BibTex Citation Data :
@article{JO16138, author = {Jefri Manurung and Agus Dwi Suryoputro and Hariadi Hariadi}, title = {ANALISIS PENGARUH PASANG SURUT TERHADAP SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI SEKITAR PERAIRAN MUARA SUNGAI WULAN, KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH}, journal = {Journal of Oceanography}, volume = {6}, number = {1}, year = {2017}, keywords = {Material Padatan Tersuspensi, Muara Sungai Wulan, Pasang Surut}, abstract = { Sedimen tersuspensi yang mengalir dari hulu ke hilir menambah kandungan sedimen tersuspensi yang diterima di muara Sungai Wulan dan menyebabkan pendangkalan. Penelitian mengenai pola persebaran material padatan tersuspensi sangat perlu dilakukan , dengan mengetahui sebaran sedimen maka dapat dibuat suatu penanggulangan maupun tindakan pencegahan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pasang dan surut terhadap pola sebaran muatan padatan tersuspensi di sekitar perairan muara Sungai Wulan. Sampel air laut untuk analisis material padatan tersuspensi dilakukan mulai tanggal 10 - 19 Maret 2016 di laboratorium Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Hasil menunjukkan bahwa pada kondisi surut menuju pasang di kedalaman 0,2d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun enam sebesar 129 mg/l dan terendah pada stasiun 18 sebesar 55 mg/l. Di kedalaman 0,6d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat yaitu sebesar 154 mg/l dan terendah pada stasiun 19 sebesar 87 mg/l. Di kedalaman 0,8d, konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun satu sebesar 156 mg/l dan terendah pada stasiun 18 sebesar 72 mg/l. Sedangkan pada kondisi pasang menuju surut di kedalaman 0,2d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat sebesar 130 mg/l dan terendah pada stasiun 20 sebesar 30 mg/l. Di kedalaman 0,6d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat sebesar 130 mg/l dan terendah pada stasiun 20 sebesar 43 mg/l. Di kedalaman 0,8d, konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat sebesar 144 mg/l dan terendah pada stasiun 18 sebesar 30 mg/l. Pola sebaran sedimen tersuspensi terjadi pada musim peralihan pertama di bulan Maret, sehingga sebaran sedimen suspensi bergerak dominan dari barat ke timur. Sedimen tersuspensi bergerak dominan menuju selatan pada kondisi surut menuju pasang dan dominan menuju barat daya pada kondisi pasang menuju surut. }, pages = {68--78} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/joce/article/view/16138} }
Refworks Citation Data :
Sedimen tersuspensi yang mengalir dari hulu ke hilir menambah kandungan sedimen tersuspensi yang diterima di muara Sungai Wulan dan menyebabkan pendangkalan. Penelitian mengenai pola persebaran material padatan tersuspensi sangat perlu dilakukan, dengan mengetahui sebaran sedimen maka dapat dibuat suatu penanggulangan maupun tindakan pencegahan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pasang dan surut terhadap pola sebaran muatan padatan tersuspensi di sekitar perairan muara Sungai Wulan. Sampel air laut untuk analisis material padatan tersuspensi dilakukan mulai tanggal 10 - 19 Maret 2016 di laboratorium Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.Hasil menunjukkan bahwa pada kondisi surut menuju pasang di kedalaman 0,2d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun enam sebesar 129 mg/l dan terendah pada stasiun 18 sebesar 55 mg/l. Di kedalaman 0,6d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat yaitu sebesar 154 mg/l dan terendah pada stasiun 19 sebesar 87 mg/l. Di kedalaman 0,8d, konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun satu sebesar 156 mg/l dan terendah pada stasiun 18 sebesar 72 mg/l. Sedangkan pada kondisi pasang menuju surut di kedalaman 0,2d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat sebesar 130 mg/l dan terendah pada stasiun 20 sebesar 30 mg/l. Di kedalaman 0,6d, nilai konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat sebesar 130 mg/l dan terendah pada stasiun 20 sebesar 43 mg/l. Di kedalaman 0,8d, konsentrasi MPT tertinggi berada pada stasiun empat sebesar 144 mg/l dan terendah pada stasiun 18 sebesar 30 mg/l. Pola sebaran sedimen tersuspensi terjadi pada musim peralihan pertama di bulan Maret, sehingga sebaran sedimen suspensi bergerak dominan dari barat ke timur. Sedimen tersuspensi bergerak dominan menuju selatan pada kondisi surut menuju pasang dan dominan menuju barat daya pada kondisi pasang menuju surut.
Last update: