan prasarana dapat menunjang aktivitas wisatawan yang berkunjung sehingga membuat wisatawan menjadi lebih aman dan nyaman. Dusun Butuh sebagai desa wisata yang terletak di lereng Gunung Sumbing, memanfaatkan daya tarik keindahan alam melalui inovasi warna permukiman yang beragam. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang mencapai 11.000 wisatawan dalam satu hari Oleh sebab itu, penelitian dalam mengidentifikasi tahapan pengembangan desa wisata diperlukan untuk dijadikan sebagai masukan atau saran dalam pengembangan desa wisata di Dusun Butuh. Hasil penelitian ini menunjukkan pengembangan desa wisata telah dilakukan sejak tahun 2017. Pengembangan tersebut berupa menginovasi warna permukiman dengan memanfaatkan persebaran rumah yang unik. Berjalannya waktu, fasilitas umum dan fasilitas wisata berkembang secara pesat seiring bertambahnya jumlah wisatawan. Akan tetapi, perkembangan fasilitas-fasilitas tersebut tidak mempengaruhi perubahan guna lahan di Dusun Butuh karena terdapat larangan aturan kepemilikan lahan bagi orang luar dusun.

Fulltext View|Download
Keywords: Pengembangan Desa Wisata;Spasio-Temporal;Perubahan spasial desa

Article Metrics:

  1. Adiyati, A., Sardjono, A. B., & Murtini, T. W. (2019). Aktivitas Wisata Religi Dalam Perubahan Permukiman Di Kawasan Bersejarah Menara Kudus. Jurnal Arsitektur ARCADE, 3(2), 161. https://doi.org/10.31848/arcade.v3i2.258
  2. Emily Wu, T. chiung. (2018). Agriculture tourism and the transformation of rural countryside. Tourism Geographies, 20(2), 354–357. https://doi.org/10.1080/14616688.2018.1434819
  3. Moleong, L. J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya
  4. Pratama, I. R. W. (2018). Pengaruh Desa Wisata Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan di Desa Sedit Kabupaten Bangli. SPACE, 5, 2
  5. Situmorang, R., Trilaksono, T., & Japutra, A. (2019). Friend or Foe? The complex relationship between indigenous people and policymakers regarding rural tourism in Indonesia. Journal of Hospitality and Tourism Management, 39(February), 20–29. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2019.02.001
  6. Utomo, S. J., & Satriawan, B. (2017). Strategi Pengembangan Desa Wisata Di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Neo-Bis, 11(2), 142. https://doi.org/10.21107/nbs.v11i2.3381
  7. Villanueva-álvaro, J. J., Mondéjar-Jiménez, J., & Sáez-Martínez, F. J. (2017). Rural tourism: Development, management and sustainability in rural establishments. Sustainability (Switzerland), 9(5), 1–8. https://doi.org/10.3390/su9050818
  8. Yusuf, I., & Hadi, T. S. (2020). Studi Literatur : Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perubahan Lahan. Pondasi, 25(2), 157. https://doi.org/10.30659/pondasi.v25i2.13041

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.