skip to main content

ANALISIS SIGNIFIKANSI MODAL SOSIAL DAN MODAL EKONOMI DALAM KETERPILIHAN KANDIDAT PEREMPUAN: KOMPARASI ANTARA KADER PDIP DAN PSI PADA PILEG 2024 (Studi Kasus di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang)

*Adisty Widyan Perwita Sari  -  S1 Ilmu Pemerintahan, Indonesia
supratiwi - -  -  S1 Ilmu Pemerintahan

Citation Format:
Abstract
Salah satu upaya untuk mendukung adanya kesetaraan gender dalam lingkup politik diwujudkan melalui adanya figur perempuan di berbagai lini pemerintahan. Pemerintah telah mengesahkan ketentuan dalam UU No. 7 Tahun 2017, yang mewajibkan adanya keterwakilan perempuan dalam daftar caleg sebanyak 30%. Akan tetapi, keterpilihan perempuan dalam kontestasi politik dikatakan cukup rendah mengingat minimnya jumlah anggota legislatif perempuan di DPRD Kota Semarang pada periode 2024-2029, yakni sebanyak 12 anggota saja. Dalam keterpilihan tersebut, terdapat dua partai yang mengalami perubahan dinamika cukup besar, yakni PDIP dan PSI. PDIP mengalami penurunan jumlah dari 5 menjadi 3 anggota, sedangkan PSI mengalami kenaikan dari 1 menjadi 3 anggota. Trifena Weyatin merupakan kandidat perempuan yang memperoleh suara terbanyak di PDIP, yakni 13.671 suara. Begitu pula dengan Melly Pangestu yang memperoleh suara terbanyak di PSI, yakni 3.531 suara. Tujuan dalam penelitian adalah untuk menganalisis penerapan modalitas, serta membuktikan bahwa modal sosial dan modal ekonomi merupakan modal-modal yang paling signifikansi dalam keterpilihan di Pemilihan Umum. Penelitian ini menggunakan Teori Modalitas oleh Bourdieu dalam (Listiani, dkk, 2013). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, serta studi dokumen. Hasil penelitian menemukan bahwa modal ekonomi dan modal sosial terbukti sebagai modal-modal yang paling signifikan terhadap keterpilihan Trifena Weyatin dan Melly Pangestu pada Pileg 2024 di Kota Semarang. Pernyataan tersebut dapat dilihat berdasarkan pernyataan dari kedua kandidat, pernyataan pendukung kandidat, serta melalui perolehan suara. Sementara itu, modal lainnya, yakni modal budaya dan modal simbolik tidak begitu signifikan karena cenderung lebih abstrak dan tidak terlihat secara langsung.
Fulltext
Keywords: Modalitas; Keterpilihan; Keterwakilan; Perempuan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.