skip to main content

Faktor-Faktor Sarana dan Prasarana BRT yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo, Kota Semarang

*Hanna Aulia Zamira  -  Diponegoro University, Indonesia
Parfi Khadiyanta  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pariwisata perkotaan merupakan industri yang menawarkan keragaman, aksesibilitas, dan fleksibilitas yang dibuat atau dikelola secara khusus atau khusus untuk wisatawan. Wisatawan mengunjungi kota untuk berbagai keperluan baik sebagai daya tarik utama atau sebagai penyedia fasilitas pendukung yang tidak tersedia pada daerah pedesaan, terutama sistem transportasi dan akomodasi (Ashworth, 2012). Transportasi massal merupakan sebuah komponen penting pada pariwisata perkotaan dan disediakan oleh pemerintah setempat guna menambah total pengalaman wisata (Duval, 2011) dan mendukung strategi pembangunan kepariwisataan Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor dari sarana BRT yang berpengaruh terhadap Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo, dengan metode pendekatan kuantitatif dan melalui analisis antara lain merupakan Partial Least Square (PLS) dan Trendline. Hasil yang didapatkan adalah bahwasannya setiap variabel bebas penelitian yakni 1) Aksesibilitas BRT yang mencakupi jaringan jalan, kelengkapan signage dan ketersediaan sarana BRT, 2) Fasilitas BRT yang mencakupi sarana pelayanan BRT serta; 3) Ketertarikan dalam penggunaan BRT berpengaruh terhadap variabel terikat yakni aksesibilitas obyek wisata, fasilitas wisata dan intensi berkunjung yang merepresentasikan pengembangan obyek wisata Goa Kreo.

Uji latent variabel correlations menunjukkan bahwa variabel bebas yang memilikki pengaruh terbesar adalah ketertarikan penggunaan BRT, karena mampu mendeskripsikan setiap variabel bebas dengan hasil luaran sebesar 0,622. Aksesibilitas BRT berpengaruh sebesar 0,555 dan Fasilitas BRT berpengaruh sebesar 0,395. Keterarikan penggunaan BRT merupakan variabel yang dipengaruhi indikator ketersediaan aksesibilitas dan fasilitas, serta hasil uji yang bernilai >0,2 menggambarkan pengaruh kuat terhadap variabel terikat.

Adapun berdasarkan data pendukung dari hasil dari observasi lapangan, baik pengembangan dalam penggunaan BRT maupun obyek wisata Goa Kreo tersendiri belum terintegrasi terhadap faktor-faktor tersebut. Maka dari itu, penting bagi pengelola obyek wisata dan pihak Trans Semarang untuk memperhatikan dan mengevaluasi hasil dari analisis agar rencana konsep “Obyek Wisata yang Terintegrasi oleh Penggunaan BRT” dapat terealisasi dan berkembang secara optimal.
Fulltext View|Download
Keywords: BRT, Pariwisata, Transportasi, Transportasi dan Pariwisata, Pariwisata Perkotaan, BRT dan Pariwisata

Article Metrics:

  1. Badan Pusat Statistik Kota Semarang
  2. Novitasari, H. (2017). Analisis Permintaan Objek Wisata Goa Kreo Kota Semarang. Skripsi S1 Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang
  3. Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
  4. Goeltom, A. D. and Mulyawan, R. (2007) ‘Menentukan preferensi dan faktor-faktor yang menyebabkan wisatawan berkunjung ke Kota Bandung sebagai daerah tujuan wisata’, Jurnal Pariwisata
  5. Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang
  6. Page, S. J., & Connell, J. (2020). Urban tourism. Tourism, July, 443–465. https://doi.org/10.4324/9781003005520-25
  7. Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi Yogyakarta
  8. Spillane, James J. (1987). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Kanisius
  9. Gde, D., Ayu, I. D., & Mayasari, D. (2019). Prinsip - Prinsip
  10. Kepariwisataan dan Hak Prioritas Masyarakat dalam Pengelolaan Pariwisata berdasarkan Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. 13(10)
  11. Ashworth, G. (2012). Do we Understand Urban Tourism? Journal of Tourism & Hospitality, 01(04), 1–2. https://doi.org/10.4172/2167-0269.1000e117
  12. Undang-Undang Kepariwisataan Tahun 2009
  13. Tambunan, N. (2009). Posisi Transportasi Dalam Pariwisata. Universitas Mpu Tantular, Jakarta, Bps 2008, 39–48
  14. Hayat, B., Abror, A., & Risdianto, O. (2019). Layanan Transportasi dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Kerinci. 06(02), 125–134
  15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025
  16. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
  17. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Semarang
  18. Jaya, I. G. N. M., & Sumertajaya, I. M. (2008). Pemodelan Persamaan Structural dengan Partial Least Square. Semnas Matematika Dan Pendidikan Matematika 2008, 118–132
  19. Sholiha, E. U. N., & Salamah, M. (2015). Structural Equation Modeling-Partial Least Square untuk. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 4(2), 169–174
  20. Adiningsih, T. dan Kamal, M. (2012). Inti Dan Kualitas Layanan Peripheral Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam Menggunakan Jasa TelkomSpeedy. 1, 1–11
  21. Kantawateera, K., Naipinit, A., Sakolnakorn, T. P. N., & Kroeksakul, P. (2015). Tourist Transportation Problems And Guidelines For Developing The Tourism Industry In Khon Kaen, Thailand. Asian Social Science, 11(2), 89–95. Https://Doi.Org/10.5539/Ass.V11n2p89
  22. Sulfi, Abdulhaji. Hi Yusuf, I. S. (2016). Pengaruh Atraksi, Aksesibilitas, Dan Fasilitas Terhadap Citra Objek Wisata Danau Tolire Besar Di Kota Ternate. 7(2)
  23. Sari, D. K. (2011). Pengembangan Pariwisata Obyek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2–87

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.