BibTex Citation Data :
@article{JPGS51905, author = {Anna Dwiyanti and Neny Marlina}, title = {EKSISTENSI POLITISI TIONGHOA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2024}, journal = {Journal of Politic and Government Studies}, volume = {14}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {Eksistensi; Tionghoa; Politisi; Politik Identitas; Jaringan Aktor}, abstract = {Fenomena etnis Tionghoa berkecimpung dalam politik mengalami adanya peristiwa dan dinamika yang dirasakan oleh masyarakat etnis Tionghoa dari masa Orde Lama hingga saat ini yang menunjukkan adanya pergerakan, dengan mendobrak persepsi politik mengenai keetnisan dalam partisipasi politik. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika dan proses masyarakat etnis Tionghoa serta eksistensinya dalam politik di Kota Semarang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Politik Identitas dari Pierre Van Den Bergh dan teori Jaringan Aktor dari Michael Callon dan Bruno Latour. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, dan data yang diperoleh yakni melalui studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi dengan para politisi Tionghoa serta pengurus partai politik dan menggunakan metode purposive sampling. Selain itu penelitian ini menggunakan dokumentasi pendukung dari berbagai sumber seperti jurnal dan artikel ilmiah untuk memperkuat hasil analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena eksistensi etnis Tionghoa dalam politik di Kota Semarang telah mengalami peningkatan yang signifikan, bahwa melalui pendekatan Primordialisme, pendekatan Transaksionalisme, dan pendekatan Instrumentalisme pada teori Politik Identitas dapat dikatakan mendukung eksistensi para politisi Tionghoa untuk membangun jaringan dukungan melalui Jaringan Sosial dan Jaringan Politik yang kemudian dapat menciptakan Modal Sosial yang besar diantara sesama etnis Tionghoa dengan memanfaatkan adanya identitas dan solidaritas etnik serta menciptakan Modal Politik dengan adanya transaksi politik dengan konstituen nya untuk dapat terpilih kembali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa stigma politik mengenai politisi Tionghoa dalam politik di Kota Semarang sudah tidak menjadi isu atau polemik yang dapat dijadikan sebuah celah perpecahan dengan kondisi masyarakat yang multikultural. Sehingga hal ini juga menjadi upaya para politisi Tionghoa untuk menjaga kebertahanan aktor dan eksistensinya dalam konteks politik. Kata Kunci : Eksistensi; Tionghoa; Politisi; Politik Identitas; Jaringan Aktor}, pages = {122--135} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/51905} }
Refworks Citation Data :
Last update: