slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
STRATEGI MOBILISASI DUKUNGAN TIKUS PITHI HANATA BARIS DALAM PENCALONAN PASANGAN CALON PESEORANGAN BAGYO–SUPARDJO DI PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2020 | Sukmawati | Journal of Politic and Government Studies skip to main content

STRATEGI MOBILISASI DUKUNGAN TIKUS PITHI HANATA BARIS DALAM PENCALONAN PASANGAN CALON PESEORANGAN BAGYO–SUPARDJO DI PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2020

*Nadia - Sukmawati  -  S1 Ilmu Pemerintahan, Indonesia
Fitriyah - -  -  S1 Ilmu Pemerintahan, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Bagyo-Supardjo dinyatakan sebagai calon kepala daerah yang lolos jalur peseorangan dalam pilkada serentak di Jawa Tengah 2020 dan calon kepala daerah jalur peseorangan pertama di Kota Surakarta setelah berhasil mengumpulkan 38.831 dukungan KTP sebagai syarat administrasi. Keberhasilan tersebut menunjukan pasangan tersebut memiliki masa pendukung yang berasal dari organisasi Tikus Pithi Hanata Baris. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi organisasi Tikus Pithi Hanata Baris dalam mendapatkan dukungan pemilih dalam pencalonan maupun mendapatkan dukungan suara pada Pilkada Kota Surakarta tahun 2020 dan menganalisis praktik jaringan Tikus Pithi Hanata Baris dalam mobilisasi dukungan pemilih pasangan Bagyo-Supardjo, dengan menggunakan teori strategi mobilisasi elektoral, calon independen dalam pemilihan kepala daerah, jaringan sosial, dan kelompok kepentingan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam dan mengumpulkan dokumen terkait penelitian. Peran jaringan Tikus Pithi Hanata Baris menjadi kekuatan dalam keberhasilan pencalonan Bagyo-Supardjo sebagai pasangan calon melalui jalur peseorangan. BagyoSupardjo menggunakan metode sekasur, sedapur, dan sesumur dalam melakukan mobilisasi dukungan administrasi KTP sebagai syarat pencalonan dan menggunakan metode door to door dalam melakukan mobilisasi dukungan suara di TPS. Selisih dukungan yang diperoleh disebabkan adanya masyarakat yang menolak memberikan dukungan KTP namun menolak form (Model B.1.2.KWK-Peseorangan), strategi mobilisasi suara yang dilakukan hanya berfokus pada push marketing yakni secara door to door, selain itu Bagyo-Supardjo juga kalah dalam modal ekonomi, sosial, dan budaya
Fulltext View|Download
Keywords: Calon peseorangan, Kelompok Kepentingan, Strategi Mobilisasi, Peran Jaringan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.