BibTex Citation Data :
@article{JO4580, author = {Paret Sanjaka and Sugeng Widada and Indra Prasetyawan}, title = {Pemodelan Inundasi (Banjir Rob) di Pesisir Kota Semarang Dengan Menggunakan Model Hidrodinamika}, journal = {Journal of Oceanography}, volume = {2}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {pasang surut, banjir rob, pasang purnama, pasang perbani, model hidrodinamika}, abstract = { Abstrak Fenomena banjir rob yang terjadi di Semarang sudah sangat memprihatinkan, karena banjir ini tidak hanya terjadi pada daerah pesisir pantai saja tetapi sudah menggenangi wilayah pariwisata, pemukiman, maupun industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jarak dan luas genangan rob di pesisir Kota Semarang akibat kondisi pasang surut pada saat purnama dan perbani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan data sekunder, pengambilan data lapangan, dan pengolahan data. Pengambilan data lapangan dilakukan di perairan Kota Semarang yang dilaksanakan dari tanggal 5 - 20 Juli 2010 pada koordinat 6 0 52’30”- 6 0 57’30” LS dan 110 0 19’45”-110 0 27’30” BT. Pengolahan data serta proses pemodelan dilakukan di BPPT, Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa arus di daerah penelitian didominasi oleh arus pasang surut sebesar 74,3%, dimana pergerakannya condong dari arah utara ke selatan dengan kecepatan rata-rata terhadap kedalaman mencapai 0,024 m/s. Sedangkan dari hasil analisis banjir rob (inundasi), jarak terjauh terjadi di kecamatan Genuk yang mencapai 4,295 km dari garis pantai pada saat pasang purnama dan jarak terdekat terjadi di kecamatan Semarang Barat yang mencapai 488,93 m dari garis pantai pada saat pasang perbani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian didapat luas banjir maksimal terjadi di kecamatan Tugu dengan luas 3450,1 Ha pada saat pasang purnama. Sedangkan wilayah yang paling sedikit terendam terjadi di kecamatan Gayamsari dengan luas 71,228 Ha pada saat pasang perbani. Hasil verifikasi bathimetri mempunyai tingkat kebenaran sekitar 73,69%, pasut sekitar 84,87%, vektor u dan v arus lapangan sekitar 93,58 % dan model sekitar 92%. }, pages = {353--360} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/joce/article/view/4580} }
Refworks Citation Data :
Abstrak
Fenomena banjir rob yang terjadi di Semarang sudah sangat memprihatinkan, karena banjir ini tidak hanya terjadi pada daerah pesisir pantai saja tetapi sudah menggenangi wilayah pariwisata, pemukiman, maupun industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung jarak dan luas genangan rob di pesisir Kota Semarang akibat kondisi pasang surut pada saat purnama dan perbani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengumpulan data sekunder, pengambilan data lapangan, dan pengolahan data. Pengambilan data lapangan dilakukan di perairan Kota Semarang yang dilaksanakan dari tanggal 5 - 20 Juli 2010 pada koordinat 6052’30”- 6057’30” LS dan 110019’45”-110027’30” BT. Pengolahan data serta proses pemodelan dilakukan di BPPT, Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa arus di daerah penelitian didominasi oleh arus pasang surut sebesar 74,3%, dimana pergerakannya condong dari arah utara ke selatan dengan kecepatan rata-rata terhadap kedalaman mencapai 0,024 m/s. Sedangkan dari hasil analisis banjir rob (inundasi), jarak terjauh terjadi di kecamatan Genuk yang mencapai 4,295 km dari garis pantai pada saat pasang purnama dan jarak terdekat terjadi di kecamatan Semarang Barat yang mencapai 488,93 m dari garis pantai pada saat pasang perbani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian didapat luas banjir maksimal terjadi di kecamatan Tugu dengan luas 3450,1 Ha pada saat pasang purnama. Sedangkan wilayah yang paling sedikit terendam terjadi di kecamatan Gayamsari dengan luas 71,228 Ha pada saat pasang perbani.
Hasil verifikasi bathimetri mempunyai tingkat kebenaran sekitar 73,69%, pasut sekitar 84,87%, vektor u dan v arus lapangan sekitar 93,58% dan model sekitar 92%.
Last update: