BibTex Citation Data :
@article{JTP10178, author = {Desto Putra and Andi Trimulyono and Eko Hadi}, title = {ANALISA PENGARUH PEMASANGAN ENERGY SAVING DEVICE (ESD) PROPELLER BOSS CAP FINS (PBCF) DAN KORT NOZZLE PADA PROPELLER TYPE B-SERIES DAN PROPELLER TYPE AU TERHADAP GAYA DORONG PROPELLER DENGAN METODE CFD}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {3}, number = {4}, year = {2015}, keywords = {Propeller; Energy Saving Device; Propeller Boss Cap Fins (PBCF); Ducted Propeller; CFD}, abstract = { Meningkatnya harga bahan bakar saat ini sangat signifikan. Hal ini mendorong pelaku industri perkapalan khususnya pemilik kapal (Owner) melakukan penghematan konsumsi bahan bakar. Pengurangan konsumsi bahan bakar bisa di lakukan dengan cara menambah instalasi alat pada propeller atau yang biasa disebut dengan Energy Saving Device (ESD) yang bertujuan untuk meningkatkan effisiensi propulsi. Beberapa desain ESD yang telah dikembangkan yaitu Propeller Boss Cap Fins (PBCF) dan Ducted Propeller (Kort nozzle Propeller) telah terbukti mampu membuat laju suatu kapal menjadi lebih optimal dan efektif, hingga meningkatkan gaya thrust kapal sampai beberapa persen. Dengan kedua ESD yang berbeda, disini penulis ingin menganalisa pengaruh instalasi Energy Saving Device (ESD) terhadap gaya dorong (thrust) yang di hasilkan sehingga dapat diketahui ESD dengan performa paling optimal, selain itu penulis juga ingin menganalisa perbandingan persentase gaya dorong (thrust) yang di hasilkan dengan kedua propeller yang berbeda yakni propeller type B-Series dan propeller type AU dengan bantuan paket program Computer Aided Design (CAD) serta Computational fluid Dynamics (CFD) . Dalam penganalisaan yang dilakukan menggunakan software CFD ANSYS CFX 14.0 menunjukkan dari kedua model propeller yang di analisa, terjadi perubahan bentuk fluida, yang berpengaruh pula terhadap gaya dorong (thrust) yang dihasilkan. Nilai Thrust terbesar pada propeller type B-Series terjadi pada instalasi PBCF dikombinasikan dengan kort nozzle yaitu sebesar 11,50% sedangkan instalasi PBCF dikombinasikan dengan kort nozzle pada propeller type AU memperoleh thrust sebesar 41,59%. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/10178} }
Refworks Citation Data :
Meningkatnya harga bahan bakar saat ini sangat signifikan. Hal ini mendorong pelaku industri perkapalan khususnya pemilik kapal (Owner) melakukan penghematan konsumsi bahan bakar. Pengurangan konsumsi bahan bakar bisa di lakukan dengan cara menambah instalasi alat pada propeller atau yang biasa disebut dengan Energy Saving Device (ESD) yang bertujuan untuk meningkatkan effisiensi propulsi. Beberapa desain ESD yang telah dikembangkan yaitu Propeller Boss Cap Fins (PBCF) dan Ducted Propeller (Kort nozzle Propeller) telah terbukti mampu membuat laju suatu kapal menjadi lebih optimal dan efektif, hingga meningkatkan gaya thrust kapal sampai beberapa persen. Dengan kedua ESD yang berbeda, disini penulis ingin menganalisa pengaruh instalasi Energy Saving Device (ESD) terhadap gaya dorong (thrust) yang di hasilkan sehingga dapat diketahui ESD dengan performa paling optimal, selain itu penulis juga ingin menganalisa perbandingan persentase gaya dorong (thrust) yang di hasilkan dengan kedua propeller yang berbeda yakni propeller type B-Series dan propeller type AU dengan bantuan paket program Computer Aided Design (CAD) serta Computational fluid Dynamics (CFD). Dalam penganalisaan yang dilakukan menggunakan software CFD ANSYS CFX 14.0 menunjukkan dari kedua model propeller yang di analisa, terjadi perubahan bentuk fluida, yang berpengaruh pula terhadap gaya dorong (thrust) yang dihasilkan. Nilai Thrust terbesar pada propeller type B-Series terjadi pada instalasi PBCF dikombinasikan dengan kort nozzle yaitu sebesar 11,50% sedangkan instalasi PBCF dikombinasikan dengan kort nozzle pada propeller type AU memperoleh thrust sebesar 41,59%.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License