BibTex Citation Data :
@article{JPGS41349, author = {Arinta Nuriyah and Muhammad Adnan and Nur Hidayat Sardini}, title = {Relasi Tokoh Politik dengan Pondok Pesantren Segoro Agung Kabupaten Mojokerto Jawa Timur Tahun 2018-2021}, journal = {Journal of Politic and Government Studies}, volume = {12}, number = {4}, year = {2023}, keywords = {Relasi, Keterlibatan, Motif}, abstract = {Keterlibatan Pesantren dalam dunia politik di Indonesia yang kini menjadi hal yang biasa terjadi. Eksistensi pesantren tidak sebatas berkutat sebagai lembaga pendidikan saja tetapi juga memiliki basis penting dalam dunia perpolitikan ini. Sehingga pesantren mengalami pergeseran orientasi menjadi kombinasi politik dan agama yang sangat berpengaruh bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejarah terjadinya relasi, bentuk-bentuk relasi yang dihasilkan, dan motif dari relasi antara tokoh politik dengan pondok pesantren. Maka dalam penelitian ini berusaha menganalisis fenomena relasi antara tokoh politik dengan Pondok Pesantren Segoro Agung. Penelitian ini teori vested interest yang merupakan tindakan seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dalam suatu forum. Selain itu teori pilihan rasional oleh James S. Coleman yang mengemukakan bahwa tindakan individu dalam memenfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang berusaha mengeksprolarsi lebih luas melalui observasi, wawancara, ketepatan data dan realisasi masalah yang terjadi di lapangan. Didukung dengan pengaplikasian tipe penelitian fenomenologi berusaha menganalisis suatu fenomena dengan sudut pandang tertentu untuk mendapatkan kejelasan suatu fenomena yang dialami seseorang secara langsung. Ponpes Segoro Agung yang berprinsip “Pancasila Rumah Kita Bersama” tidak menjadikan lingkungan tersebut bebas dalam muatan politis. Kehidupan ini berdampingan dengan dunia politik, terutama agama dan politik yang merupakan 2 entitas tidak terpisahkan. Kemudian bentuk dari relasi sangat beragam yaitu secara ekonomi, sosial dan agama, dan pendidikan. Kerjasama tersebut melahirkan menfaat yang berpengaruh bagi masyarakat kaitannya pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Adanya relasi tidak terlepas dari 3 motif yang menjadikan pesantren juga terlibat dalam politik langsung maupun tidak langsung. Pertama, motif teologis Kedua, motif perubahan struktural dan konstektual pesantren. Ketiga, motif ekonomi pragmatis. Upaya Pondok Pesantren Segoro Agung dalam menerapkan prinsip Pancasila justru semakin mendapat atensi dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan Sikap netral yang telah ditunjukkan tidak menjadikan sebuah pondok pesantren akan mendapatkan pengecualian dari tokoh politik dan pemerintah. Justru banyaknya tokoh politik yang datang akan semakin mendatangkan banyak manfaat baik secara politik dan agama}, pages = {294--308} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/41349} }
Refworks Citation Data :
Last update: