BibTex Citation Data :
@article{TPWK2916, author = {Chitra Kinanti and Samsul Marif}, title = {ARAHAN INSENTIF DISENTIF UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAMPUNG MELAYU SEBAGAI KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTA SEMARANG}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {2}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {Insentif;disentif;cagar budaya}, abstract = { Kampung Kota dapat dianggap sebagai suatu kawasan yang memiliki kebudayaan dan kondisi sosial yang unik di dalamnya perbedaan karakteristik masyarakatnya. Oleh karena itu, keberadaan kampung kota penting di dalam perkembangan suatu kota sebagai salah satu nilai dan bukti sejarah. Kampung Melayu adalah salah satu kampung yang bersejarah di Kota Semarang yang awal mulanya sebagai kampung yang didiami oleh etnis Melayu dan kawasan kampung ini telah terbentuk pada abad ke-16. Namun, kondisi fisik maupun kondisi sosial, budaya, dan kepercayaan yang terdapat di Kampung Melayu semakin lama semakin memprihatinkan dan semakin menghilang sebagai dampak dari modernisasi perkotaan padahal kawasan Kampung Melayu merupakan salah satu kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan cagar budaya. Untuk mempertahankan eksistensi kawasan Kampung Melayu sebagai cagar budaya perlu dilakukan upaya pelestarian dan penyelamatan terhadap warisan sejarah dalam bentuk pemberian insentif Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan yaitu metode kuantitatif. Adapun teknik analisis yang diigunakan berupa deskriptif serta analisis kompar a tif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik primer wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian teknik sekunder dilakukan dengan survey ke instansi-instansi terkait. Metode penentuan sampel dengan metode s a mple non probability sampling dengan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dalam mengambil sample memperhatikan faktor-faktor tertentu sehingga tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden. Purposive sampling dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti dan pengambilan sample dilakukan terhadap responden yang dianggap berkompeten dalam hal pengembangam kawasan kampung Melayu sebagai kawasan cagar budaya Dengan diketahuinya arahan insentif disentif Kampung Melayu Semarang diharapkan dapat lebih mengembangakan dan melestarikan Melayu sebagai salah satu kawasan cagar budaya Kota Semarang sehingga dapat menjaga eksistensi Kampung Melayu tersebut dan pada akhirnya dapat mengatasi permasalahan dan lebih mengembangkan potensi kesejarahan Kampung Melayu sebagai kawasan cagar budaya melalui upaya arahan insentif disentif. }, issn = {2338-3526}, pages = {687--696} doi = {10.14710/tpwk.2013.2916}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/2916} }
Refworks Citation Data :
Kampung Kota dapat dianggap sebagai suatu kawasan yang memiliki kebudayaan dan kondisi sosial yang unik di dalamnya perbedaan karakteristik masyarakatnya. Oleh karena itu, keberadaan kampung kota penting di dalam perkembangan suatu kota sebagai salah satu nilai dan bukti sejarah. Kampung Melayu adalah salah satu kampung yang bersejarah di Kota Semarang yang awal mulanya sebagai kampung yang didiami oleh etnis Melayu dan kawasan kampung ini telah terbentuk pada abad ke-16. Namun, kondisi fisik maupun kondisi sosial, budaya, dan kepercayaan yang terdapat di Kampung Melayu semakin lama semakin memprihatinkan dan semakin menghilang sebagai dampak dari modernisasi perkotaan padahal kawasan Kampung Melayu merupakan salah satu kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan cagar budaya. Untuk mempertahankan eksistensi kawasan Kampung Melayu sebagai cagar budaya perlu dilakukan upaya pelestarian dan penyelamatan terhadap warisan sejarah dalam bentuk pemberian insentif
Metode penelitian yang dilakukan dengan menggunakan yaitu metode kuantitatif. Adapun teknik analisis yang diigunakan berupa deskriptif serta analisis komparatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik primer wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian teknik sekunder dilakukan dengan survey ke instansi-instansi terkait. Metode penentuan sampel dengan metode sample non probability sampling dengan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dalam mengambil sample memperhatikan faktor-faktor tertentu sehingga tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden. Purposive sampling dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti dan pengambilan sample dilakukan terhadap responden yang dianggap berkompeten dalam hal pengembangam kawasan kampung Melayu sebagai kawasan cagar budaya
Dengan diketahuinya arahan insentif disentif Kampung Melayu Semarang diharapkan dapat lebih mengembangakan dan melestarikan Melayu sebagai salah satu kawasan cagar budaya Kota Semarang sehingga dapat menjaga eksistensi Kampung Melayu tersebut dan pada akhirnya dapat mengatasi permasalahan dan lebih mengembangkan potensi kesejarahan Kampung Melayu sebagai kawasan cagar budaya melalui upaya arahan insentif disentif.
Article Metrics:
Last update: