BibTex Citation Data :
@article{JTP20997, author = {Akbar Ramadhan and Ahmad Zakki and Untung Budiarto}, title = {Rancang Desain dan Konstruksi Kapal Ternak Tipe Katamaran untuk Pelayaran Nasional}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {6}, number = {4}, year = {2018}, keywords = {Livestock Carrier; Kapal Ternak; Katamaran; Respon Struktur;}, abstract = { Konsumsi daging sapi di pulau Jawa mencapai 2,2 kg per kapita. Hal ini berarti dibutuhkan 410 juta kg daging sapi per tahun atau sekitar 2,89 juta ekor sapi. Sementara populasi sapi di pulau Jawa hanya 8,6 juta ekor. Sementara di pulau NTT dan Bali yang populasinya 5,5% dari populasi seluruh warga Indonesia, memiliki 14,18% dari populasi sapi potong nasional. Untuk itu diperlukan angkutan yang dapat membawa sapi teresebut sopesi diperecara aman serta lauak untuk beroperasi di perairan Indonesia. Maka dirancang kapal ternak katamaran, dengan harapan akan mencukupi kebutuhan daging sapi nasional. Kapal ternak katamaran memiliki bobot mati 800 ton, dengan panjang 88 meter, lebar 26,75 meter, dan sarat 2,82 meter, beroperasi pada kecepatan 20 knot. Kapal ternak katamaran mampu mengangkut hingga 1200 ekor sapi dari Kupang, Waingapu, dan Bali, menuju Surabaya dan Jakarta. Pada tinjauan stabilitas dan olah gerak, kapal ternak katamaran telah sesuai dengan kriteria khusus untuk kapal ternak. Kapal ternak katamaran didesain khusus untuk perairan Indonesia, dengan rata-rata tinggi gelombangnya yang mencapai 4 meter. Berdasarkan analisa respon kapal terhadap gelombang didapat tegangan terbesar yang terjadi adalah sebesar 40,15 MPa, sangat jauh dari tegangan ijin sebesar 184,125 MPa. Hal ini berarti, kapal ternak katamaran yang dirancang aman untuk mengarungi perariran Indonesia. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/20997} }
Refworks Citation Data :
Konsumsi daging sapi di pulau Jawa mencapai 2,2 kg per kapita. Hal ini berarti dibutuhkan 410 juta kg daging sapi per tahun atau sekitar 2,89 juta ekor sapi. Sementara populasi sapi di pulau Jawa hanya 8,6 juta ekor. Sementara di pulau NTT dan Bali yang populasinya 5,5% dari populasi seluruh warga Indonesia, memiliki 14,18% dari populasi sapi potong nasional. Untuk itu diperlukan angkutan yang dapat membawa sapi teresebut sopesi diperecara aman serta lauak untuk beroperasi di perairan Indonesia. Maka dirancang kapal ternak katamaran, dengan harapan akan mencukupi kebutuhan daging sapi nasional. Kapal ternak katamaran memiliki bobot mati 800 ton, dengan panjang 88 meter, lebar 26,75 meter, dan sarat 2,82 meter, beroperasi pada kecepatan 20 knot. Kapal ternak katamaran mampu mengangkut hingga 1200 ekor sapi dari Kupang, Waingapu, dan Bali, menuju Surabaya dan Jakarta. Pada tinjauan stabilitas dan olah gerak, kapal ternak katamaran telah sesuai dengan kriteria khusus untuk kapal ternak. Kapal ternak katamaran didesain khusus untuk perairan Indonesia, dengan rata-rata tinggi gelombangnya yang mencapai 4 meter. Berdasarkan analisa respon kapal terhadap gelombang didapat tegangan terbesar yang terjadi adalah sebesar 40,15 MPa, sangat jauh dari tegangan ijin sebesar 184,125 MPa. Hal ini berarti, kapal ternak katamaran yang dirancang aman untuk mengarungi perariran Indonesia.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License