BibTex Citation Data :
@article{TPWK2901, author = {Nastiti Puspitasari and Wisnu Pradoto}, title = {FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN GUNA LAHAN DAN POLA PERKEMBANGAN PERMUKIMAN KAWASAN PINGGIRAN (Studi Kasus: Daerah Gedawang, Kota Semarang)}, journal = {Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)}, volume = {2}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {Perubahan Guna Lahan;Pola Perkembangan;Permukiman Baru}, abstract = { Perkembangan Kota Semarang yang semakin pesat ditandai dengan semakin meluasnya perkembangan kawasan permukiman hingga ke kawasan pinggiran. Perkembangan tersebut mampu membawa dampak berupa perubahan guna lahan di kawasan pinggiran, salah satunya adalah Daerah Gedawang. Hal ini sesuai dengan pendapat Catanese (1986:266) bahwa secara alamiah perkembangan lahan di kawasan pinggiran diawali dan didominasi dengan pembangunan perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan guna lahan serta mengkaji pola perkembangan permukiman di kawasan pinggiran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dan menampilkannya secara spasial untuk menggambarkan pola perkembangan permukiman di kawasan pinggiran. Penelitian mengenai perubahan guna lahan ini berdasar pada dua analisis utama yaitu analisis perubahan guna lahan dan analisis pola perkembanganpermukiman di Daerah Gedawang. Pada analisis perubahan guna lahan ini, dibedakan menjadi dua tahap analisis yaitu analisis perubahan fisik dan analisis perubahan sosial kemasyarakatan. Output dari analisis ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan guna lahan yaitu pertumbuhan penduduk, aksesibilitas, kegiatan pengembang perumahan (developer), harga lahan dan ketersediaan fasilitas umum. Selain analisis perubahan guna lahan, dilakukan pula analisis pola perkembangan permukiman. Dalam analisis ini didapatkan pola perkembangan permukiman di Gedawang menyebar secara tidak teratur atau sporadis. Berdasarkan beberapa tahap analisis yang telah dilakukan, maka Kelurahan Gedawang termasuk ke dalam kawasan pinggiran Kota Semarang dan terbukti mengalami perubahan guna lahan terutama perubahan guna lahan non-terbangun menjadi guna lahan terbangun permukiman. }, issn = {2338-3526}, pages = {638--648} doi = {10.14710/tpwk.2013.2901}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/pwk/article/view/2901} }
Refworks Citation Data :
Perkembangan Kota Semarang yang semakin pesat ditandai dengan semakin meluasnya perkembangan kawasan permukiman hingga ke kawasan pinggiran. Perkembangan tersebut mampu membawa dampak berupa perubahan guna lahan di kawasan pinggiran, salah satunya adalah Daerah Gedawang. Hal ini sesuai dengan pendapat Catanese (1986:266) bahwa secara alamiah perkembangan lahan di kawasan pinggiran diawali dan didominasi dengan pembangunan perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan guna lahan serta mengkaji pola perkembangan permukiman di kawasan pinggiran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dan menampilkannya secara spasial untuk menggambarkan pola perkembangan permukiman di kawasan pinggiran. Penelitian mengenai perubahan guna lahan ini berdasar pada dua analisis utama yaitu analisis perubahan guna lahan dan analisis pola perkembanganpermukiman di Daerah Gedawang.
Pada analisis perubahan guna lahan ini, dibedakan menjadi dua tahap analisis yaitu analisis perubahan fisik dan analisis perubahan sosial kemasyarakatan. Output dari analisis ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan guna lahan yaitu pertumbuhan penduduk, aksesibilitas, kegiatan pengembang perumahan (developer), harga lahan dan ketersediaan fasilitas umum. Selain analisis perubahan guna lahan, dilakukan pula analisis pola perkembangan permukiman. Dalam analisis ini didapatkan pola perkembangan permukiman di Gedawang menyebar secara tidak teratur atau sporadis. Berdasarkan beberapa tahap analisis yang telah dilakukan, maka Kelurahan Gedawang termasuk ke dalam kawasan pinggiran Kota Semarang dan terbukti mengalami perubahan guna lahan terutama perubahan guna lahan non-terbangun menjadi guna lahan terbangun permukiman.
Article Metrics:
Last update: