BibTex Citation Data :
@article{TPWK2906, author = {Dara Hati and Djoko Suwandono}, title = {IDENTIFIKASI PEMANFAATAN ILMU FENG SHUI PADA KAWASAN PECINAN SEMARANG}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {2}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {Feng Shui;Pecinan;Morfologi Kota}, abstract = { Perencanaan suatu kawasan heritage tentu tidak lepas dari unsur sejarah yang membentuk ruang kawasan tersebut.Oleh karena itu perencanaan itu sendiri tidak hanya memperhatikan aspek karakteristik fisik bangunan, namun juga karakteristik sosial yang tinggal di dalamnya.Untuk memahami identitas suatu kawasan bisa ditelisik melalui sejarah dan budaya yang tertanam di dalamnya, bagaimana norma-norma dan aturan-aturan adat membentuk suatu perilaku sosial masyarakat menjadi seperti yang ada saat ini.Perencanaan Pecinan sebagai contoh, juga merupakan salah satu kawasan heritage yang berada di Kota Semarang.Kawasan pecinan memiliki keunikan dan ciri khas nya sendiri yang masih terlihat sangat kental pada lingkungan, keadaan fisik, dan sosial masyarakat yang berada di kawasan tersebut.Banyak warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Pecinan masih menganut kepercayaan tradisional, seperti pemujaan dewa-dewa di Klenteng dan Feng Shui.Selama ini Feng Shui lebih sering dikenal sebagai ilmu mistik yang tidak dapat dibuktikan kredibilitasnya.Namun sesungguhnya dibalik itu Feng Shui merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki banyak aspek yang sebenarnya berdasarkan pada hal-hal yang sering kita jumpai sehari-hari.Feng Shui merupakan hitungan matematika tentang hubungan sebab akibat dari kondisi yang terjadi.Jadi, ada teori dan rumusan yang dapat dianalisis melalui hitungan oleh setiap orang yang mempelajarinya.Feng Shui yang kita kenal saat ini lebih banyak diimplementasikan pada skala kecil seperti pada rumah dan bangunan perkantoran atau pusat perbelanjaan.Masih sangat jarang kita melihat pengaruh Feng Shui pada skala perkotaan dan wilayah. Bukan hal yang mustahil memanfaatkan Feng Shui dalam suatu proses perencanaan kota, karena pada dasarnya bangunan dan kota memiliki unsur-unsur yang serupa.Tema yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana penerapan ilmu Feng Shui pada kawasan Pecinan Semarang. Penelitian ini akan mengkaji Feng Shui dari berbagai sudut pandang, dan menganalisis prinsip keseimabangan Feng Shui yang ada pada kawasan Pecinan Semarang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Dalam banyak kasus teori perancangan modern terkadang dianggap kurang pas untuk menata kawasan heritage seperti kawasan Pecinan. Penelitian ini bertujuan semata-mata hanya untuk mencari solusi yang sesuai untuk mengembangkan dan dalam waktu yang bersamaan melestarikan kebudayaan warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Pecinan dengan memanfaatkan ilmu dan kebudayaan yang familiar dengan gaya hidup mereka. Sehingga pada hasil akhir penelitian ini diharapkan akan diperoleh rumusan perencanaan kota dengan alternatif ilmu Feng Shui. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa Feng Shui masih dimanfaatkan oleh masyarakat Pecinan, baik dalam skala makro maupun mikro.Dilihat dari ditemukannya unsur-unsur yang ada pada kondisi eksisting.Feng Shui dan perencanaan modern/barat bukan benar-benar suatu hal yang bertolak belakang, ada kesamaan logis pada masing-masing dasar teori.Bisa dikatakan bahwa Feng Shui mengungkapkannya dengan bahasa yang berbeda. Namun pada akhirnya Feng Shui dan perencanaan modern tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, diperlukan suatu kombinasi dan kerjasama dari keduanyauntuk membangun kota secara harmonis. }, issn = {2338-3526}, pages = {661--668} doi = {10.14710/tpwk.2013.2906}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/2906} }
Refworks Citation Data :
Perencanaan suatu kawasan heritage tentu tidak lepas dari unsur sejarah yang membentuk ruang kawasan tersebut.Oleh karena itu perencanaan itu sendiri tidak hanya memperhatikan aspek karakteristik fisik bangunan, namun juga karakteristik sosial yang tinggal di dalamnya.Untuk memahami identitas suatu kawasan bisa ditelisik melalui sejarah dan budaya yang tertanam di dalamnya, bagaimana norma-norma dan aturan-aturan adat membentuk suatu perilaku sosial masyarakat menjadi seperti yang ada saat ini.Perencanaan Pecinan sebagai contoh, juga merupakan salah satu kawasan heritage yang berada di Kota Semarang.Kawasan pecinan memiliki keunikan dan ciri khas nya sendiri yang masih terlihat sangat kental pada lingkungan, keadaan fisik, dan sosial masyarakat yang berada di kawasan tersebut.Banyak warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Pecinan masih menganut kepercayaan tradisional, seperti pemujaan dewa-dewa di Klenteng dan Feng Shui.Selama ini Feng Shui lebih sering dikenal sebagai ilmu mistik yang tidak dapat dibuktikan kredibilitasnya.Namun sesungguhnya dibalik itu Feng Shui merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki banyak aspek yang sebenarnya berdasarkan pada hal-hal yang sering kita jumpai sehari-hari.Feng Shui merupakan hitungan matematika tentang hubungan sebab akibat dari kondisi yang terjadi.Jadi, ada teori dan rumusan yang dapat dianalisis melalui hitungan oleh setiap orang yang mempelajarinya.Feng Shui yang kita kenal saat ini lebih banyak diimplementasikan pada skala kecil seperti pada rumah dan bangunan perkantoran atau pusat perbelanjaan.Masih sangat jarang kita melihat pengaruh Feng Shui pada skala perkotaan dan wilayah. Bukan hal yang mustahil memanfaatkan Feng Shui dalam suatu proses perencanaan kota, karena pada dasarnya bangunan dan kota memiliki unsur-unsur yang serupa.Tema yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana penerapan ilmu Feng Shui pada kawasan Pecinan Semarang. Penelitian ini akan mengkaji Feng Shui dari berbagai sudut pandang, dan menganalisis prinsip keseimabangan Feng Shui yang ada pada kawasan Pecinan Semarang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Dalam banyak kasus teori perancangan modern terkadang dianggap kurang pas untuk menata kawasan heritage seperti kawasan Pecinan. Penelitian ini bertujuan semata-mata hanya untuk mencari solusi yang sesuai untuk mengembangkan dan dalam waktu yang bersamaan melestarikan kebudayaan warga Tionghoa yang bertempat tinggal di Pecinan dengan memanfaatkan ilmu dan kebudayaan yang familiar dengan gaya hidup mereka. Sehingga pada hasil akhir penelitian ini diharapkan akan diperoleh rumusan perencanaan kota dengan alternatif ilmu Feng Shui.
Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah bahwa Feng Shui masih dimanfaatkan oleh masyarakat Pecinan, baik dalam skala makro maupun mikro.Dilihat dari ditemukannya unsur-unsur yang ada pada kondisi eksisting.Feng Shui dan perencanaan modern/barat bukan benar-benar suatu hal yang bertolak belakang, ada kesamaan logis pada masing-masing dasar teori.Bisa dikatakan bahwa Feng Shui mengungkapkannya dengan bahasa yang berbeda. Namun pada akhirnya Feng Shui dan perencanaan modern tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, diperlukan suatu kombinasi dan kerjasama dari keduanyauntuk membangun kota secara harmonis.
Article Metrics:
Last update: