BibTex Citation Data :
@article{JO4711, author = {Muhammad Agus Masrukhin and Denny Sugianto and Alfi Satriadi}, title = {STUDI BATIMETRI DAN MORFOLOGI DASAR LAUT DALAM PENENTUAN JALUR PELETAKAN PIPA BAWAH LAUT (Perairan Larangan-Maribaya, Kabupaten Tegal)}, journal = {Journal of Oceanography}, volume = {3}, number = {1}, year = {2014}, keywords = {Batimetri, Morfologi dasar laut, Jalur peletakan pipa bawah laut.}, abstract = { Abstrak Batimetri ( bathimetry ) dapat diartikan sebagai pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Informasi kedalaman laut (batimetri) di suatu perairan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemanfaatan ruang di wilayah pantai. Depot Pertamina yang semula bertempat di Jl. Menteri Supeno, Kota Tegal akan direlokasi ke Desa Munjungangung, Kabupaten Tegal, dengan demikin Perairan Larangan-Maribaya, Kabupaten Tegal akan menjadi tempat dilaluinya pipa bawah laut. Pipa bawah laut yang dimaksud adalah pipa penyalur minyak yang digunakan sebagai media penyalur minyak dari kapal tanker ( tank ship ) ke depot. Depot minyak ( oil depot) yaitu sebuah tempat penyimpanan hasil-hasil minyak sebelum kemudian didistribusikan kepada konsumen atau ke tempat penyimpanan selanjutnya. Kedalaman 12 meter dipilih sebagai kedalaman single point moornig (SPM). Single point mooring merupakan titik tambat kapal pada saat kapal berhenti di lautan untuk melakukan keperluan tertentu, dalam hal ini yaitu proses menyalurkan minyak dari kapal tanker ke depot melalui pipa penyalur. Hal tersebut mengharuskan tersedianya informasi kedalaman laut (batimetri) di Perairan Larangan-Maribaya yang akan menjadi lokasi peletakan pipa. Informasi morfologi dasar laut di lokasi rencana peletakan pipa juga diperlukan untuk membantu menganalisis resiko yang dapat terjadi terhadap pipa, dan sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan peletakan pipa selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman (batimetri) dan morfologi dasar laut ( seabed characterist i cs ) yang selanjutnya digunakan untuk menentukan jalur peletakan pipa bawah laut di Perairan Larangan-Maribaya, Kabupaten Tegal. Pengukuran kedalaman laut (survei batimetri) dilakukan menggunakan single beam echosounder pada tangal 20 dan 21 Mei 2013, pengambilan sedimen dasar laut menggunakan grab sampler dilakukan pada tanggal 22 dan 23 Mei 2013, pengukuran kemiringan pantai menggunakan selang waterpass pada tanggal 24 Mei 2013 dan pengukuran pasang surut air laut menggunakan palem pasang surut pada tanggal 20-22 Mei 2013. Data hasil pengukuran di lokasi penelitian selanjutnya dianalisis dan diolah menggunakan bantuan perangkat lunak Surfer 11, ArcGIS 10.1, dan Global Mapper 13, sehingga mendapatkan informasi kedalaman laut (batimetri) dan morfologi dasar laut di Perairan Larangan-Maribaya. Hasil penelitian menunjukkan kedalaman perairan lokasi penelitian berkisar antara 1,09-13,78 meter. Morfologi permukaan dasar laut lokasi penelitian relatif rata (tidak bergelombang dan tidak terdapat cekunagan-cekungan) dengan kemiringan yang sangat landai yaitu 1,35 o , dan memiliki sedimen dasar laut yang didominasi oleh jenis silt di bagian perairan. Jalur pipa terbaik yang dipilih yaitu jalur yang memiliki jarak terpendek dari lokasi depot hingga single point mooring (kedalaman 12 meter). Jalur 2 sebagi jalur peletakan pipa bawah laut terpilih dengan jarak 5,75 km dari lokasi rencana depot Pertamina sampai single point mooring . }, pages = {94--104} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/joce/article/view/4711} }
Refworks Citation Data :
Abstrak
Batimetri (bathimetry) dapat diartikan sebagai pengukuran dan pemetaan topografi dasar laut. Informasi kedalaman laut (batimetri) di suatu perairan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pemanfaatan ruang di wilayah pantai. Depot Pertamina yang semula bertempat di Jl. Menteri Supeno, Kota Tegal akan direlokasi ke Desa Munjungangung, Kabupaten Tegal, dengan demikin Perairan Larangan-Maribaya, Kabupaten Tegal akan menjadi tempat dilaluinya pipa bawah laut. Pipa bawah laut yang dimaksud adalah pipa penyalur minyak yang digunakan sebagai media penyalur minyak dari kapal tanker (tank ship) ke depot. Depot minyak (oil depot) yaitu sebuah tempat penyimpanan hasil-hasil minyak sebelum kemudian didistribusikan kepada konsumen atau ke tempat penyimpanan selanjutnya. Kedalaman 12 meter dipilih sebagai kedalaman single point moornig (SPM). Single point mooring merupakan titik tambat kapal pada saat kapal berhenti di lautan untuk melakukan keperluan tertentu, dalam hal ini yaitu proses menyalurkan minyak dari kapal tanker ke depot melalui pipa penyalur. Hal tersebut mengharuskan tersedianya informasi kedalaman laut (batimetri) di Perairan Larangan-Maribaya yang akan menjadi lokasi peletakan pipa. Informasi morfologi dasar laut di lokasi rencana peletakan pipa juga diperlukan untuk membantu menganalisis resiko yang dapat terjadi terhadap pipa, dan sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan peletakan pipa selanjutnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman (batimetri) dan morfologi dasar laut (seabed characteristics) yang selanjutnya digunakan untuk menentukan jalur peletakan pipa bawah laut di Perairan Larangan-Maribaya, Kabupaten Tegal. Pengukuran kedalaman laut (survei batimetri) dilakukan menggunakan single beam echosounder pada tangal 20 dan 21 Mei 2013, pengambilan sedimen dasar laut menggunakan grab sampler dilakukan pada tanggal 22 dan 23 Mei 2013, pengukuran kemiringan pantai menggunakan selang waterpass pada tanggal 24 Mei 2013 dan pengukuran pasang surut air laut menggunakan palem pasang surut pada tanggal 20-22 Mei 2013. Data hasil pengukuran di lokasi penelitian selanjutnya dianalisis dan diolah menggunakan bantuan perangkat lunak Surfer 11, ArcGIS 10.1, dan Global Mapper 13, sehingga mendapatkan informasi kedalaman laut (batimetri) dan morfologi dasar laut di Perairan Larangan-Maribaya. Hasil penelitian menunjukkan kedalaman perairan lokasi penelitian berkisar antara 1,09-13,78 meter. Morfologi permukaan dasar laut lokasi penelitian relatif rata (tidak bergelombang dan tidak terdapat cekunagan-cekungan) dengan kemiringan yang sangat landai yaitu 1,35o, dan memiliki sedimen dasar laut yang didominasi oleh jenis silt di bagian perairan. Jalur pipa terbaik yang dipilih yaitu jalur yang memiliki jarak terpendek dari lokasi depot hingga single point mooring (kedalaman 12 meter). Jalur 2 sebagi jalur peletakan pipa bawah laut terpilih dengan jarak 5,75 km dari lokasi rencana depot Pertamina sampai single point mooring.
Last update: