skip to main content

Analisa Penggunaan Muffler dan Absorber Sebagai Alternative System Peredam Kebisingan Pada Kamar Mesin Akibat Pengoperasian Permesinan Kapal Pada KMP. Feri Siginjai

*Muhamad Iqbal Kurniawan  -  Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Citation Format:
Abstract

Pada pengoperasiannya, sebuah kapal banyak menggunakan mesin dan peralatan yang menimbulkan intensitas kebisingan tinggi. Kebisingan dengan tingkat intensitas tinggi dapat menyebabkan dampak serius bagi crew kapal serta ketidaknyamanan untuk setiap penumpang. Dalam mengurangi kebisingan maka dapat dilakukan dengan melakukan penyedehanaan sistem,misalnya memilih tempat yang jauh dari sumber kebisingan, memasang peredam suara, mengurangi getaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kebisingan yang terjadi di kamar mesin dan ruang akomodasi KMP Feri Siginjai. Dan perlu dilakukan agar kebisingan yang terjadi bisa direduksi dan diminimalisir dengan melakukan analisa pengaruh dari penggunaan Muffler dan absorber agar tingkat kebisingan yang terjadi memenuhi nilai ambang batas dari IMO, LR, dan ABS. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data kebisingan pada kapal KMP. Feri Siginjai dan mengevaluasi tingkat kebisingan dengan regulasi kebisingan yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan dan setelah dievaluasi kebisingan tidak memenuhi regulasi yang ada yaitu 111,8 dB. Dalam simulasi software model muffler 1 dapat mereduksi kebisingan sebesar menjadi 95,50 db, model muffler 2 91,62 dB, model muffler 98,27 dB, model 4 74,95 dB. Pada perhitungan Transmission Loss Absorber untuk frekuensi kritis barrier dengan material plywood dapat mengurangi suara sebesar 34,39 dB, Glasswool 31,22 dB, Rockwool 39,58 dB, Poliuretan 37,01 dB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model muffler variasi 4 dapat mereduksi kebisingan paling baik dan material absorber rockwool.

Fulltext
Keywords: kebisingan; muffler; absorber; imo; abs; lr; decibel
  1. P. Studi, T. Sistem, J. T. Perkapalan, F. Teknik, and U. Hasanuddin, “Getaran dan kebisingan kapal,” 2014
  2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri,” p. 197, 2016
  3. R. Dwilestari, “Pengendalian Tingkat Kebisingan di Cabin ABK (Anak Buah Kapal) KN.P 329 Akibat Mesin,” pp. 1–7
  4. E. J. Sasono, “Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Kapal Coaster,” Kapal, vol. 4, no. 1, pp. 31–34, 2012
  5. Menteri Tenaga Kerja, “Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP – 51 / MEN / I999 tentang Nilai Ambang batas Faktor Fisika di Tempat Kerja,” Menteri Tenaga Kerja Republik Indones., p. 6, 1999
  6. PT Biro Klasifikasi Indonesia, “BKI Reliable,” pp. 1–3, 2011
  7. “Manual Prosedur Penggunaan Sound Level Meter Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2011 Manual Prosedur Penggunaan Sound Level Meter,” 2011
  8. ABS, “Guide for Passenger Comfort on Ships,” Am. Bur. Shipp., vol. 2001, no. February, 2014
  9. Watson Farley & Williams, “Code on Noise Levels on Board Ships,” Marit. Brief., vol. 100‑000, no. 2672, pp. 1–38, 2014
  10. L. Hidup and T. Baku, “Standar kebisingan suara di kapal,” Kapal, vol. 3, no. 2, pp. 70–72, 2006
  11. F. N. Christensen, “How to handle noise and vibrations in ships,” 2000
  12. R. F. Barron, Industrial Noise Control and Acoustics. 2003
  13. G. Gnanendhar Reddy and N. Prakash, “Design and fabrication of reactive muffler,” Int. J. Chem. Sci., vol. 14, no. 2, pp. 1069–1076, 2016

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.