BibTex Citation Data :
@article{JTP13801, author = {Rio Muchtiwibowo and Parlindungan Manik and Sarjito Jokosisworo}, title = {ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN MATERIAL KOMPOSIT SANDWICH DENGAN METODE VACUUM INFUSION SEBAGAI MATERIAL KAPAL}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {4}, number = {1}, year = {2016}, keywords = {Sandwich; Divinycell; Vacuum Infusion; Kuat Lentur; Kuat Impak}, abstract = { Teknologi laminasi komposit dengan metode vacuum infusion dalam pembuatan pada galangan kapal fiberglass saat ini belum familiar digunakan dalam industri galangan kapal fiber di Indonesia. Penelitian ini bersifat eksperimen dan dilakukan untuk mendapatkan data analisa teknis dan ekonomis pembuatan komposit dengan metode vacuum infusion . Dari segi analisa teknis bertujuan membandingkan hasil kekuatan lentur dan impak dari variasi komposit sandwich menggunakan divinycell H80 ketebalan 15 mm dan serat E-glass biaxial arah serat + 45 0 dengan berat 800 gr/m 2 dan arah serat 0,90 0 dengan berat 815 gr/m 2 , sehingga dapat diketahui variasi komposisi yang optimal. Sedangkan dari analisa ekonomis, membandingkan keuntungan dan manfaat perbandingan dari komposit sandwich dengan komposit biasa. Pembuatan komposit sandwich dengan proses vacuum infusion dengan fraksi berat 30% matrik vinylester dan 70% serat E-Glass tipe biaxial dengan empat variasi komposisi arah serat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor komposisi lamina dan arah serat sangat berpengaruh dalam menentukan kuat lentur, tetapi tidak dengan kuat impak, meskipun apabila dirata-rata variasi kedua memiliki hasil terbesar dengan energy impak sebesar 85,4 Joule dan nilai ketangguhan impak sebesar 0,033 J/mm 2 . Hasil uji lentur menunjukkan bahwa kuat lentur tertinggi pada komposit sandwich variasi kedua dengan rata-rata ρ max sebesar 2013,2 Newton atau 205,43 Kg, rata-rata nilai kuat tekan sebesar 4,874 Kg/mm 2 dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 14,15 Kg/mm 2 . Namun apabila membandingkan hasil uji lentur dengan standard kuat lentur BKI, tak satupun komposit sandwich yang memenuhi persyaratan. Sedangkan pada analisa ekonomis, penggunaan komposit sandwich menyebabkan kapal lebih mahal 37,56% dan lebih tebal sekitar 71,31% dari komposit single skin , namun lebih ringan sekitar 74,51% dari komposit single skin . }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/13801} }
Refworks Citation Data :
Teknologi laminasi komposit dengan metode vacuum infusion dalam pembuatan pada galangan kapal fiberglass saat ini belum familiar digunakan dalam industri galangan kapal fiber di Indonesia. Penelitian ini bersifat eksperimen dan dilakukan untuk mendapatkan data analisa teknis dan ekonomis pembuatan komposit dengan metode vacuum infusion. Dari segi analisa teknis bertujuan membandingkan hasil kekuatan lentur dan impak dari variasi komposit sandwich menggunakan divinycell H80 ketebalan 15 mm dan serat E-glass biaxial arah serat +450 dengan berat 800 gr/m2 dan arah serat 0,900 dengan berat 815 gr/m2, sehingga dapat diketahui variasi komposisi yang optimal. Sedangkan dari analisa ekonomis, membandingkan keuntungan dan manfaat perbandingan dari komposit sandwich dengan komposit biasa. Pembuatan komposit sandwich dengan proses vacuum infusion dengan fraksi berat 30% matrik vinylester dan 70% serat E-Glass tipe biaxial dengan empat variasi komposisi arah serat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor komposisi lamina dan arah serat sangat berpengaruh dalam menentukan kuat lentur, tetapi tidak dengan kuat impak, meskipun apabila dirata-rata variasi kedua memiliki hasil terbesar dengan energy impak sebesar 85,4 Joule dan nilai ketangguhan impak sebesar 0,033 J/mm2. Hasil uji lentur menunjukkan bahwa kuat lentur tertinggi pada komposit sandwich variasi kedua dengan rata-rata ρmax sebesar 2013,2 Newton atau 205,43 Kg, rata-rata nilai kuat tekan sebesar 4,874 Kg/mm2 dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 14,15 Kg/mm2. Namun apabila membandingkan hasil uji lentur dengan standard kuat lentur BKI, tak satupun komposit sandwich yang memenuhi persyaratan. Sedangkan pada analisa ekonomis, penggunaan komposit sandwich menyebabkan kapal lebih mahal 37,56% dan lebih tebal sekitar 71,31% dari komposit single skin, namun lebih ringan sekitar 74,51% dari komposit single skin.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License