BibTex Citation Data :
@article{JO4570, author = {Soca Firdaus and Siddhi Saputro and Alfi Satriadi}, title = {STUDI PENGERUKAN ALUR PELAYARAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG}, journal = {Journal of Oceanography}, volume = {2}, number = {3}, year = {2013}, keywords = {Pengerukan, Batimetri, Alur Pelayaran, Sedimen, Pelabuhan Tanjung Emas.}, abstract = { Abstrak Pelabuhan Tanjung Emas adalah pelabuhan yang terletak di Semarang Jawa Tenggah, pelabuhan ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, namun pada alur pelayarannya mengalami pendangkalan yang dapat diakibatkan oleh transport sedimen, yang dipengaruhi oleh pasang surut dan arus yang dapat mempercepat pendangkalan alur. Oleh karena itu diperlukan perawatan alur pelayaran untuk mengatasi pendangkalan yang terjadi yaitu dengan melakukan pengerukan. Untuk mengetahui pengerukan yang dilakukan maka dibutuhkan studi lebih lanjut tentang pengerukan di alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak jumlah sedimen yang dikeruk hingga didapatkan kedalaman yang diinginkan yaitu -10m LWS Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap an , pengambilan data primer dan d ata s ekunder , b erdasarkan analisa sampel sedimen didapatkan sedimen dengan jenis lumpur berkisar 60%, hal ini dapat disebabkan karena material yang dikeruk 70% didominasi oleh air dan 30% material padatan dapat bersifat suspense. H asil peta batimetri dari pemeruman untuk alur pelayaran P elabuhan T anjung E mas S emarang didapatkan data jumlah keruk sebanyak 350.000 m 3 dengan kedalaman -10 m dan lebar 100 m panjang alur 1400 m dan slope 1:2 serta perkiraan pengendapan 10%. Kedalaman maksimum pada alur pelayaran pada saat predredging sounding adalah 70 DM, saat progres sounding 50 % adalah 90 DM, dan pada saat final sounding adalah 100 DM. pengukuran disurutkan dibawah 0.00m LWS dari MSL. Berdasarkan hasil analisa pasang surut didapatkan tipe pasang condong harian tunggal hal ini yang perlu diwaspadai untuk kapal yang akan masuk ke pelabuhan dengan kapal > GT 500 karena saat surut kapal tidak dapat sandar ke pelabuhan. Untuk pola arus relatif searah menyusur pantai tidak berpengaruh pada perjalanan kapal namun kecepatan arus yang harus diwaspadai karena dapat membawa material sedimen ke pantai yang berpengaruh pada proses pendangkalan alur. }, pages = {274--279} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/joce/article/view/4570} }
Refworks Citation Data :
Abstrak
Pelabuhan Tanjung Emas adalah pelabuhan yang terletak di Semarang Jawa Tenggah, pelabuhan ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, namun pada alur pelayarannya mengalami pendangkalan yang dapat diakibatkan oleh transport sedimen, yang dipengaruhi oleh pasang surut dan arus yang dapat mempercepat pendangkalan alur. Oleh karena itu diperlukan perawatan alur pelayaran untuk mengatasi pendangkalan yang terjadi yaitu dengan melakukan pengerukan. Untuk mengetahui pengerukan yang dilakukan maka dibutuhkan studi lebih lanjut tentang pengerukan di alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak jumlah sedimen yang dikeruk hingga didapatkan kedalaman yang diinginkan yaitu -10m LWS
Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan, pengambilan data primer dan data sekunder, berdasarkan analisa sampel sedimen didapatkan sedimen dengan jenis lumpur berkisar 60%, hal ini dapat disebabkan karena material yang dikeruk 70% didominasi oleh air dan 30% material padatan dapat bersifat suspense. Hasil peta batimetri dari pemeruman untuk alur pelayaran Pelabuhan Tanjung Emas Semarang didapatkan data jumlah keruk sebanyak 350.000 m3 dengan kedalaman -10 m dan lebar 100 m panjang alur 1400 m dan slope 1:2 serta perkiraan pengendapan 10%. Kedalaman maksimum pada alur pelayaran pada saat predredging sounding adalah 70 DM, saat progres sounding 50 % adalah 90 DM, dan pada saat final sounding adalah 100 DM. pengukuran disurutkan dibawah 0.00m LWS dari MSL. Berdasarkan hasil analisa pasang surut didapatkan tipe pasang condong harian tunggal hal ini yang perlu diwaspadai untuk kapal yang akan masuk ke pelabuhan dengan kapal > GT 500 karena saat surut kapal tidak dapat sandar ke pelabuhan. Untuk pola arus relatif searah menyusur pantai tidak berpengaruh pada perjalanan kapal namun kecepatan arus yang harus diwaspadai karena dapat membawa material sedimen ke pantai yang berpengaruh pada proses pendangkalan alur.
Last update: