BibTex Citation Data :
@article{JTM37589, author = {Alfitra Putratama and Agus Suprihanto and Yusuf Umardani}, title = {ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN PANAS TEHADAP LAJU KOROSI BAJA SKD-11 DALAM LARUTAN 3% NACL}, journal = {JURNAL TEKNIK MESIN}, volume = {9}, number = {4}, year = {2021}, keywords = {elektrokimia; korosi microgalvanik; laju korosi; perlakuan panas; SKD 11}, abstract = { Korosi adalah salah satu masalah yang menjadi perhatian saat ini karena dapat menyebabkan kerusakan logam. Baja karbon tinggi adalah salah satu jenis logam yang telah banyak digunakan di industri, Baja SKD-11 merupakan salah satu baja karbon tinggi yang digunakan sebagai baja perkakas yang sering diaplikasikan dalam industri manufaktur, diantaranya sebagai cutting, stamping tools, punching, shear blades, dies dan lain-lain. Untuk mengetahui perbedaan laju korosi dari baja SKD-11, maka dilakukan beberapa perlakuan panas pada baja tersebut dengan memberikan proses annealing, normalizing, quenching dan tempering 550°C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju korosi dari baja SKD-11 hasil dari beberapa perlakuan panas yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengujian laju korosi adalah elektrokimia, sesuai standard ASTM G59-97 (2009). Dari hasil penelitian, nilai laju korosi tertinggi pada spesimen uji tanpa perlakuan panas yaitu 0.057792, 0.06082 dan 0,069595 (mmpy). Sedangkan nilai laju korosi terendah pada spesimen perlakuan panas annealing 0.011651, 0.013038 dan 0,013795 (mmpy). Ada dua hal yang mempengaruhi laju korosi, yang pertama tegangan dalam. Bila tegangan ini tidak dihilangkan, menyebabkan timbulnya stress corrosion cracking. Yang kedua, fasa pearlite. Pearlite memiliki susunan cementite dan ferrite. Ketika terhubung elekrolit kedua fasa tersebut akan mengalami korosi microgalvanik. Karena efek microgalvanik menyebabkan spesimen uji dengan fasa perlite lebih banyak akan lebih cepat terkorosi. }, issn = {2303-1972}, pages = {597--607} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jtm/article/view/37589} }
Refworks Citation Data :
Korosi adalah salah satu masalah yang menjadi perhatian saat ini karena dapat menyebabkan kerusakan logam. Baja karbon tinggi adalah salah satu jenis logam yang telah banyak digunakan di industri, Baja SKD-11 merupakan salah satu baja karbon tinggi yang digunakan sebagai baja perkakas yang sering diaplikasikan dalam industri manufaktur, diantaranya sebagai cutting, stamping tools, punching, shear blades, dies dan lain-lain. Untuk mengetahui perbedaan laju korosi dari baja SKD-11, maka dilakukan beberapa perlakuan panas pada baja tersebut dengan memberikan proses annealing, normalizing, quenching dan tempering 550°C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju korosi dari baja SKD-11 hasil dari beberapa perlakuan panas yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam pengujian laju korosi adalah elektrokimia, sesuai standard ASTM G59-97 (2009). Dari hasil penelitian, nilai laju korosi tertinggi pada spesimen uji tanpa perlakuan panas yaitu 0.057792, 0.06082 dan 0,069595 (mmpy). Sedangkan nilai laju korosi terendah pada spesimen perlakuan panas annealing 0.011651, 0.013038 dan 0,013795 (mmpy). Ada dua hal yang mempengaruhi laju korosi, yang pertama tegangan dalam. Bila tegangan ini tidak dihilangkan, menyebabkan timbulnya stress corrosion cracking. Yang kedua, fasa pearlite. Pearlite memiliki susunan cementite dan ferrite. Ketika terhubung elekrolit kedua fasa tersebut akan mengalami korosi microgalvanik. Karena efek microgalvanik menyebabkan spesimen uji dengan fasa perlite lebih banyak akan lebih cepat terkorosi.
Last update: