BibTex Citation Data :
@article{JPGS40729, author = {Rahma Hanifah and Kushandajani -}, title = {PEMAKNAAN SOSIAL BUDAYA KAWASAN GEOPARK SEBAGAI KAWASAN WISATA BERKELANJUTAN BAGI MASYARAKAT LOKAL}, journal = {Journal of Politic and Government Studies}, volume = {12}, number = {4}, year = {2023}, keywords = {Sosial Budaya, Local Wisdom, Pariwisata Berkelanjutan}, abstract = {Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kawasan Wisata Lembah Harau. Di Kawasan ini terdapat nagari yang bersinggungan langsung dengan sektor pariwisata tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu terjadi banyak perubahan akibat pembangunan pariwisata berkelanjutan di wilayah tersebut. Salah satunya di aspek sosial budaya masyarakatnya terjadi beberapa pergeseran yang tentunya ini akan berdampak kepada local wisdom yang telah dijaga oleh masyarakatnya sebagai warisan dari nenek moyang. Serta dari adanya hal ini menimbulkan hubungan sosial dan fenomena yang saling berkaitan. Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: (1) Bagaimana masyarakat lokal secara sosial budaya memaknai Kawasan Geopark Lembah Harau sebagai daerah wisata? (2) Bagaimana masyarakat lokal mempertahankan lokal wisdom di dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kawasan Lembah Harau?. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: (1) untuk menjelaskan pemaknaan sosial budaya Kawasan Lembah Harau sebagai daerah wisata bagi masyarakat lokal, (2) untuk menganalisis bagaimana upaya masyarakat dan pihak yang terlibat dalam mempertahankan local wisdom di dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kawasan Wisata Lembah Harau. Penulisan dalam hasil penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang berlokasikan di Nagari Tarantang. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi pada Kawasan Wisata Lembah Harau. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini yakni: (1) terkait dengan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah dan alam takambang jadi guru menjadi filsafat yang digunakan dalam aspek sosial budaya seperti tradisi, norma, nilai, dan kebiasaan masih dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti penggunaan filosofi untuk pedoman bermasyarakat, (2) terjadinya perubahan sikap masyarakat dan munculnya permasalahan sosial lingkungan (sampah dan pungli), (3) rata-rata masyarakatnya sudah melek hukum dan sadar bahwa wilayah mereka merupakan kawasan wisata, (4) meskipun masyarakatnya sudah melek hukum tetapi belum adanya aturan hukum, aturan adat, dan sanksi tegas terhadap permasalahan yang timbul tadi, (5) mengenai fasilitas publik di Nagari Tarantang sudah terpenuhi tetapi untuk fasilitas penunjang pariwisata masih belum, (6) upaya dalam mempertahankan local wisdom dimulai dari masyarakatnya dan tokoh adat sebagai pihak yang bertanggungjawab atas adat tersebut, (7) upaya yang dilakukan berupa promosi budaya, partisipasi masyarakat dalam event budaya, regenerasi kepada anak cucu, pelaksanaan tradisi di setiap tahun, dan memasukkan kurikulum muatan lokal Budaya Adat Minangkabau (BAM) pada tingkatan sekolah dasar}, pages = {85--99} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/40729} }
Refworks Citation Data :
Last update: